Chapter 25

293 66 34
                                    

Hari hari Athanasia lewati di Menara Sihir itu sampai tak terasa waktu berjalan begitu cepatnya. Sekarang gadis itu telah berusia 16 tahun. Parasnya semakin cantik dan tubuhnya semakin indah. Walaupun dia jarang beristirahat dan tak pernah tertidur dengan pulas, tapi hal tersebut tidak melunturkan kecantikannya sedikitpun.

Saat ini Athanasia sedang berada di Menara Sihir bersama Lucas. Yah selalu seperti itu setiap harinya.

Lucas meletakkan bukunya di atas meja. "Baiklah, karena kau telah mempelajari semuanya, sekarang waktunya kita mencoba menemukan ibumu. Apakah kau siap?"

"Aku siap!"jawab Athanasia dengan tegas.

"Oke, fokuskan pikiranmu. Jangan pikirkan hal lain, tapi pikirkanlah ibumu," ucap Lucas.

Athanasia memejamkan matanya dan mulai memfokuskan pikirannya. Dia membayangkan sosok ibunya yang sudah lama tak dilihatnya.

Gadis itu mulai merasa kalau dirinya sedang tidak di Menara Sihir, aura di sekitarnya sangat asing. Perlahan dia membuka matanya dan benar saja, dia berada di tempat yang tidak dia ketahui. Tempat itu ada banyak buku dan bermacam-macam alat sihir, tapi tempat itu mirip dengan Menara Sihir yang selalu dia datangi untuk belajar sihir dengan Lucas.

Athanasia mulai melangkahkan kakinya dan menjelajahi tempat itu. Tak ada tanda-tanda keberadaan orang di sana, sepertinya orang-orang sedang pergi. Saat sedang melihat-lihat, Athanasia menemukan sebuah buku tua. Dia pun membuka buku tersebut dan membacanya. Buku itu ternyata adalah buku harian seseorang.

Bolehkah buku itu dibaca sedikit? Entahlah, tapi Athanasia sangat penasaran dan merasa harus membacanya. Terdengar seperti alasan klasik, tapi itulah kenyataannya. Ada sesuatu yang kuat yang menariknya harus membaca buku tersebut.

21 Mei

Sudah berapa lama aku di sini? Entahlah, tapi yang pasti sudah sangat lama aku berdiam diri di tempat ini. Di sini tenang, tapi menyesakkan. Tidak ada siapapun selain aku dan dia. Sebenarnya aku sangat kesal dengan dia karena setiap hari dia selalu menghiraukanku. Dia berbicara padaku saat mengajar saja dan selebihnya akan terus diam. Bagaimana dia bisa bersosialisasi dengan sikapnya yang buruk itu? Benar-benar kasihan sekali, tapi di sisi lain aku sangat berterima kasih padanya. Berkat dialah aku masih hidup sampai sekarang. Aku beruntung bertemu dengannya saat itu, apakah dia juga beruntung bertemu denganku? Sepertinya tidak.

17 Juli

Ah aku sangat merindukan keluarga kecilku. Kira-kira mereka sedang apa ya? Apakah mereka bersedih karena kepergianku yang mendadak ini? Padahal aku ingin sekali bertemu mereka secepatnya, tapi dia melarang aku untuk keluar sekarang. Dia selalu berkata tunggulah waktu yang tepat tapi tak pernah memberitahuku kapan waktu yang tepat itu. Dia hanya selalu menyuruhku untuk menunggu, menunggu, dan menunggu. Sangat menyebalkan!

Baru dua halaman yang dibaca oleh Athanasia, tapi air matanya sudah turun tanpa seizinnya. Athanasia merasakan sakit di bagian hatinya.

Apa ini? Ada perasaan rindu pada seseorang yang tidak pernah kurasakan. Pikir Athanasia.

"Siapa kamu?" tanya seseorang.

Athanasia yang terkejut tak sengaja menjatuhkan buku harian yang dipegangnya.

Orang itu mengambil buku yang tak sengaja dijatuhkan oleh Athanasia. "Lancang sekali kau membuka buku harian seseorang."

"Ma-maaf, saya tidak bermaksud membukanya," cicit Athanasia.

"Jangan mencoba mencarinya karena itu adalah hal yang sia-sia. Mau sehebat apapun penyihir itu, kamu dan dia tidak akan pernah bisa menemukannya!"

Athanasia langsung terbangun dan menarik nafasnya kuat-kuat.

Reinkarnasi Diana ( END )Where stories live. Discover now