[04]

14.9K 1.8K 299
                                    

Seperti yang telah mereka sepakati berdasarkan pemeriksaan Sungchan, hari ini, Jeno dan Jaemin kembali bertemu untuk melakukan prosedur inseminasi buatan.

Jaemin tengah menunggu di ruangan khusus sementara Jeno tengah mengambil sampel spermanya. Matanya hanya bisa memandangi langit-langit kamarnya selama menunggu.

Setelah proses inseminasi di lakukan, Jaemin dan dokter yang bertanggung jawab atas prosedur ini pun keluar. Wajah Jaemin tampak memerah saat bertemu dengan Jeno di ruangan sang dokter. Dia kemudian duduk pada brankar karena kursi di sebelah Jeno di duduki oleh suaminya.

“Proses inseminasinya telah berhasil di lakukan. Kalian bisa datang lagi ke sini pada Minggu keempat untuk melihat hasilnya.” Tutur sang dokter.

“Dokter, apakah ada sesuatu yang boleh dan tidak boleh di lakukan selama proses ini?” Tanya Jeno.

“Tidak, Tuan. Dia bebas melakukan apa saja, tapi tetap hindari pekerjaan berat. Dia bisa melakukan kegiatan sehari-hari.” Ujar sang dokter yang di angguki oleh Jeno.

Selepas itu, ketiganya keluar dari ruangan dokter. Dan selalu hanya kecanggungan di antara mereka. Jaemin justru seperti pembantu di antara mereka berdua dengan penampilan polosnya.

“Kabari aku atau suamiku jika terjadi sesuatu.” Perintah Jeno

“Baik, Tuan.” Jawab Jaemin lembut.

Dan selepas itu, ketiganya berpisah. Jaemin kembali ke ruangan sang Ayah sementara Jeno dan Seungmin pun dengan urusan mereka masing-masing.

Beberapa jam selepas itu, Jaemin mulai merasakan kram perut, dia beranjak dari sofa ruang rawat sang Ayah untuk ke kamar mandi. Jaemin sempat terkejut saat darah mengalir dari sela kakinya membuatnya membulatkan mata.

“Darah?” Pekik Jaemin panik, dia meraba dinding dengan panik, lalu mengambil ponselnya di saku celana dan mencari kontak Jeno.

“Ada apa, Jaemin?”

“Tu-tuan? Kenapa aku mengeluarkan darah?” Tanya Jaemin dengan wajah pucat dan gemetar.

“Apa? Tu-tunggu, akan kuminta suamiku ke sana, kau sebaiknya pergi temui dokter dulu” Perintah Jeno ikut panik.

Jaemin langsung memutus sambungan teleponnya dan bergegas menemui dokter dalam kondisi panik. Tak lama, Seungmin masuk ke dalam ruangan di mana Jaemin di periksa sebelumnya.

“Bagaimana dokter?” Tanya Seungmin.

“Tidak apa-apa, Tuan. Ini memang efek samping setelah proses inseminasi, aku lupa memberi tahu bahwa apa bila ada gejala atau efek samping. Tapi ini biasa dan tidak perlu khawatir.” Jelas sang dokter.

“Astaga, kukira sesuatu yang besar. Hanya seperti ini saja kau mengadu pada suamiku?” Omel Seungmin membuat Jaemin menghela nafas.

“Aku panik, Tuan. Ini pertama kali dan aku tidak punya pengalaman apa-apa. Wajar jika aku panik.” Sahut Jaemin sebal.

“Benar, Tuan. Wajar jika dia mengalami panik, ini hal biasa.” Sang dokter membela dengan senyum membuat Seungmin menghela nafas dengan memutar bola matanya malas.

Selepas pemeriksaan itu, keduanya keluar.

“Tidak ada lagi? Jika ada sesuatu, katakan saja dan jangan membuatku ke sana kemari.” Omel Seungmin.

“Tidak ada, Tuan.”

“Jika terjadi sesuatu, biasakan menghubungi Pak Lee.”

“Baik, Tuan.”

Jaemin menghela nafas dan melirik kepergian Seungmin, tangan mungilnya mengepal hendak melayangkan tinju pada pria yang melangkah pergi itu namun ia urungkan.

ONLY [NOMIN]✓Where stories live. Discover now