36. Rumah yang Terasa Dingin

38 31 3
                                    

'Aku akan memberikanmu sejuta kasih sayang yang tak akan kau lupakan'

Sun menyesali dirinya yang sering kelepasan bicara. Saat Yeol mengatakan kalau dirinya ingin membuka perusahaan keamanan, ia langsung berpikir yang tidak-tidak. Hatinya tidak akan sanggup lagi jika harus melihat Yeol berlumuran darah. Ia pun tak akan pernah bisa membayangkannya. Membuka perusahaan bodyguard pasti akan berhubungan dengan perkelahian dan kekerasan sehingga Sun tidak menginginkan jalan itu ditempuh Yeol. Tapi Yeol terus menerangkan pada Sun kalau dirinya berbeda dengan ayahnya yang seorang gangster. Sun tetap saja tidak bisa menerima keputusan dari Yeol.

Walaupun sudah melarang Yeol, tapi Sun punya hak apa. Hubungannya saja sekarang tidak jelas seperti apa dengan Yeol. Hal terbaik yang harus ia lakukan sekarang adalah membantu Yeol memulihkan semua ingatannya kembali lalu... Sun seketika mengingat Joon. Untuk itulah ia saat ini berada di dalam mobil yang dikendarai Yeol menuju rumah Yeol. Saat Yeol dan Sun sedang sibuk membuat pesanan buket bunga, Tuan Kim menelpon dan menyuruh Sun untuk datang ke rumahnya karena ada hal yang ingin ia bicarakan mengenai pengobatan Joon. Sun terpaksa membatalkan janjinya dengan Yeol untuk makan malam.

Yeol sempat kesal karenanya, tapi ia mengatakan kalau Sun sekarang punya hutang janji dengannya sehingga suatu saat Yeol akan menagihnya dua kali lipat karena ini bukan pertama kalinya Sun ingkar janji dengan Yeol. Tapi Yeol tidak bisa berbuat apa-apa karena ayahnya yang membuat Sun membatalkan janji dengannya. Ayahnya memang tidak bisa dibantah. Yeol merasa kasian pada Sun karena sikap ayahnya yang suka seenaknya. Saat Yeol mengatakan hal itu pada Sun, Sun menjawab.

"Kau sendiri juga seperti itu!"

"Aku tidak seperti ayahku. Sudah kubilang berapa kali kalau aku berbeda dengannya!" ucap Yeol tidak terima.

Sun mengangguk-angguk sambil tersenyum.

"Jadi kali ini kau balas mengejekku?"

"Kau memang mirip ayahmu. Suka seenaknya sendiri, suka berkelahi, hmm apalagi ya?" ejek Sun sambil memangku sebelah tangannya.

Rasanya Sun senang sekali menggoda Yeol. Sun jadi teringat saat kecil kalau awalnya Yeol yang sering menjahili Sun. Anak laki-laki itu sering memasukkan daun kering ke dalam tas Sun, menyembunyikan sebelah sepatu Sun, hingga menghabiskan makanan kesukaan Sun. Tapi Sun bukanlah anak perempuan yang cengeng sehingga saat dirinya diusili oleh Yeol, Sun malah menasehati Yeol kalau perbuatan yang ia lakukan tidak baik dan menyuruhnya untuk tidak melakukannya lagi. Rasanya kejadian seperti itu terulang lagi sekarang. Yeol memang tidak bisa jika tidak dinasehati lagi oleh Sun.

***

Mobil Yeol sudah memasuki pekarangan rumah Tuan Kim. Setelah memarkir kendaraannya, Sun dan Yeol keluar dari dalam mobil dan berjalan berdampingan menuju dalam rumah. Yeol mengajak Sun untuk makan malam di rumahnya saja. Sun tadinya merasa tidak enak kalau harus makan bersama karena sedang ada Tuan Kim. Sun pasti akan canggung di dekatnya. Tapi Yeol mengatakan kalau ayahnya jarang makan malam bersama dirinya dan Joon. Ayahnya lebih suka makan malam di luar.

Setelah berpisah di ruang tamu, Sun langsung menuju ke ruang kerja Tuan Kim yang terletak di lantai satu sementara Yeol akan ganti baju menuju kamarnya di lantai dua. Sun bertanya-tanya dalam kepalanya, mengapa Tuan Kim ingin mengajaknya berdiskusi tentang pengobatan Joon? Apa Joon sudah mengetahui hal ini? Saat mengetahui dirinya terkena kanker, Joon ingin merahasiakan penyakitnya tersebut. Jadi hanya Sun dan Tuan Kim yang mengetahuinya. Yeol belum mengetahui kabar ini karena Joon melarangnya. Sun tidak tahu apa alasannya karena Joon tidak ingin membicarakannya.

Sun mengetuk ruang kerja Tuan Kim. Setelah mendengar suara Tuan Kim dari dalam ruangannya dan mempersilahkan Sun masuk, Sun pun membuka pintu dan melangkahkan kakinya ke dalam ruangan yang terasa dingin itu. Tuan Kim memiliki badan yang cukup kekar meski rambut putih sudah memenuhi bagian atas kepalanya. Sun tidak sengaja melihat lengan kiri Tuan Kim yang memiliki sebuah tato naga berukuran besar. Sepertinya Tuan Kim tahu kalau Sun terlihat terkejut melihat tato tersebut sehingga Tuan Kim menurunkan lengan kemejanya yang tadinya ia naikkan.

"Duduklah!" suruh Tuan Kim.

Sun langsung menarik kursi kayu berselimut beludru merah yang ada di hadapan meja kerja Tuan Kim dan duduk di atasnya. Tuan Kim menarik sebuah map dari dalam laci mejanya lalu mengeluarkan isinya yang berupa bundalan kertas. Ia menyuruh Sun untuk melihatnya. Ternyata isi di dalam adalah hasil tes yang dilakukan oleh Joon dan pengobatan yang harus dilakukannya.

Tuan Kim perlahan memijat-mijat pelipisnya. Dirinya tampak sangat tidak bersemangat. Sun sadar kalau hati Tuan Kim pasti tersayat begitu mengetahui orang yang disayanginya sakit. Sun pernah merasakan dirinya berada di posisi Tuan Kim, yakni pada saat mengetahui kalau ibunya sakit parah dan Sun tidak bisa berbuat apa-apa.

"Joon tidak mau melakukan pengobatan apapun. Anak itu sangat keras kepala. Ia harus segera diobati jika tidak ingin penyakitnya bertambah parah," Tuan Kim mengatakannya sambil menghela napas panjang.

"Apa kondisi Joon memburuk?" tanya Sun. Dirinya sudah tiga hari tidak bertemu Joon.

"Anak itu sudah tiga hari tidak ke galeri. Ia hanya diam di perpustakaan saja. Anak itu sepertinya masih belum menerima kalau dirinya sakit. Joon memang tidak pernah mengatakan apapun setelah tahu kalau dirinya sakit," Tuan Kim terlihat sangat mengkhawatirkan anak bungsunya itu.

"Apakah kau bisa membujuknya untuk melakukan pengobatan?" pinta Tuan Kim.

Tanpa ragu, Sun menyetujuinya. Ia tidak yakin kalau Joon akan menuruti permintaannya. Tapi Sun juga ingin Joon kembali sehat dan menjalani hari-harinya seperti biasa. Jadi ia akan berusaha sebisa mungkin untuk membujuk Joon. Sun berjanji akan segera menemui Joon dan mengajaknya untuk kembali ke rumah sakit.

"Terima kasih Sun! Apa kau mau tinggal untuk makan malam bersama?" tawar Tuan Kim.

Sun terkejut mendengarnya karena tadi Yeol bilang kalau ayahnya jarang makan malam bersama anak-anaknya.

"Oh, tadi Yeol mengajakku makan malam di sini," jelas Sun. Melihat raut wajah Tuan Kim yang heran, Sun merasa harus menjelaskannya.

"Tadi Yeol habis dari tokoku dan mengantarku ke sini," Sun mencoba menjelaskan.

"Apa hubunganmu dengan Yeol..."

Perkataan Tuan Kim terpotong karena adanya teriakan wanita dari luar ruang kerja. Teriakan tersebut dibarengi dengan ketukan pintu yang semakin lama semakin kencang. Suara itu adalah suara Bibi Jung. Saat Sun hendak membukakan pintunya, Bibi Jung sudah menerobos masuk ke dalam. Dirinya terlihat sangat panik dengan raut wajah yang sudah ingin menangis.

"Tuannn, tuan muda..."

Tuan Kim langsung beranjak dari kursinya menuju ke arah Bibi Jung. Wajahnya ikut terlihat pucat.

"Ada apa dengan Joon?" tanya Tuan Kim.

"Tuan muda Joon berkelahi dengan tuan muda Yeol."

***

A Thousand Tears in DaeguHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin