[28]

16.9K 1.8K 223
                                    

Jeno tertawa di sela pembicaraan dengan rekan kerjanya, dia melirik jam tangannya dan memutuskan untuk menyudahi acara berbincangnya. Tangannya menepuk pundak pria itu lalu berpamitan bersama Karina untuk kembali ke ruangannya.

Jeno berdiri di depan lift dan menekan tombol open, alisnya bertaut saat melihat tak ada reaksi dari lift di depannya.

“Apakah liftnya macet?” Tanya Jeno.

“Sepertinya, Presdir.” Jawab Karina.

Jeno hanya mencebik lalu memutuskan menuju lift darurat di ujung lantai. Setelahnya dia masuk ke ruangannya, alisnya bertaut tak melihat Jaemin di sana.

“Karina, apa kau melihat Jaemin?” Tanya Jeno pada Karina.

Wanita yang baru saja duduk itu menoleh ke arah sang bos yang berdiri di ambang pintu, dia berpikir sejenak kemudian menggeleng, “Saya sejak tadi bersama Presdir.” Jawabnya.

Jeno mengeluarkan ponselnya di saku celana dan menghubungi Jaemin, dia masuk ke dalam ruangannya dan duduk di kursi kerjanya. Alisnya kembali bertaut saat panggilan pertama tidak di jawab oleh Jaemin.

Kebingungan mulai menyerang Jeno, dia bertanya-tanya ke mana Jaemin hingga tak menjawab panggilannya. Tak mungkin jika Jaemin tersesat, ini bukan kali pertama dia datang ke kantornya. Ia coba hubungi Jaemin sekali lagi.

“Tolong...” Suara Jaemin kian serak, wajahnya pucat dan tubuhnya berkeringat, dia sudah hampir kehabisan oksigen di dalam lift dan dia sudah tak punya tenaga.

Tubuhnya tersentak saat merasakan getaran ponselnya di saku celana, dengan susah payah dia merogoh ponselnya, matanya membulat saat melihat panggilan masuk dari Jeno, dengan cepat dia mengangkatnya.

“Kau di mana? Apakah sedang berjalan-jalan di kantorku?” Tanya Jeno dengan senyum menggoda.

“Tolong...” Jawab Jaemin bak bisikan, nafasnya terengah dengan mata terpejam.

Alis Jeno bertaut mendengar suara Jaemin yang samar, senyumnya pudar dan dia berubah menjadi begitu khawatir.

“Jaemin...” Panggil Jeno

“Tuan... Tolong...” Jawab Jaemin dengan suara serak dan lemah.

“Kau di mana?” Tanya Jeno, dia beranjak dari kursinya dan berjalan keluar, dia berdiri di tengah lorong, menatap ke sekitar.

“Aku... Tidak... Tahan...” Ucap Jaemin menggeleng, dia meringis lalu menjatuhkan ponselnya begitu saja, tangannya meremas perutnya yang sudah sakit sejak tadi.

“Sayang, bertahan sedikit.” Ucap Jaemin pada kandungannya. Air matanya menetes dan dia dengan cepat menghapusnya.

“Kenapa? Kenapa ini harus terjadi? Kumohon, Tuan, temukan aku dan selamatkan anak kita.” Batin Jaemin.

“Aish!” Jeno mengumpat lalu menuju lift, dia menekan lift namun tak kunjung terbuka.

“Sial!” Umpat Jeno.

“Karina... Karina... KARINA!” bentak Jeno.

Karina yang tengah sibuk bekerja, tersentak saat  mendengar bentakan Jeno, dia dengan cepat berlari keluar ruangan dan menemui Jeno yang berdiri di depan lift.

“Hubungi tim perbaikan dan minta mereka memperbaiki ini segera!” Perintah Jeno.

Jeno langsung berlari menuju tangga darurat, dia langsung menuju lantai di mana tim kontrol berada. Seorang petugas CCTV yang berjaga, tersentak saat Jeno masuk dengan tergesa, dia langsung menggeser posisi duduk pria itu dan melacak seluruh CCTV kantornya.

ONLY [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang