Chapter 32

519 44 0
                                    

POV ATHANASIA

Aku terbangun karena merasakan sesuatu yang aneh. Perasaan apa ini? Rasanya aku seperti berada di tempat yang sangat sunyi, tapi menenangkan.

"Sepertinya aku tahu tempat seperti ini ada di mana." Aku langsung berteleportasi ke tempat yang kupikirkan.

Sesampainya di tempat itu, aku melihat seorang gadis berambut cokelat panjang sedang berdiri sendirian. Aku mengamati gadis itu dengan lekat.

Betapa terkejutnya aku saat melihat kalah gadis itu ternyata adalah sepupuku yang menghilang. Aku berlari ke arahnya, tapi seseorang menarik lenganku dan menutup mulutku.

"Jangan dekati dia," bisik orang itu.

Wajahnya yang tertutup jubah membuatku tak bisa melihatnya. "Siapa kamu?!"

"Tenanglah ini ibu, Athanasia," jawabnya sambil membuka tudung jubah itu.

Aku menutup mulut tak percaya ketika melihat wajah orang itu. "I-ibu?"

Orang itu menganggukkan kepalanya. "Iya sayang, ini ibu."

Aku terdiam.

"Ada apa, sayang? Kamu tidak mau memeluk ibumu ini?" tanyanya.

"Ini benar ibu? Bukankah ibu...telah tiada?" tanyaku dengan ragu.

Ibu nampak terkejut dengan pertanyaanku, tapi setelah itu ibu tersenyum. "Orang-orang di istana mengatakan seperti itu?"

Aku mengangguk.

"Bagaimana ibu menjelaskannya ya? Ibu memang hampir saja pergi dari dunia ini, tapi ada seseorang yang menolong ibu sampai akhirnya ibu bisa selamat," jelasnya.

"Jadi yang ada di hadapanku sekarang benar ibu?" tanyaku memastikan.

"Iya, Athanasia. Aku Diana, ibumu," jawabnya sambil tersenyum.

Aku langsung memeluk ibu dan menangis di pelukannya.

"Kenapa kamu menangis?" tanya ibu sambil mengelus kepalaku.

"Athy merindukan ibu. Hidup Athy berat sekali, ibu." Aku terus mengadu semuanya pada ibu. "Sebenarnya di mana ibu selama ini?"

Ibu tidak menjawabnya dan hanya meminta maaf.

"Diana, maaf menganggu pertemuanmu dengan putrimu, tapi bisakah dilanjutkan nanti saja," ucap seseorang.

Aku melihat ke arah orang yang baru saja berbicara tadi. Betapa terkejutnya aku saat melihat orang itu adalah orang yang sama saat aku mencari ibu dengan sihirku. Aku langsung menarik ibu untuk berdiri di belakangku.

"Ada apa, Athanasia?" tanya ibu bingung.

"Ibu, tetaplah di belakang Athy. Dia orang jahat!" ucapku.

"Jahat? Siapa yang kamu maksud orang jahat?" Ibu semakin kebingungan dengan perkataanku.

"Pria itu. Pria itu adalah orang jahat, ibu," jawabku sambil menunjuk ke arah pria berambut pirang itu.

"Wow tunggu dulu, nona. Sepertinya ada kesalahpahaman di antara kita," sahutnya.

"Tidak ada kesalahpahaman di antara kita! Aku tidak bodoh sampai melupakan wajah seseorang yang kulihat saat itu!" tegasku.

"Erez, kamu pernah bertemu dengan Athanasia?" tanya ibu.

"Ya bisa dibilang seperti itu," jawabnya.

"Wah wah sungguh pertemuan yang sangat mengharukan," ucap seseorang.

Kami semua menoleh ke arah sumber suara.

"Zenith?! Zenith, kamu ke mana saja? Aku khawatir karena kamu menghilang tiba-tiba." Aku berjalan mendekat ke arah Zenith.

Reinkarnasi Diana ( END )Место, где живут истории. Откройте их для себя