Chapter 28

223 55 1
                                    

POV AUTHOR

Athanasia menghampiri Zenith yang ada di taman sendirian. "Zenith, ternyata kau ada di sini. Lihatlah, ada kue kesukaanmu. Paman Anas dan bibi Penelope sengaja memesan kue ini supaya ada di pesta debutante kita."

Namun di luar dugaan, Zenith menghempas piring berisi kue itu hingga berantakan di tanah.

"Ada apa, Zenith? Kenapa kamu melempar kuenya?" tanya Athanasia yang cukup terkejut.

"Aku tidak menyukai kue itu!" jawabnya.

"Kamu tinggal bilang kalau tidak suka. Tidak perlu dilempar seperti itu karena bahaya untukmu dan orang lain," jelas Athanasia.

"Apakah kau akan mendengarkanku jika aku berkata tidak menyukainya?" tanya Zenith.

Athanasia mengangguk. "Tentu saja. Aku selalu mendengarkanmu, kan?"

"Tidak. Kau tidak pernah mendengarkanku," ucap Zenith.

Athanasia mulai merasa aneh dengan sepupunya itu, tapi dia mencoba menyangkal pikiran negatifnya. "Kamu kenapa, Zenith? Apakah ada yang membuat perasaanmu buruk?"

"Kenapa? Kamu yang kenapa, Athanasia?! Kenapa kamu selalu merebut semuanya dariku?!" bentak Zenith.

Mendengar nama panggilan yang disebutkan olehnya membuat Athanasia curiga. Pasalnya sepupunya itu tidak pernah memanggilnya seperti itu.

"Aku selalu diam, tapi tidak selamanya aku akan terus diam! Ayahmu dan kamu sama-sama perebut hak orang lain!" sambung Zenith.

"Zenith? Tidak, kamu bukan Zenith?! Zenith tidak pernah berbicara hal jahat seperti itu dan Zenith selalu memanggilku Athy bukan Athanasia!" tegas Athanasia. Athanasia pun lari dan berusaha menjauh dari sana.

Namun Zenith menahannya. "Mau ke mana kamu?"

"Lepaskan aku! Sebenarnya kamu siapa?! Kenapa kamu bisa ada di dalam tubuh Zenith?!" Athanasia terus memberontak agar terlepas darinya.

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku. Yang perlu kamu tahu adalah aku berada di dalam tubuh Zenith atas kemauannya sendiri," jelasnya.

"Bohong! Kamu pasti melakukan sesuatu padanya!" kata Athanasia tak percaya.

"Kamu yang melakukan sesuatu padanya sehingga dia menyerahkan tubuhnya secara sukarela seperti ini!" bentaknya.

"Aku? Aku tidak pernah melakukan apapun padanya. Kami selalu akur dan bermain bersama," balas Athanasia.

"Dasar anak bodoh. Kau terlalu dimanjakan oleh permaisuri itu hingga jadi seperti ini, tapi untunglah permaisuri itu sudah mati." Orang itu tertawa sangat keras.

"Ibuku masih ada! Dia hanya sedang pergi!" Athanasia merasa sangat marah ketika mendengar perkataan itu.

Orang itu menatap sinis. "Astaga, seberapa bodoh anak ini?! Kau yakin ibumu hanya pergi? Apakah kau tidak pernah memikirkan kenapa semua orang selalu mengelak saat kau menanyakan tentang ibumu itu? Karena permaisuri itu sudah mati! Semua orang bersedih atas kematiannya. Itulah alasannya tidak ada yang membahas permaisuri itu lagi dan raja selalu mengurung dirinya di kamar. Selama ini Anastasius yang menggantikannya melakukan pekerjaan, kan?"

"Iya, tapi sekarang ayah sudah tidak mengurung dirinya di kamar. Ayah sudah kembali mengerjakan pekerjaannya bersama paman Anastasius," jawab Athanasia.

"Anastasius bodoh! Seharusnya dia mengambil kesempatan itu untuk merebut tahta yang seharusnya menjadi miliknya!" cela orang itu.

Athanasia yang mendengarnya sangat terkejut. "Jadi ayah merebut tahta paman Anas?!"

Reinkarnasi Diana ( END )Kde žijí příběhy. Začni objevovat