34 Melepas Rindu

4.6K 386 30
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang nungguin Zayn & Adifa???

Hehe author lagi rajin jadi up sekarang deh. Gercep ya ramaikan terus lapak ini. VOTE jangan lupa dan kasih komentar yang lucu juga selalu...

Yang mau nanya-nanya bisa dm di instgram ya, soalnya pesan wattpad udah gak bisa dipake lagi

Ambil posisi enak, hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

"Sayang," ucap Adifa sembari memberikan ciuman mesra di leher Zayn yang sedang memeluknya erat. Ia merasa begitu lega melihat sang suami sudah kembali bersamanya di rumah. Satu-satunya orang yang berasal dari dunia yang sama dengannya, melindunginya dan begitu mencintainya.

Tak berbeda jauh dengan Adifa, Zayn saat ini bahkan sudah menitikkan air mata karena begitu merindukan sang istri yang sudah terpisah beberapa hari dengannya. Ia tidak pernah berpisah dari Adifa lebih lama dari beberapa jam selama ini. Ketika berpisah selama beberapa hari tentu membuatnya sampai terguncang.

"Kangen banget sama kamu," lirih Zayn sambil berjalan pelan membawa tubuh Adifa bersamanya hingga sampai pada dipan mereka.

Perlahan Zayn meletakkan tubuh Adifa di atas kasur, lalu ikut merebahkan dirinya bersama sang istri sambil tetap mendekap tubuhnya lembut. Dikecupnya kening, hidung, mata dan bibir sang istri, menyalurkan rasa rindu tak terbendung.

"Sayang kok kamu lama? Katanya cuma 2 hari," tanya Adifa saat mereka sudah berada di atas ranjang.

"Perjalanan pake kereta kuda apa yang kamu harapin Yang? Kabupatennya nggak sedeket itu, terus ada juga beberapa kendala di jalan," jawab Zayn terlihat menyesal.

"Tapi kamu nggak papa kan?" tanya Adifa khawatir begitu mendengar ada kendala.

"Nggak papa. Maafin aku ya," jawab Zayn lirih.

"Kok minta maaf?" Adifa menangkup wajah sang suami dengan lembut.

"Soalnya aku udah janji pergi 2 hari, tapi ternyata nggak sesuai," jawab Zayn lirih.

Adifa tersenyum mendengar ucapan Zayn. Untuk hal sekecil ini saja pria itu meminta maaf padanya. Betapa tulus dan manisnya suaminya ini.

"Nggak papa Sayang, namanya juga perjalanan. Siapa yang bisa nebak bakal ada apa di jalan kan? Orang nggak pernah tau kalo ternyata ban motornya bocor di jalan, atau mogok di tengah jalan. Sama kayak kamu, kita nggak tau kalo ada kendala-kendala di jalan kan," ucap Adifa dengan wajah lembutnya.

"Kamu nggak marah?" tanya Zayn.

"Kenapa harus marah? Kamu udah pulang dengan selamat aja aku udah seneng banget," ujar Adifa.

"Aku takut kamu mikir yang aneh-aneh. Soalnya nggak ada HP yang bisa buat ngabarin kamu," ucap Zayn jujur.

"Aku udah tau seberapa tulus kamu sama aku Zayn. Aku percaya sama kamu," balas Adifa tenang.

Zayn menatap istrinya dengan pandangan tertegun. Apa istrinya bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan? Kalau Adifa percaya padanya?

"Kamu beneran percaya sama aku?" tanya Zayn dengan mata berkaca-kaca.

"Always. Kamu nggak percaya sama aku?" jawab Adifa sambil balik bertanya.

"I do, aku cinta sama kamu Difa," ujar Zayn lirih sambil memeluk istrinya dengan lembut.

Adifa membiarkan suaminya memeluk tubuhnya lebih erat. Dapat ia rasakan napas Zayn yang perlahan-lahan teratur tepat di lehernya, karena Zayn meletakkan kepalanya menempel dengan lehernya.

"Sekarang kamu istirahat dulu ya Sayang, nanti aku bangunin buat makan," ucap Adifa lembut sambil mencium kening Zayn.

"Jangan pergi kemana-mana," pinta Zayn.

"Aku di sini sama kamu," jawab Adifa terkekeh gemas mendengar permintaan suaminya. Zayn benar-benar menggemaskan kalau sudah manja seperti ini.

***

"Yang?" panggil Zayn yang sudah terbangun tapi tidak mendapati Adifa di sampingnya. Ia segera beranjak dan mencari dimana keberadaan sang istri.

"Difa? Kamu dimana Sayang?" panggil Zayn lagi yang tidak mendapati sahutan dari istrinya. Ia semakin panik dan sampai berlari mencari dimana keberadaan Adifa.

Pandangan Zayn langsung berubah sayu ketika melihat Adifa sudah berada di ruang tamu dengan banyak barang bawaan yang tadi ia bawa. Segera ia dekati istrinya dan memeluk dari samping.

"Hiks.." sebuah isakan lolos dari bibir Zayn ketika sudah berada dalam pelukan sang istri.

"Zayn? Kok udah bangun sih? Nangis lagi, kenapa? Kamu mimpi buruk ya?" tanya Adifa yang kaget mendapati suaminya sudah memeluknya dan menangis di sana.

Adifa terlalu terpesona dengan barang bawaan Zayn. Suaminya membawa pulang perhiasan yang terlihat begitu mahal di matanya. Belum lagi banyak kain-kain sutera yang begitu mewah di sana. Ia sampai tidak sadar saat Zayn memanggilnya sejak tadi.

Tidak mendapati adanya jawaban dari sang suami membuat Adifa pun beralih memeluk Zayn. Mendekap tubuh sang suami yang sudah bergetar menangis di pelukannya.

"Kenapa Sayang? Sakit? Apa yang sakit? Coba bilang dulu," pinta Adifa berusaha membujuk sang suami agar mau berbicara kepadanya.

"Aku kira kamu pergi," lirih Zayn di sela-sela tangisannya.

[Sebagian part telah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Silakan baca eBook yang tersedia di Google Play untuk membaca keseluruhan cerita. Link eBook tersedia di bio profil author]

Baby Project (COMPLETED)Where stories live. Discover now