[21]

18.1K 1.9K 434
                                    

Jeno dan Jaemin memasuki area wahana bermain, bibir tipis si cantik mengulum senyum lebar. Dia memandang sekitar sementara Jeno berjalan dengan tenang dan wajah datar. Kedua tangannya masuk dalam saku celana, dia juga terlihat seperti enggan.

“Tuan, kita mau naik apa?” Tanya Jaemin bersemangat membuat Jeno tersentak.

“Yang benar saja, Jaemin. Aku tiga puluh tiga tahun. Kau minta aku naik wahana seperti anak-anak?” Sungut Jeno.

“Ayo naik komidi putar!” Pekik Jaemin riang dengan satu tangan mengepal ke udara.

Pria itu bak mengabaikan Jeno lalu menggandeng lengan Jeno dan menarik Jeno untuk beranjak, sementara yang di ajak hanya menurut dengan malas.

Kini, di sinilah Jeno dan Jaemin. Berdiri di depan wahana komidi putar di mana anak berusia lima hingga sepuluh tahun, sedang naik. Jeno menoleh dengan wajah pilu dan jijik sementara Jaemin tersenyum senang.

“Ayo beli tiket Tuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Ayo beli tiket Tuan.” Jaemin memerintah seraya mendorong Jeno dengan tenaga kecilnya.

“Kau yakin?” Tanya Jeno dan yang di tanya mengangguk mantap, membuat Jeno berakhir menghela nafas dan berakhir menuruti Jaemin untuk membeli tiket.

Setelah membeli tiket, keduanya naik pada salah satu tempat duduk. Jaemin menoleh ke arah Jeno yang terus-terusan memasang wajah datar.

Komidi putar mulai bergerak pelan membuat Jaemin tersenyum. Sementara Jeno tampak beberapa menghela nafas berat dengan wajah datarnya yang luntur.

“Yeeeey!” Pekik Jaemin saat tempo perputaran wahana mulai bertambah.

“Tuan, ini menyenangkan bukan?” Tanya Jaemin dengan senyum cerahnya, sementara Jeno hanya menghela nafas, dia kemudian menyandarkan tubuhnya dan melipat kedua tangan di dada.

Senyum Jaemin pudar melihat reaksi Jeno, padahal dia ingin ke taman bermain untuk menghibur Jeno karena melihat suasana hati pria itu tampak buruk. Dia tak tahu harus melakukan apa dan hanya bisa melakukan ini. Tapi Jeno sepertinya tak tertarik.

Jaemin pun ikut menghela nafas dan menyandarkan tubuhnya. Namun rupanya, kekecewaan itu di tangkap oleh Jeno. Dia merasa bersalah melihat Jaemin, mungkin Jaemin mengidam untuk naik wahana bermain dan putranya sedang ingin bersenang-senang.

“Yeee!” Jeno membuat ekspresi senang dengan kedua tangan mengepal ke atas, dia melirik ke arah Jaemin berusaha untuk menghibur.

“Bukankah ini menyenangkan?” Tanya Jeno dengan senyum.

Jeno menarik tangan Jaemin, mengajak pria itu untuk bersorak. “Yeeee!” Jeno memekik mengangkat tangan Jaemin ke udara.

Rupanya, tingkah Jeno memicu perhatian anak-anak di dekat mereka. Anak-anak itu terpingkal-pingkal melihat Jeno membuat Jaemin malu-malu mengulum senyum karena geli.

ONLY [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang