wtf

1.1K 130 166
                                    

Nayeon menaruh dua kopi hangat buatannya diatas meja. Melirik kearah Sana yang berdiri sambil bersidekap dada memandang murid-murid yang berlalu lalang dari dalam jendela ruangan kantor kepsek milik Nayeon

"Tzuyu tau lo datang kesini?"

Sana menoleh sebentar, kemudian menggeleng. "Tzuyu tau nya gue masuk kantor"

Nayeon manggut-manggut seraya membawa laptop ke pangkuannya. "Ngomong-ngomong San, lo ada rencana buat nikah lagi?"

"Nikah?"

"Hmm, sejauh ini lo keliatan serius sama Tzuyu. Maksud gue-- Siapa tau aja Tzuyu berhasil ngebuka pikiran lo buat ngasih Sasha keluarga yang lengkap"

Sana berbalik ikut mendudukkan tubuhnya di sofa

"dulu ataupun sekarang, yang namanya pernikahan gak pernah ada di kamus gue. And you know it"

"Hadehh" Nayeon memutar kedua bola matanya malas "terus hubungan lo sama Tzuyu mau dibawa kemana?"

"Ya gak dibawa kemana-mana. Kita bisa berhenti kalau udah sama-sama bosen" dengan santainya Sana menjawab

"Enteng banget itu mulut" kesal Nayeon

Sana mengedikkan bahunya cuek "yang penting diantara kita gada yang keberatan"

"Yakin?" Mata Nayeon terpicing "Gimana kalau ternyata diam-diam Tzuyu berharap banyak ke lo?"

"Nay, hubungan kita gak seserius itu. Lagian masadepan Tzuyu masih panjang"

"Artinya lo cuma main-main?" Nayeon bertanya tak percaya

Sana menggeleng keras "Gue cinta, cinta banget. Tapi bukan berarti gue harus seriusin dia kan?"

"Artinya lo cuma main-main" tukas Nayeon geram

"Tapi gue cinta? No, bahkan gue ngerasa gak pernah secinta ini sama orang. Gue--"

"Lo harus tau cinta gak sebecanda itu, Sana"

"Maksud lo?"

"Lo bakal ngerasain sendiri seandainya Tzuyu cepet sadar dan memilih berpaling dari lo"

Sana terkekeh kecil "sayangnya itu gak bakalan terjadi"

"Bisa aja terjadi"

"Tzuyu cuma boleh berpaling setelah kita berdua sama-sama bosen"

"Gue berharap Tzuyu bosen duluan"

"Sekali lagi gue tegesin, itu gak bakalan terjadi. Gak akan pernah"

Terdengar amat percaya diri, namun bukan tanpa alasan kenapa Sana begitu yakin sedemikian. Sana adalah orang yang memiliki ambisi tinggi terhadap apapun. Ia tidak akan pernah ragu dengan semua usaha-usahanya, termasuk usahanya dalam mempertahankan Tzuyu selama ini.

Walau tanpa ikatan resmi, Sana pastikan Tzuyu tidak akan lepas dengan mudah. Kecuali Sana sendiri yang sukarela mau melepasnya.

------

Sementara itu disisi lain

Selesai kelas pagi, Sasha tidak ikut ke kantin bersama temen genknya dan memilih untuk menyendiri. Moodnya dibuat hancur kala mengingat pertanyaan haram yang dengan kurang ajar Jihyo lontarkan padanya

sebuah pertanyaan yang bahkan sukses membuat Jeong menabok kepala Jihyo bolak-balik sampe tembus ke otak-otaknya.

"Lo kalau ngelawak pilih-pilih topik juga, anjir! yakali si Sasha suka sama Tzuyu" serang Jeong

Jihyo mengusap-usap kepalanya yang terasa sakit "Gue juga mikirnya gitu, tapi kejadian kemaren--" Jihyo menjeda ucapannya dan kembali menatap Sasha "Sha, jujur sama gue. Lo suka kan sama Tzuyu?"

BRAKK

Sasha meninju loker didepannya sebagai bentuk pelampiasan "gue? Suka sama Tzuyu?" Monolognya seraya terkekeh

Kemudian Sasha menggeleng "Najis banget gue suka sama bekasan!" elaknya mentah-mentah

Sasha membuka loker miliknya yang sengaja tidak ia kunci dan hanya tertutup rapat. Dahinya mengernyit saat mata menemukan kotak bekal dengan sticky note diatasnya

'sebelum dibuang mending dibuka dulu isinya. Kalau gak suka, lo boleh buang. Trust me, it's not poison"

Sasha benci mengakui, tapi Sasha mengenali tulisan ini. Wtf, Sasha sampe hafal cara musuhnya itu menulis? Lawak!

Sasha tidak langsung membuka ataupun membuang kotak bekal yang ntah apa isinya itu. Dia berlari mencari-cari Tzuyu, sepertinya akan menyenangkan jika Sasha melempar langsung makanan tersebut pada wajahnya yang sok cantik sebagai bentuk penolakan Sasha dalam menerima pemberiannya.

Setelah bertanya mengancam pada murid yang ia temui, langkah Sasha akhirnya tiba di perpus dan sesuai info yang didapat ternyata benar adanya bahwa Tzuyu ada disana tengah fokus membaca buku dalam keheningan.

Prekk!

Tzuyu mendongak usai dikejutkan suara benda jatoh diatas meja yang ia tempati sekarang. Syukurlah Sasha tidak sampai merealisasikan niatnya untuk melempar kotak bekal itu ke muka Tzuyu.

"Yakin isinya bukan racun?" tuntut Sasha setengah menuding "selain nyawa lo yang gak berharga, lo punya jaminan apa buat mastiin kalau pemberian murah lo ini aman?"

Mendengar penghinaan itu Tzuyu menutup mata sebentar, lalu membuka kotak bekal didepannya dengan cekatan. Tzuyu tidak terima Sasha merendahkan ketulusannya

Sejujurnya Tzuyu tidak mengharap Sasha mengetahui kalau kotak bekal ini adalah buatannya. Bahkan Tzuyu sengaja tidak menyematkan namanya kedalam sticky note yang ia tempel. Karna Tzuyu tau niat balas budinya ini tidak akan berakhir baik

Namun apa daya, bubur sudah kepalang menjadi nasi.

Sasha memperhatikan lekat pergerakan Tzuyu yang dekat didepan wajahnya.

Steak?

Didalam kotak bekal itu ternyata terdapat beberapa potongan steak yang tertata rapih, lengkap dengan garnis diatasnya.

"Nihh gue buktiin sendiri" ujar Tzuyu seraya menggigit steak buatannya

Melihat hal itu, ntah dorongan darimana. Tiba-tiba saja Sasha ikut melahap ujung steak yang hendak Tzuyu masukan kedalam mulutnya.

Mata Tzuyu auto melebar merasakan sentuhan bibir keduanya yang hilang jarak. Detik berikutnya sentuhan itu berubah menjadi sebuah lumatan lembut sebelum akhirnya Sasha memutus steak itu hingga terbelah menjadi dua

"gak terlalu buruk" komentar Sasha dan dengan watados mengambil alih kotak bekal ditangan Tzuyu

"SASHA, ANJ-"

"Stttt!" Sasha menempelkan telunjuknya tepat diatas bibir Tzuyu yang hendak memaki "jangan berisik. Sebagai gantinya gue terima pemberian lo" bisiknya santai lalu melenggang pergi meninggalkan Tzuyu

"FUCK, SASHA! AWAS AJA STEAKNYA KALAU GAK DIABISIN!"

Mendengar teriakkan itu, bibir Sasha berkedut menahan senyum. Ah anjing, kenapa ada yang seperti menggelitik perutnya.

Bangsat! Sasha gak bisa Tzuyu giniin.


Calon Mama is Mine (Tzuyu twice)Where stories live. Discover now