10 Only You

14.2K 496 67
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Ada yang nungguin Zayn dan Adifa?

Atau ada yang penasaran abis nungguin kelanjutan Kaivan dan Mega? Atau Dom dan Krystal?

Sabar ya guys. Buat yg 2 itu, Author akan up kalo kalian udah ribut minta up. Sbenernya targetnya di 300 votes tapi seperti biasa banyak pembaca yg pelit vote, pembaca udah seribu, votes gak sampe 300 huhu.

Okelah, daripada mikirin votes yang bikin nyesek, mending kita baca dulu kelanjutan kisah Zayn dan Adifa yang udah mulai bucin ini. Hehe

Hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Zayn terbangun dari tidurnya. Ia menemukan Adifa yang masih terlelap dalam pelukannya.

Sebuah senyum kecil terbit di bibir Zayn. Melihat istri mungilnya yang tidur menempel dalam dekapannya membuat perasaan damai hinggap di benaknya.

Tak pernah Zayn bayangkan akan berada dalam situasi seperti ini bersama gadis yang sudah mencuri hatinya sejak masih di bangku SMP. Gadis yang dengan berani menatap langsung ke matanya, mengunci pandangannya selama beberapa detik. Menghantarkan aliran listrik yang menyengat di sekujur tubuhnya.

Di balik sikap dinginnya, Adifa tidak pernah tau betapa Zayn sangat mendambakan gadis itu. Perasaan Zayn yang terlalu meletup-letup jika berhadapan langsung dengan Adifa membuatnya memutuskan untuk menjaga jarak dari sang pujaan hati.

Mungkin Adifa berpikir jika Zayn sengaja melakukan itu untuk mengucilkannya, tidak memperhitungkan keberadaan gadis itu yang satu kelas dengannya.

Namun Zayn sama sekali tidak berniat melakukan itu. Dia menjaga jarak dari Adifa karena setiap berdekatan dengannya, Zayn akan kehilangan fokus, jantung yang berdebar di luar kendali membuatnya tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Sedikit banyak Zayn bersyukur atas apa yang menimpanya saat ini karena ia bisa berinteraksi penuh dengan Adifa. Ia bisa mengekspresikan perasaannya tanpa terhalang batasan dan gengsi.

Zayn mengecup kening Adifa dengan lembut. Ia kembali menatap wajah tenang Adifa yang tidak tampak terganggu sama sekali. Ya, ia sudah mengetahui kebiasaan Adifa yang jika sudah tidur tidak akan mudah terganggu dengan keadaan di sekitarnya.

Gadis itu persis sama dengan putri tidur. Apalagi mengingat kegiatan malam merek yang sudah pasti sangat melelahkan untuk gadis lembut seperti Adifa. Adifa bukan tipe gadis yang kuat dan dominan.

Seakan tidak cukup dengan kecupan kecilnya, Zayn kembali menciumi wajah Adifa. Di bawah mata, hidung, pipi, bibir, dagu sampai rahang. Pria itu begitu menikmati kegiatannya mencumbu istri tercinta.

"Bisa-bisanya kamu nggak bangun Dif." kekeh Zayn setelah banyak memberikan ciuman untuk Adifa.

"Putri tidur aja abis dicium bangun. Aku harus ngapain buat ngebanunin kamu hm?" gumam Zayn lagi yang masih tidak melihat tanda-tanda pergerakan dari Adifa.

Betapa gemasnya Zayn melihat tingkah istrinya. Ia kembali mendekap tubuh mungil Adifa dan mengecupi bahu mulus yang kini sudah dihiasi bercak-bercak merah keunguan.

"My Difa." gumam Zayn tersenyum cerah.

***

Hari sudah beranjak siang ketika  Adifa bangun. Gadis itu menatap sekeliling dan tidak menemukan Zayn dimanapun. Dilihat dari terangnya suasana sudah dipastikan hari sudah siang. Zayn pasti sudah pergi bekerja. Entah apa yang akan dilakukan Zayn hari ini.

Baby Project (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang