[09]

14.2K 1.7K 232
                                    

Mobil milik Jeno terhenti di depan rumah Jaemin, dia menoleh ke arah pria yang asik tersenyum pada bayi kucing di kursi belakang yang terlelap dalam box.

Keduanya kemudian turun, Jeno membantu Jaemin dengan membawa kotak Luna serta beberapa kebutuhan bayi kucing itu, sementara Jaemin hanya mengekori dengan tangan kosong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Keduanya kemudian turun, Jeno membantu Jaemin dengan membawa kotak Luna serta beberapa kebutuhan bayi kucing itu, sementara Jaemin hanya mengekori dengan tangan kosong.

Keduanya masuk ke dalam rumah, dan Jeno meletakkan box Luna di ruang tengah, tak lama Jeno turun dan kembali masuk membawa kotak lain berisi tempat pasir dan beberapa persediaan makanan.

Jaemin terus tersenyum memandangi Jeno, kini keduanya berhadapan setelah Jeno selesai membantu Jaemin.

“Kau suka?” Tanya Jeno yang di balas dengan anggukan mantap oleh Jaemin.

“Terima kasih, Tuan. Sudah membelikan Luna untukku.” Ucap Jaemin membuat Jeno tertawa kecil.

“Kau bahkan sudah memberi dia nama.”

“Selama di perjalanan, aku terus memikirkan nama untuknya, dan aku pikir bahwa Luna adalah nama yang cocok.” Jawab Jaemin.

“Baiklah. Semoga kau menyukai Luna.”

“Sangat, Tuan. Kalau begitu, sekali lagi terima kasih.”

“Ingat ya, jangan terlalu sering bermain dengan Luna. Itu bisa di berdampak pada kandunganmu.”

“Iya, Tuan.” Jawab Jaemin.

“Kalau begitu, aku kembali ke kantor.”

Jaemin mengangguk lalu mengekori Jeno untuk mengantar pria itu sampai ke depan. Selalu seperti biasa, dia akan melambai pada Jeno hingga mobil itu melaju. Pria itu berbalik untuk masuk, sebelum tetangganya memanggil.

“Jaemin,” Panggil seorang wanita membuat Jaemin menoleh.

“Pria itu selalu datang menemuimu, usianya kelihatan lebih tua, kau tidak khawatir yang kau kencani itu suami orang?” Tanya wanita itu.

Jaemin hanya menghela nafas lalu menggeleng, dia memutuskan untuk abai dan lebih memilih masuk ke dalam rumah. Meladeni tetangganya tidak akan ada habisnya, apalagi jika mereka tahu kondisi Jaemin.

Toh mereka tidak membantu, mungkin Jaemin tidak harus peduli pada mereka.

Lebih baik dia menyiapkan kandang dan pasir untuk Luna serta bermain bersama kucing peliharaannya itu. Sangat baik untuk menjaga suasana hatinya agar tidak stres.


🐶🐶🐶


“Akyukyukyu Luna” Pekik Jaemin seraya mengusapi kepala Luna gemas, bibirnya tersenyum lebar dengan mata berbinar saat dia memangku bayi kucing itu di antara pahanya.

Kepalanya menoleh saat mendengar suara pintu terbuka, lalu tak lama, Sang Ayah masuk dengan wajah pucat dan tubuh lemas.

“Ayah sakit?” Tanya Jaemin panik, dia masukkan Luna ke dalam kandangnya dan beranjak menghampiri sang Ayah.

ONLY [NOMIN]✓Where stories live. Discover now