Chapter 26

262 61 22
                                    

"Oh iya, apa yang kamu lakukan sendirian di sini?" tanya Athanasia membuka percakapan.

Zenith berpikir sejenak. "Tidak ada, aku hanya sedang bosan. Apakah kamu habis dari Menara Sihir?"

"Iya, aku baru saja selesai belajar sihir tadi," jawab Athanasia.

Tiba-tiba ada sesuatu yang mengalihkan fokus Zenith. "Athy?! Kenapa ada noda darah di gaunmu?"

Ah iya Athanasia melupakan noda darah di gaunnya itu. "Tidak apa-apa, ini bukan darahku."

"Lalu?" Zenith memandangnya dengan tatapan tak percaya.

Athanasia bingung mencari alasan untuk menjawabnya. "I-itu darah Lucas kok, tadi dia tidak sengaja terluka, tapi dia baik-baik saja sekarang."

"Syukurlah kalau seperti itu," kata Zenith lega.

Athanasia menghela nafas lega. Untungnya Zenith percaya dengan alasan yang diberikan olehnya.

Mata Zenith tiba-tiba saja berbinar. "Oh iya, kapan kamu mau mengajariku sihir? Kamu pasti sudah mahir sihir sekarang, kan?"

"Nanti ya, masih ada yang harus aku pelajari lagi," jawab Athanasia.

Lengkungan ke bawah tercetak jelas di bibir Zenith. "Ajari saja aku sihir yang kamu ketahui sekarang ya?"

Aduh bagaimana ini? Lucas memberitahuku kalau sihir tidak boleh diajarkan ke sembarang orang, apalagi aku juga adalah seorang murid, tapi apakah Zenith akan menerimanya kalau aku memberitahu yang sebenarnya? Pasalnya aku sudah berjanji padanya. Batin Athanasia.

Athanasia merutuki dirinya di masa lalu yang asal berjanji pada Zenith. Sekarang dirinya kesulitan akibat janji yang tak bisa dia penuhi itu.

Zenith melambaikan tangannya di depan wajah Athanasia. "Athy, kenapa diam saja?"

"Itu...ummm..." Sungguh, Athanasia benar-benar kebingungan dengan situasi sekarang. Dia tak tahu bagaimana harus menjelaskannya pada sang sepupu itu.

"Athy tidak mau mengajariku ya?" Kekesalan terlihat jelas di wajah gadis berambut coklat itu. "Athy berbohong padaku! Athy bilang akan mengajariku sihir saat sudah bisa nanti."

Athanasia terkejut dengan nada tinggi yang digunakan oleh Zenith. "Bu-bukan begitu, Zenith."

Tiba-tiba Felix datang. "Berkat dan kemuliaan di atas matahari empire obelia. Saya memberi salam pada tuan putri Athanasia."

Kedatangan Felix membuat Athanasia bisa bernafas lega. Syukurlah ksatrianya itu datang tepat waktu.

"Ada apa, tuan Robane?" tanya Zenith.

"Tuan putri dan nona Zenith dipanggil ke ruangan yang mulia sekarang," jawabnya.

"Aku juga dipanggil?" tanya Zenith lagi.

"Iya, di ruangan yang mulia juga ada tuan Anastasius. Sepertinya ada hal penting yang ingin mereka bicarakan pada anda berdua," jawab Felix.

"Baiklah, kami akan ke sana sekarang. Ayo Zenith." Athanasia menggandeng tangan Zenith dan pergi ke ruangan Claude.

Saat sampai di depan ruangan Claude, para ksatria yang sedang berjaga langsung memberi salam. "Berkat dan kemuliaan di atas matahari empire obelia. Kami memberi salam pada tuan putri Athanasia."

"Aku dan Zenith ingin masuk untuk bertemu dengan ayah dan paman Anas," ucap Athanasia.

"Silakan masuk tuan putri, yang mulia sudah memberi tahu kami," jawab ksatria itu.

"Ayo kita masuk, Zenith." Athanasia dan Zenith masuk ke ruangan Claude.

Begitu masuk, Athanasia berlari dan memeluk Claude. "Ayah."

Reinkarnasi Diana ( END )Where stories live. Discover now