1 Tersesat

21.5K 589 30
                                    

Hey guys...!!!  Welcome back to my story...!!!

Buat yg udah masukin ini ke library makasih yaa...  Dan makasih juga yg udah vote di prolog. Sekarang selamat datang di chapter 1 nya. Jangan lupa vote sbelum baca yaaa...

Oke langsung aja kita mulai, hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Adifa menghela nafas melihat pembagian kelompok kelasnya yang baru saja diumumkan. Bukan. Pembagian kelompok bukan dilakukan melalui absen, melainkan melalui pengambilan nomor undian. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pembagian kelompok kali ini. Biasanya juga begitu.

Bedanya adalah teman sekelompoknya. Ya teman sekelompoknya lah yang membuat Adifa menghela nafas. Dari semua orang kenapa harus dia yang menjadi teman sekelompoknya? Belum lagi jumlah anggota kelompok hanya berdua, yang artinya Adifa hanya akan berdua dengan dia.

Sebenarnya Adifa tidak memiliki masalah apapun dengan dia, hanya saja selama ini mereka tidak pernah berinteraksi meskipun berada di kelas yang sama. Adifa hanya pernah sekali berbicara dengan dia, tapi itu saat mereka masih kelas 11 di semester awal dan pelajaran sangat awal. Itu hal yang buruk untuknya karena otaknya sama sekali tidak mau bekerja jika dengannya.

Saat ini dirinya sudah duduk di kelas 12 yang mana kejadian itu sudah berlangsung sangat lama. Selama itulah mereka tidak pernah berinteraksi kembali. Ya, bisa dibilang Adifa pernah menyimpan rasa untuknya, dan sialnya lagi sepertinya dia juga menyadari tentang itu, makanya interaksi mereka sangat canggung dan jarang. Semua itu bermula sejak mereka masih duduk di bangku SMP. Adifa yang ketahuan sedang mengamati dia langsung oleh orangnya tidak bisa menghindar dan hanya bisa balas menatapnya beberapa saat. Gara-gara itu, dia jadi tahu tentang perasaan Adifa, dan sepertinya dia juga menceritakannya pada teman-temannya. Tentu saja Adifa malu dan menghindari setiap interaksi bersamanya, dan berlangsung sampai saat ini. Bersikap seakan mereka tidak kenal, karena nyatanya dia tidak pernah sekelas dengannya.

Tapi entah kenapa mereka bertemu lagi di SMA yang sama. Menghabiskan satu tahun di kelas 10 tanpa bertemu membuat Adifa sedikitnya sudah melupakan kejadian memalukan itu. Namun ia tidak pernah menyangka kalau akhirnya mereka dipertemukan di kelas 11, di kelas yang sama. Kejadian di SMP membuat Adifa tidak punya muka untuk berinteraksi dengan dia, dan berakhir menghindarinya sebisa mungkin. Meskipun banyak sekali hal-hal yang membuat mereka berada di situasi dan tempat yang sama.

Tapi kali ini ia benar-benar gugup. Karena tugas kelompok yang hanya berisi 2 anggota harus dijalaninya bersama dia? Apa kabar interaksi mereka ke depannya?

Zayn. Itulah namanya. Seorang cowok yang menjabat sebagai ketua kelas di kelasnya yang juga memiliki semacam hubungan rumit dengan Adifa. Hanya mereka berdua yang tahu, meskipun tidak pernah saling mengkonfirmasi dan berinteraksi, tapi mereka jelas tahu kalau ada semacam hubungan rumit di antara mereka.

"Semua udah tau kan siapa kelompok masing-masing? Sekarang kita bagi spesies apa perkelompok ya." ucap Zayn selaku ketua kelas untuk memimpin undian kelompok.

Setelah membagi semua spesies tanaman yang harus diulas oleh masing-masing kelompok, mereka mulai berpencar masing-masing kelompok. Ada yang langsung bertengkar, ada yang langsung membahas dengan serius, ada yang sibuk bergosip dan ada juga yang hanya saling mengeluh karena mendapat teman sekelompok yang sama-sama tidak bisa diandalkan.

Adifa menghela napas menyadari bahwa dirinya harus menghampiri Zayn yang tampak sibuk mempersiapkan alat tulisnya di bangkunya di depan. Adifa merutuki Zayn yang bukannya mencari teman sekelompoknya malah terlihat tidak perduli itu. Seperti mengharuskan dirinya yang mendekat.

Baby Project (COMPLETED)Where stories live. Discover now