30. Kenangan yang Tak Ingin Dilupakan

59 55 5
                                    

Sun berjalan menunduk sambil masuk ke dalam tokonya. Kantung matanya membulat kehitaman akibat ia tidak bisa tidur semalaman. Ia sudah menerima pengakuan cinta dari Joon tapi entah kenapa hatinya tidak merasakan apapun. Ia kira jantungnya akan berdetak lebih kencang jika ia mendengar pernyataan cinta dari cinta pertamanya.

Ia kira dirinya akan melonjak kesenangan jika cinta pertamanya itu ternyata juga menyukainya. Tapi kenapa ia tidak merasakan hal tersebut. Hatinya merasa hambar. Tidak ada getaran dalam dadanya seperti yang dikatakan orang-orang jika sedang jatuh cinta. Sun heran, ia menyukai Joon. Tapi kenapa dadanya tidak dapat bergetar, jantungnya tidak berdetak kencang, dan hatinya tidak merasakan apa-apa?

"Yaa!"

Sun menoleh pada suara yang memanggilnya. Ia mengangkat wajahnya dan melihat Yeol sudah berada tepat di depan pintu tokonya. Yeol menyandarkan tubuhnya di depan pintu masuk. Tubuhnya yang tinggi tegap menggunakan hoodie biru tua dengan topi senada yang melekat di kepalanya. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku hoodienya. Sementara keduamatanya menatap tajam ke arah Sun berjalan.

"Sedang apa kau di sana?"

"Karyawanmu tidak memperbolehkanku masuk," Yeol mengangkat tubuhnya yang menyandar di dinding. "Memangnya aku ini gangster? Mereka langsung mengusirku begitu melihatku masuk," gerutu Yeol.

"Tingkah lakumu memang seperti gangster," Sun berjalan ke arah pintu, tetapi karena tubuh Yeol menghalangi pintu masuk, Sun pun langsung menyibakkan tangannya. "Kenapa kau masih di sini? Cepat minggir! Kau menghalangi tokoku!"

"Temani aku makan siang! Aku tidak sempat sarapan tadi pagi," tangan Yeol mengelus-elus perutnya. Ia sebenarnya sengaja tidak sarapan karena tidak ingin bertemu dengan adiknya. Akibatnya perutnya saat ini keroncongan tidak karuan.

"Aku tidak mau. Memangnya aku harus selalu menemanimu pergi ke manapun? Kemarin kau sudah memaksaku pergi denganmu lalu kau sudah..." Sun tidak berani melanjutkan karena wajahnya tiba-tiba memanas mengingat kejadian kemarin. Ia tidak ingin mengingat-ingat lagi kejadian ciuman itu.

"Kenapa wajahmu tiba-tiba memerah? Kau sakit?" tangan Yeol dengan cepat menyentuh dahi Sun. Sun yang kaget langsung menepis tangan Yeol dan memundurkan badannya.

"Su..su..sudah jangan menggangguku!" ucapan Sun terbata-bata. "Pergi sana! Aku banyak kerjaan!" ucap Sun berbohong untuk menghindari Yeol.

Yeol tidak menanggapi perkataan Sun. Ia tidak berbicara apa-apa. Ia membungkuk lalu merengkuh kedua lutut Sun dengan tangannya dan menaikkan gadis itu ke salah satu bahunya seperti mengangkat sebuah karung beras.

"Mau apa kau? Turunkan aku!"

Yeol tetap tidak menurunkan Sun. Ia malah berjalan menuju sedan hitamnya. Membuka pintu mobil tersebut dengan sebelah tangannya dan melemparkan tubuh gadis mungil itu ke atas jok mobil. "Aku hanya akan meminjammu satu jam saja," ucap Yeol tanpa basa basi sambil menutup pintu.

***

Yeol memberhentikan mobilnya di depan restoran Kalguksu tempat ia biasa makan dengan Joon. Yeol mengajak Sun duduk di pojok restoran yang menghadap ke arah jalanan. Seperti biasa ia memesan Kalguksu dengan topping daging sapi. Ia juga memesankan Sun makanan yang sama dengannya. Ia melirik sekilas ke arah Sun yang masih tetap memasang wajah menggerutu dan kesal. Yeol sedikit menyesal memaksa Sun seperti ini, tetapi ia masih penasaran dengan gadis itu.

"Kalau kau terus memaksaku seperti ini, aku akan melaporkanmu ke polisi!" ancam Sun.

"Laporkan saja! Aku tidak takut," gertak Yeol. "Selama aku masih belum bisa mengingat masa laluku denganmu, aku akan terus seperti ini," ucap Yeol santai sambil menyeruput kuah Kalguksunya.

A Thousand Tears in DaeguWhere stories live. Discover now