21. Masa Kecil yang Indah

30 28 3
                                    

Pandangan Hyeon dan Min tertuju pada sosok teman dekat mereka yang mondar mandir di depan mereka sejak tadi. Sun tak henti-hentinya duduk berdiri kemudian duduk lagi lalu keluar dari toko dan masuk ke dalam lagi. Sun terlihat sangat gelisah sekali. Hyeon dan Min merasa pusing melihat teman mereka yang sudah seperti gasing itu.

"Duduklah! Kau membuatku pusing karena mondar mandir seperti itu," Hyeon tampak gemas dengan kelakuan Sun. Ia melirik Min yang terus memasukkan odeng ke dalam mulutnya. "Min! Mau sampai kapan kau makan seperti itu? Apa kau tidak merasa kenyang? Lihat pipimu yang semakin bengkak itu! Lama-lama badanmu bisa seperti bola," Hyeon memegangi kepalanya yang terasa pusing melihat kelakuan kedua temannya, "Kau ini, Sun sedang cemas seperti itu, kau bisa-bisanya makan," Hyeon kesal melihat Min yang dari tadi kerjanya hanya makan saja.

"Aku kan sedang lapar. Lagipula kalau badanku nanti seperti bola, aku tinggal sedot lemak saja. Ayahku pasti akan menyuruhku untuk segera sedot lemak," Min mengatakan hal itu dengan santai sambil melahap lagi odeng yang ada di tangannya. Ayahnya memang tidak akan membiarkan anak semata wayangnya terlihat bulat dan jelek. Ayahnya pasti akan rela memberikan semua hartanya hanya untuk membuat anak gadisnya itu terlihat cantik.

"Percuma saja aku berbicara denganmu!" Hyeon berdiri menghampiri Sun. "Kau yakin ia diculik?"

Sun mengangguk dengan cepat. "Aku sudah mencari ke semua tempat yang biasa ia datangi. Bahkan ke lingkungan kumuh tempat adik angkatnya tinggal. Hanya satu tempat yang belum aku datangi," Sun melihat jam tangannya. Sudah setengah jam berlalu sejak ia menelpon Joon untuk meminta bantuannya. Lagi-lagi ia merepotkan lelaki itu. Tapi Sun tidak ada pilihan lain. Sun melihat ke arah jam tangannya.

"Joon lama sekali. Aku pergi sendiri saja ke sana," ucap Sun tidak sabaran.

"Tidak boleh!" Hyeon langsung berlari menghalangi pintu keluar. Ia membentangkan tangannya. "Kau tidak boleh ke sana sendiri! Tempat itu terlalu berbahaya untukmu."

"Tapi Joon lama sekali. Aku tidak bisa menunggunya lagi! Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Yeol lagi?"

Pintu toko pun terbuka. Hyeon langsung menoleh ke belakang. Ia melihat Joon datang. "Untunglah kau cepat datang. Gadis ini sangat keras kepala dan terus menerus memaksa untuk datang ke klub malam sendiri," Hyeon melirik tajam Sun.

"Kalian tunggulah di sini! Kita tidak tahu jika lelaki itu kembali ke toko," Joon berbicara pada Hyeon dan Min. Mulut Min langsung menganga ketika melihat Joon. Tangan kanannya masih tetap memegang odeng yang tidak jadi ia masukkan ke dalam mulutnya. Min tampak sangat tertarik dengan lelaki itu.

Joon langsung melihat wajah Sun dan menghela nafas, "Tunggu apa lagi, kenapa kau malah berdiri di sana?" Joon menghampiri Sun, menggenggam tangannya dan menariknya keluar toko.

"Lalu aku bagaimana?" Hyuk menunjuk dirinya sendiri. Joon tampaknya melupakan keberadaan sepupunya itu.

"Tentu saja kau menemani mereka berdua sampai aku kembali!" Joon menunjuk Hyeon dan Min. Ia kemudian berjalan sambil tetap menggengam tangan Sun. Hyuk menatap Min yang masih terlihat menganga melihat Joon. Lalu menatap Hyeon yang terlihat sangat cemas sambil menggigiti kukunya.

Hyuk mengambil kursi lalu duduk di samping Hyeon, "Siapa namamu? Aku Kim Joo Hyuk," naluri playboy Hyuk keluar ketika melihat gadis cantik seperti Hyeon. Hyeon memang sangat yang cantik. Rambutnya yang lurus panjang terurai lembut, kulitnya putih susu, hidungnya mancung, dan matanya yang bulat menjadi daya tarik tersendiri yang bisa membuat para pria jatuh cinta padanya. Ia tidak mengoperasi matanya, tetapi matanya itu didapatkan dari mendiang ibunya.

Hyuk mengulurkan tangannya, tetapi Hyeon tidak menggubris uluran tangan Hyuk. Hyeon memang tidak suka pada laki-laki playboy seperti Hyuk. Dari tatapan matanya saja, ia sudah tahu kalau Hyuk itu playboy sejati.

A Thousand Tears in DaeguHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin