Chapter 24

258 64 34
                                    

Sejak saat itu Claude tidak pernah keluar dari kamar Diana. Tidak makan, tidak bekerja, hanya berdiam diri di kamar sambil meminum alkoholnya. Semua orang sudah mencoba untuk membujuknya, tapi selalu gagal. Mereka semua berakhir dengan omelan dan amukan dari sang kaisar Obelia tersebut.

Sejak kepergian Diana, semua orang yang ada di istana menjadi murung. Obelia seperti ditelan oleh kegelapan. Tidak ada canda dan tawa dari penghuni istana. Para menteri kebingungan dengan situasi saat ini karena berita perginya Diana memang belum disebarkan. Claude melarang siapapun menyebarkan berita kepergian Diana. Dia yakin kalau Diananya masih hidup dan akan kembali suatu saat nanti.

Setiap harinya Athanasia selalu menanyakan keberadaan ibunya itu. Lily dan Felix sudah kehabisan alasan untuk menjawab pertanyaan dari tuan putrinya. Penelope juga sudah mencoba mengalihkan perhatian Athanasia dengan mengajaknya bermain bersama Zenith, tapi tetap saja gadis kecil itu selalu menanyakan sang ibu.

Di pagi hari yang cerah ini, Athanasia dan Zenith sedang bermain bersama di kamar Athanasia. Lily juga ada di sana untuk menjaga mereka karena Penelope sedang bertemu dengan para menteri bersama Anastasius.

"Lily, ibu ke mana sih? Sejak dari Meita, ibu tidak terlihat. Apa ibu marah karena Athy nakal?"

Pertanyaan itu muncul lagi. Lily kebingungan harus menjawab apa kali ini.

"Iya Lily, bibi Diana ke mana? Apa bibi Diana marah pada Zenith karena telah mengajak Athy melakukan hal yang berbahaya?" Zenith pun ikut bertanya.

"Tidak tidak. Yang mulia permaisuri sedang ada pekerjaan di luar jadi belum bisa kembali ke istana dan bermain bersama kalian," jawab Lily.

"Kenapa lama sekali, Lily? Sudah 2 bulan ibu belum kembali. Apa pekerjaannya sangat sulit sehingga membutuhkan waktu yang lama?" tanya Athanasia.

"Iya, tuan putri. Saat pekerjaan yang mulia permaisuri selesai, pasti beliau langsung kembali untuk bertemu dengan tuan putri," sahutnya.

Athanasia mulai menitikkan air mata dan terisak. "Athy rindu sama ibu. Athy ingin bermain lagi sama ibu."

"Athy, jangan menangis. Zenith juga rindu pada bibi Diana." Gadis berambut coklat itu memeluk sepupu tersayangnya. "Kita tunggu bibi Diana sama-sama ya? Pasti bibi Diana sebentar lagi pulang."

Athanasia menganggukkan kepalanya. "Lily, Athy ingin bertemu dengan ayah."

Selain pertanyaan tentang Diana, permintaan Athanasia yang satu itu juga menyulitkan bagi Lily. Pasalnya keadaan kaisar Obelia itu sedang tak bisa ditemui oleh siapapun bahkan putrinya sendiri. "Ma-maaf, tuan putri. Saat ini yang mulia juga sedang sibuk jadi anda tidak bisa bertemu dengan beliau untuk sementara waktu."

"Sejak kembali dari Meita, ayah selalu sibuk. Padahal dulu ayah selalu meluangkan waktunya untuk bermain bersamaku," lirih Athanasia.

"I-itu karena yang mulia telah menunda pekerjaannya jadinya menumpuk saat kembali ke Obelia," jawab Lily.

"Apa tidak bisa Athy datang ke ruang kerja ayah? Athy tidak akan menggangu ayah, Athy hanya akan melihat ayah bekerja dengan tenang," kata Athanasia dengan mata memelas.

Lily menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa, tuan putri. Anda bermain di sini saja ya bersama nona Zenith dan saya?"

Athanasia menggeleng. "Tidak mau. Athy ingin bertemu dengan ayah."

"Berisik sekali kau," ucap seseorang.

Lily menoleh ke arah sumber suara. "Tuan Lucas?!"

"Ada apa dengan anak kecil ini? Suara tangisannya terdengar sampai ke menaraku," ujar Lucas.

Reinkarnasi Diana ( END )Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin