33 Family

3.9K 370 31
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Special Double up nih. Yayyy!!!

Jangan lupa VOTE nya sekarang juga ya. Siapkan posisi enaknya dan kasih komentar lucu juga kalo bisa

Oke hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah menginjak 3 bulan setelah insiden memalukan yang dilakukan oleh Maharani. Kini kandungan Adifa sudah menginjak usia 7 bulan. Banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka, terkhusus di bidang ekonomi.

Semenjak Zayn memulai bisnisnya di bidang makanan, para warga kampung juga ikut terbantu ekonominya. Zayn mengambil hasil panen para warga dan menjadikannya sebagai bahan baku. Selain itu pemuda tampan itu juga mendirikan sebuah pabrik sederhana untuk membuat kecap manis. Tak lupa ia merekrut beberapa pemuda kampung yang belum memiliki pekerjaan.

Hasil produksi kecap manis pun tidak hanya dijual di dalam kampung saja melainkan ke kampung-kampung lain, bahkan sampai ke kadipaten. Hal itu membuat Zayn berpikir semakin jauh untuk membuat sistem eskpor impor kalau diperlukan. Positifnya semua warga kampung tidak ada yang mengalami kelaparan karena Zayn berhasil mensejahterakan kampung pak Gana. Pak Gana tentu saja mendukung penuh usaha yang dilakukan oleh Zayn. Dia ikut turun tangan untuk mencari bakat-bakat muda yang memiliki potensi untuk berkembang ke depannya.

Namun di atas semua yang telah ia lakukan tentu saja ada prioritas lain untuk Zayn. Apalagi kalau bukan menjaga dan melindungi istrinya yang tengah hamil. Memiliki istri di dunia seperti ini sekaligus fakta kalau dirinya akan segera menjadi ayah membuat pola pikir Zayn semakin berkembang. Pemuda itu dituntut untuk benar-benar menjadi dewasa di luar usia aslinya.

"Sayang, bekalnya aku pisah di 3 tempat. Nasinya ada 2 buat dua kali makan, lauknya aku gabungin di satu tempat biar nggak ribet. Pokoknya kalo udah waktunya makan harus berhenti, nggak boleh ngeyel," ujar Adifa yang meletakkan sekeranjang bekal untuk Zayn.

Zayn yang sedang bersiap-siap pun menatap Adifa dengan pandangan sendu. Ia akan melakukan perjalanan selama 2 hari untuk melihat kondisi pasar di kadipaten, tapi ia tidak rela untuk berpisah dengan Adifa. Sementara ia juga tidak mungkin membawa Adifa bersamanya.

"Kok malah bengong sih?" tanya Adifa heran.

"Yang, aku nggak usah pergi aja lah," ujar Zayn lirih membuat Adifa segera menghampiri sang suami.

"Kok gitu sih ngomongnya? Kemaren yang semangat mau bangun kampung ini jadi maju siapa?" tanya Adifa lembut sembari membelai pipi Zayn.

"Tapi aku nggak mau pisah sama kamu," ujar Zayn lirih.

"Yang bilang kamu bakal pisah sama aku tu siapa? Aku kan di sini nggak kemana-mana," balas Adifa dengan senyuman lembutnya.

"Tetep aja kamu bakal sendiri di sini, nanti kalo ada apa-apa gimana?" bantah Zayn lagi.

"Siapa bilang aku bakal sendiri? Ada Nek Darmi di sini, ada Pak Catur juga sama Bibi Laksmi. Tabib Luo juga ada di sini," ucap Adifa lagi berusaha menenangkan.

"Terus kalo Dedek Bayi nanti kangen pengen dijenguk gimana?" tanya Zayn lagi memelas.

"Ishh, itu sih maunya kamu," kekeh Adifa mendengar pertanyaan konyol suaminya.

"Yang," rengek Zayn sambil membawa tubuh istrinya ke dalam pelukannya. Ia benar-benar tidak ingin berpisah dari Adifa barang sedetikpun.

"Papa jangan cengeng dong, Dedek Bayi aja kuat loh," bujuk Adifa.

Baby Project (COMPLETED)Where stories live. Discover now