Chapter 4

1.1K 183 25
                                    

Tak terasa hari kelahiran anakku sebentar lagi. Semua orang gugup dibuatnya, apalagi Claude. Dia semakin sering menghindariku dan menjauh dariku. Padahal seharusnya dia lebih sering bersamaku karena kita tidak tahu kapan anak ini akan lahir.

Sifatnya yang seperti ini membuatku kesal setengah mati. Tak ingin memiliki perasaan menyebalkan ini, aku pun pergi ke ruang kerjanya.

"Berkat dan kemuliaan di atas matahari empire obelia." Para penjaga memberikan hormat padaku.

"Apakah yang mulia ada di dalam?" tanyaku pada kedua penjaga itu.

"Iya, yang mulia permaisuri," jawabnya.

"Tolong sampaikan padanya kalau aku ingin bertemu," pintaku.

Salah satu dari mereka masuk dan menyampaikan niatku. Tak lama kemudian dia keluar dan memberitahu kalau Claude sedang tidak mau menemui siapapun.

Aku yang sudah benar-benar kesal pun mendobrak pintu tersebut dan masuk. "Hei, Claude! Apakah kamu tidak peduli lagi dengan anakmu ini?!"

Claude menjawab tanpa melihat ke arahku. "Sejak kapan aku peduli dengannya?"

Mendengar itu, aku mengepalkan tangan erat-erat menahan emosi agar tak keluar. "Jadi reaksimu saat tahu aku hamil itu hanya kebohongan?"

"Begitulah," jawabnya singkat.

"Kau jahat, Claude! Benar-benar jahat!" ucapku dengan air mata yang berderai.

Claude langsung bangun dari tempat duduknya dan menghampiriku. "Diana, berhentilah menangis."

Ternyata dia masih lemah dengan air mataku. Kataku dalam hati.

Claude menghela nafasnya. "Baiklah, aku minta maaf. Sejujurnya aku selalu menyayangi anak ini, tapi anak ini akan merebut hidupmu dan hal itulah yang membuatku tidak bisa menunjukkan perasaanku yang sebenarnya."

"Maka dari itu dengarkan dulu penjelasanku!" kesalku.

"Apa yang perlu aku dengarkan? Paling hanya rengekanmu yang meminta agar aku memilih anak ini," balasnya.

"Bukan begitu, Claude. Aku ha—"

"Bukan bagaimana?! Kalau kamu tetap memaksaku untuk seperti itu, lebih baik aku mati saja daripada hidup di dunia ini tanpamu!" potongnya.

Dadaku terasa sakit mendengar itu. Aku tahu betul seberapa cinta dan sayangnya pria itu pada Diana. Aku mencoba menenangkannya dengan memberikan pelukan padanya.

Claude membalas pelukanku. "Kumohon jangan memaksaku untuk melakukan itu, Diana."

"Claude, aku sudah menemukan solusinya," ujarku.

Pria itu langsung melepaskan pelukannya dan menatap mataku. "Solusi?"

Aku mengangguk. "Aku telah bertemu dengan pemilik Menara Sihir dan dia berjanji akan menolongku."

"Pemilik Menara Sihir? Maksudnya Lucas? Bukankah Lucas telah mati beberapa tahun yang lalu? Apa kamu yakin itu dia? Mungkin kamu berhalusinasi, Diana," kata Claude panjang lebar.

Aku mengerti kalau pria itu merasa kebingungan dengan hal yang kukatakan tadi. Namun aku mencoba memberikan kepercayaan padanya. "Awalnya aku juga berpikir seperti itu, tapi dia benar-benar masih hidup. Dia sendiri yang mengatakan kalau dirinya adalah pemimpin Menara Sihir dan akan membantuku saat melahirkan anak ini."

"Sungguh? Anak ini dan kamu benar-benar bisa selamat?" tanya Claude dengan mata berkaca-kaca.

Aku tersenyum. "Iya, Claude."

Pria itu kembali memelukku. "Aku mencintaimu, Diana."

"Aku juga mencintaimu, Claude," balasku.

Tiba-tiba Felix masuk ke ruang kerja Claude. "Berkat dan kemuliaan di atas matahari empire obelia. Saya membawa penyihir terhebat di dunia ini, yang mulia."

Reinkarnasi Diana ( END )Where stories live. Discover now