24 Adifa vs Maharani

6.5K 401 191
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Special update siang-siang ni guys! Nemenin ngabuburit kalian yg lgi pada nunggu buka puasa. Jangan lupa VOTE dan komennya yang banyak yaa. 100 komen guys. Karna kalo sampe, nanti malam author bakal update spesial part epic paling panjang di Baby Project.

Mau gakk?? Kalo mau ayok VOTE sekarang juga dan komennya tuntasin sampe 100 ya 😉

Langsung aja kita baca, hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Zayn bukan tipe lelaki yang akan memberikan tatapan jijik atau merendahkan jika dia tau ada perempuan yang menyukainya. Ia cenderung ke cuek dan tidak memperdulikan hal itu. Tapi masalahnya dengan Maharani berbeda. Sebelumnya ia tidak memiliki masalah apapun dengan putri pak Gana itu, menganggapnya sebagai putri tetua yang harus dihargai, hanya sebatas itu.

Tapi entah kenapa tiba-tiba Maharani jadi berbeda. Gadis itu merubah sikap dan penampilannya terhadap Zayn. Pakaian yang biasanya sopan kini entah kemana menyisakan kain yang terlalu pendek untuk menutupi lekuk tubuhnya yang tidak bisa dibilang besar. Tidak hanya itu, harum tubuhnya juga jadi sangat menyengat campuran melati dan pandan yang membuat Zayn merinding sendiri. Jangan lupakan suara gadis itu yang berubah semakin halus dan pelan mengingatkan Zayn akan sosok makhluk halus.

Hal itulah yang membuat Zayn tidak betah dan ingin segera kembali ke pelukan sang istri tercinta sampai meminta izin kepada pak Gana. Ia juga tidak mengerti dengan reaksi tubuhnya yang mendadak mual dan pusing melihat Maharani yang memperlihatkan sebagian besar tubuhnya yang terbuka. Zayn rasa ia tidak bisa bertemu dengan Maharani untuk sementara waktu, atau mungkin seterusnya.

Bahkan saat ini saja hanya mengingat putri tetua kampung itu sudah bisa membuat perut Zayn bergejolak dan memuntahkan kue yang tadi ia santap bersama sang istri. Rasanya benar-benar tidak menyenangkan.

"Yang," keluh Zayn dengan lirih.

"Gimana perutnya? Masih mual? Mau muntah lagi?" tanya Adifa khawatir sembari memijat tengkuk Zayn.

Zayn menggeleng lemah mendengar pertanyaan Adifa. Ia beralih memeluk paha sang istri yang berdiri di belakangnya. Saat ini posisi Zayn sedang berjongkok di tempat mandi mereka mengeluarkan muntahan yang menguras tenaganya.

"Yaudah sekarang kumur-kumur dulu, abis itu kita masuk kamar," ucap Adifa membantu memberikan air untuk Zayn.

Adifa mengurus Zayn yang tampak sangat tersiksa dengan phobianya. Adifa akan menyebut hal yang dialami Zayn sebagai phobia terhadap Maharani agar Zayn tidak perlu bertemu gadis tidak tau diri itu lagi setelah ini. Setelah memastikan bibir Zayn sudah bersih ia segera menggiring suaminya untuk masuk ke dalam rumah.

"Minum dulu," ujar Adifa menyodorkan segelas air untuk Zayn.

"Udah nggak usah diinget lagi, kamu emang nggak bisa mikirin cewek lain Yang, nggak usah dipaksa," ujar Adifa mengelus lengan Zayn yang sedang minum dengan pelan.

Memangnya siapa yang memaksa Zayn untuk kembali mengingat Maharani kalau bukan Adifa? Apa gadis itu lupa siapa yang terus bertanya kepada Zayn? Zayn yang notabene sangat bucin kepada istrinya tentu tidak bisa menolak keinginan Adifa. Alhasil jadilah seperti sekarang.

"Sekarang kamu baru percaya," keluh Zayn setelah menghabiskan air minum yang diberikan Adifa.

"Hehe aku udah percaya kok. Sekarang kita tidur sore aja yuk. Kamu lemes banget kayaknya abis muntah," ujar Adifa menggiring suaminya ke kamar mereka untuk segera beristirahat.

Baby Project (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang