[05]

14.6K 1.7K 219
                                    

“Mak-maksud Nyonya apa?” Tany Jaemin masih dengan wajah bingungnya, dia pandangi wanita tua di depanya yang tak melunturkan senyum bulan sabitnya.

“Tidak, sayang sekali jika pria sepertimu hanya berakhir mengandung cucuku, kau cantik, kau juga sangat sopan, aku akan lebih bersyukur memiliki menantu sepertimu.” Ucap Tiffany.

“A-i-tapi...” Pekik Jaemin kelabakan.

Jaemin lihat Tiffany menghela nafas dengan wajah sedih lalu mendudukkan tubuhnya kembali, “Menantuku sangat kasar dan kurang ajar. Aku dan suamiku tidak pernah di hargai olehnya.” Tiffany mengeluh dengan sedih membuat Jaemin iba.

“kalau begitu, kenapa Nyonya merestuinya? Mereka menikah juga karena restu Nyonya kan?” Tanya Jaemin.

“Astaga, bicara apa aku ini, tidak sopan” Omel Jaemin seraya memukul bibirnya.

“Hah, dulu saat masih berkencan, dia tidak seperti itu, meski tidak begitu dekat, tapi dia tidak kurang ajar, setelah menikah dengan Jeno akhirnya aku bisa melihat sikap aslinya.”

Jaemin tersenyum tipis memandangi Tiffany yang sibuk meluapkan keresahan hatinya tentang sang menantu.

“Bagaimana? Kau mau menjadi menantuku?” Tanya Tiffany dengan senyumnya membuat Jaemin menggeleng.

“Maaf, Nyonya. Tidak mungkin itu terjadi. Pertama, Tuan Lee sudah menikah, kedua, baik aku dan Tuan Lee tidak memiliki perasaan apa pun, kami tidak bisa menikah hanya karena Nyonya ingin.”

Tiffany memasang wajah sedih atas penolakan Jaemin, “Kalau mereka bercerai bagaimana? Bisa saja Jeno menceraikan Seungmin, toh pria itu tidak bisa mengandung juga.” Celetuk Tiffany yang lagi-lagi di balas gelengan kepala oleh Jaemin.

“Maaf, Nyonya. Saya tidak ingin merusak rumah tangga orang lain.”

“Tapi jika mereka bercerai, kau mau ya? Uhm?”

“Kenap harus saya, Nyonya?” Tanya Jaemin.

“Karena kau baik dan sopan. Kau yang lebih pantas dengan putraku, orang baik harus bersama orang baik. Aku merasa putraku sangat sial karena menikah dengan Seungmin. Aku berpikir, aku melakukan kesalahan apa dulu hingga anakku mendapat suami seperti itu, Jeno yang malang.” Celoteh Tiffany membuat Jaemin mengulum senyum tipis.

“Aku melihat Tuan Lee sangat mencintai suaminya, Nyonya. Mereka bahagia dengan pernikahan mereka.”

“Tapi Seungmin terlihat tidak mencintai putraku.” Sahut Tiffany.

Jaemin bungkam mendengar kalimat itu, dia teringat akan tingkah Seungmin saat beberapa kali mereka bertemu. Pria itu memang angkuh, tidak seperti Jeno. Jeno masih lebih tahu cara menghargai orang. Tapi, menikah dengan Jeno? Bahkan Jaemin tidak pernah berpikir ke sana.

Jaemin mengantar Tiffany untuk keluar setelah banyak berbincang, bibir pria muda itu tak melunturkan senyumnya saat keduanya tiba di depan pagar.

“Terima kasih sudah berkunjung, Nyonya. Hati-hati di jalan.” Ucap Jaemin seraya membungkuk.

“Bagaimana, kau mau kan jadi menantuku? Aku bisa membantumu mendapatkan Jeno.” Bujuk Tiffany sebelum dia masuk ke dalam mobilnya, lagi-lagi Jaemin menggeleng dengan senyum tulus, menolak secara halus agar tak menyakiti hati Tiffany.

“Kalau mencoba pendekatan dulu bagaimana?” Tanya Tiffany lagi.

“Selamat jalan, Nyonya.” Ucap Jaemin kembali membungkuk membuat Tiffany merajuk.

Jaemin masih melempar senyum dan memandangi mobil Tiffany. Dia menunggu mobil mewah itu melaju sebelum masuk ke dalam rumah. Tak beberapa lama, kaca jendela mobil terbuka di mana Tiffany menyembulkan kepalanya.

ONLY [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang