30 Firasat Buruk

5.3K 325 35
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Surprise..!! Double up!!!

Ada yang masih stayy?

Sesuai janji author kalo bakal ada double up setelah komen mau. Tapi tdi author kelupaan karna nonton film 😂 jadi baru update sekarang deh.

Oke kali ini bakalan epik banget, kalian wajib pasang posisi nyaman. Siapkan mental juga. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Hari ini Zayn mendatangi rumah Nenek Darmi untuk mulai melihat peluang bisnis ke depannya. Ia melihat ada tanaman kedelai si wanita tua itu tumbuh subur dan cukup lebat. Hanya saja lahan milik Nenek Darmi tidak luas. Mungkin hanya ada sekitar 6 petak besar saja. Wajar karena yang mengelola lahan ini hanyalah seorang wanita tua yang tidak lagi bugar untuk berkebun.

"Kedelainya mulai bisa dipanen kira-kira 10 hari lagi Nak," ucap Nek Darmi yang menemani Zayn berkeliling kebunnya.

Zayn mengangguk-anggukkan kepalanya dan memeriksa beberapa polong kedelai yang sudah mulai menguning. Sepertinya hasilnya akan bagus. Memang keahlian bertani masyarakat zaman dulu tidak perlu diragukan lagi. Zayn pun mengajak Nenek Darmi untuk beristirahat di pondok dekat rumah karena cuaca memang cukup terik.

"Diminum Kang," ucap seorang anak lelaki yang kira-kira berusia 10 tahun meletakkan 2 gelas beserta kendi berisi air untuk Zayn dan sang nenek.

"Ah terimakasih Mulya," ucap Zayn yang memang mengenal anak lelaki itu.

"Sama-sama. Nek, Mulya pergi main dulu ya," pamit anak lelaki bernama Mulya tadi menyalami neneknya.

"Iya, hati-hati mainnya Nang, jangan jauh-jauh ke hutan," ujar Nek Darmi memperingati.

"Iya Nek," balas Mulya sebelum beralih menyalami Zayn dan segera pergi meninggalkan rumahnya.

Zayn tersenyum melihat Mulya yang berlari menjauhi rumahnya untuk pergi bermain. Anak yang bahkan baru berusia mungkin sekitar 10 tahun sudah memiliki tata krama yang begitu bagus. Sebagai contoh membawakannya minuman, dan menyaliminya seperti yang dilakukan barusan oleh Mulya. Zayn jadi berpikir mengenai apa yang akan ia lakukan kepada anaknya kelak? Dapatkah ia membuat anaknya memiliki sifat dan etika yang bagus?

"Nak Zayn, kenapa melamun?" tegur Nek Darmi yang melihat Zayn sedari tadi melamun.

"Ah maaf Nek. Saya hanya sedang kagum kepada cucu Nenek. Di usianya yang masih belia dia sudah begitu santun," ucap Zayn jujur.

"Jadi begitu. Saya hanya tidak ingin membuat cucu saya memiliki banyak musuh. Dia sangat tidak beruntung karena kedua orang tuanya sudah tiada. Jadi saya ingin anak malang itu tumbuh memiliki banyak teman agar hidupnya lebih baik," ujar Nek Darmi sendu.

"Saya yakin dengan perangai sebaik itu, Mulya akan memiliki hidup tenang ke depannya Nek," ujar Zayn menenangkan sang wanita tua.

"Terimakasih Nak Zayn," ucap Nek Darmi tulus.

"Nek, sebenarnya kedatangan saya ke sini selain untuk melihat kebun kedelai, saya juga ingin memberikan penawaran kepada Nenek," ujar Zayn membuka topik diskusi.

"Penawaran apa itu Nak?" tanya Nek Darmi penasaran.

Zayn pun mulai menjelaskan apa yang ingin ia sampaikan kepada Nek Darmi. Tentang penawarannya untuk mengambil hasil kedelai milik Nenek secara berkelanjutan. Tentu saja menjelaskan apa saja keuntungan yang didapatkan sang nenek jika menyetujui penawaran ini.

Baby Project (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang