[02]

16.9K 1.8K 186
                                    

“Apa? Meng-mengandung?” Tanya Jaemin yang di angguki oleh Jeno.

“A-aku tidak mau!” sahut Jaemin memalingkan wajahnya malu.

“Aku akan menanggung biaya rumah sakit ayahmu sampai sembuh, aku juga akan menanggung biaya hidupmu termasuk pendidikan, makan, dan lainnya, serta juga biaya selama kau mengandung hingga melahirkan, kau yakin tidak mau?” Tanya Jeno.

“Dari pada kau menjual tubuhmu pada pria hidung belang, aku bahkan tidak akan menyentuhmu. Aku juga tidak mau melakukan hubungan seperti itu selain dengan suamiku. Aku hanya minta kau mengandung. Bukankah penawaranku lebih menguntungkan?” Bujuk pria itu lagi membuat Jaemin kian bingung.

Penawaran Jeno lebih baik dari apa pun, dia hanya di minta mengandung, bahkan Jeno tidak meminta tubuhnya, dan pria itu menjanjikan sesuatu yang luar biasa. Tapi mengandung?

“Ke-kenapa aku harus mengandung anak, Tuan?” Tanya Jaemin.

Dia sedang mencari jawaban, apakah dia bisa menerima penawaran Jeno.

“Suamiku di vonis hanya lima persen kemungkinan dia bisa mengandung. Kami sudah menikah tiga tahun, dan sebagai anak tunggal, tentunya, aku perlu penerus dan keluargaku juga ingin ada yang meneruskan bisnis keluarga kami.” Ujar Jeno.

“Jadi aku dan suamiku sepakat menggunakan Papa pengganti. Dan kebetulan aku mendengar kau butuh uang. Aku rasa, ini suatu kebetulan.” Lanjut Jeno.

Jaemin kian bimbang dengan penawaran pria itu, Jeno menawarkan banyak keuntungan, bahkan sampai menanggung biaya hidupnya. Yang artinya, mungkin dia tidak perlu kerja paruh waktu dan tidak lagi pusing memikirkan biaya kuliahnya.

Di pikir bagaimana pun penawaran Jeno sangat menguntungkan. Tapi jika mengandung, berat rasanya. Bagaimana dengan kuliahnya? Lalu, bagaimana hidupnya setelah melahirkan anak dari Jeno?

“Kau butuh waktu?” Tanya Jeno melihat raut wajah kebingungan pria itu.

Jeno menghela nafas lalu mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan kartu namanya. Jaemin dengan ragu-ragu menerimanya.

“Hubungi aku jika kau siap.” Ucap Jeno.

Pria itu tak lagi mengatakan apa-apa. Dia rasa, penjelasannya sudah sangat jelas, sehingga Jaemin tak mungkin tak mengerti. Jadi Jeno beranjak dari sana, sekaligus memberikan Jaemin ruang.

Jaemin menghela nafas berat selepas kepergian Jeno, dia dudukkan kembali tubuhnya pada kursi taman. Mengapa ia jadi lebih bingung dari sebelumnya?

Mana yang harus dia ambil, menjual tubuhnya hanya untuk 200juta, atau menerima tawaran Jeno yang menanggung hidupnya bahkan kemungkinan hingga satu tahun ke depan. Tapi, mengandung tentu memberi risiko dan dampak yang besar. Bagaimana orang-orang serta Ayahnya memandang dia nanti?

Jaemin mengusap wajahnya dengan lagi-lagi mengembuskan nafas berat. Dia pandangi kartu nama Jeno dan membacanya dengan teliti. Matanya membulat dan dia menganga saat melihat nama perusahaan Jeno.

“Hyangi Motor? Dia? Dia pemilik perusahaan mobil itu?” Pekik Jaemin seraya menoleh ke sekitar.

Sekarang, Jaemin tak merasa heran jika Jeno memberikan penawaran seperti itu. Siapa yang tak kenal dengan perusahaan mobil No.1 di negara mereka. Namun, siapa sangka bahwa Jaemin di pertemukan dengan sosok seperti Jeno?


🐶🐶🐶


Jeno masuk ke dalam rumah dengan wajah kusut karena lelah dengan pekerjaannya di kantor. Saat masuk ke kamar, di dapati sang suami dengan pakaian seksinya selalu. Pria itu tengah asik duduk di atas ranjang, menikmati buah jeruk dan menonton acara televisi.

ONLY [NOMIN]✓Where stories live. Discover now