1. Tiba - Tiba Melamar

139 8 0
                                    

" lho, kak Wira? Kenapa ada di sini? " Tanya ku tak kala menemukan kakak tingkat ku di kampus sedang berada di rumah ku. Aku memang di beritahu jika ada tamu yang ingin menemui ku. Tapi aku tak menyangka tamu yang di maksud adalah seorang Wiratama Hendra Azkiandri.

" kamu akan di jual oleh orang tua mu kan? Dengan kedok perjodohan? Mereka menjual mu dengan harga tinggi agar kamu pergi dari rumah ini? " Tanya Wira balik pada ku dan membuat ku tercekat. Bagaimana dirinya bisa tahu?

" ka... kakak tahu dari mana? " Tanya ku terkejut.

" Tak penting aku tahu dari mana. Tapi yang perlu kamu tahu, Aku mengetahui semuanya saat ini. Dan jujur saja, aku tak rela melihat mu di jual atau di jajakan seperti ini. Seperti wanita yang tak berharga. " ucap Wira dingin dan membuat ku tertunduk lesu. Mengingat bagaimana semua ini bisa terjadi dan bagaimana bisa orang tua ku sejahat ini menjual diri ku.

" jadi? Kakak di sini... " ujar ku tak melanjutkan ucapan ku dan mulai mengangkat kepala ku untuk memandang dirinya.

" hm. Iya. Aku yang akan membeli mu. Aku yang akan mengajukan penawaran dan menerima perjodohan bodoh ini. Dan membawa mu pergi dari mereka. Mereka tak pantas melakukan ini pada mu. " jawab Wira yang cukup membuat ku terkejut.

Aku selama ini memang mengenal Wira sebagai kakak tingkat di kampus ku yang sudah mapan. Dirinya di ketahui memiliki usaha percetakan yang cukup banyak dan tersebar di kota ini dan di kota sekitar tempat kami tinggal ini.

Aku juga mengetahui bagaimana dirinya selama ini begitu dingin dengan semua orang – orang. Dirinya begitu acuh dan tak perduli dengan semua orang yang ada di kampus. Wira selalu menyendiri. Dan kalau pun ada bisa mengobrol padanya, itu adalah orang – orang yang sudah terlalu sering di acuhkannya atau orang yang memang sudah lama mengenal Wira.

Cerita yang aku ketahui selama ini pun hanya ada satu atau dua orang saja yang memang mengenal dan berteman dekat Wira. Termasuk kakak laki - laki ku. Yang merupakan sahabat Wira sejak di jaman Sekolah. Bisa di bilang, dirinya tak terlalu banyak bergaul.

Bahkan dengan makhluk yang berjenis kelamin perempuan. Dirinya sama sekali tak pernah perduli dengan gender yang sama dengan ku itu. Jadi aku cukup terkejut menemukan dirinya di rumah ku saat ini untuk mencari ku. Bukan kakak laki - laki ku.

Di tambah lagi dengan ucapannya yang akan membeli ku dengan dalih perjodohan kali ini. Entah ini adalah hal yang baik atau buruk untuk ku. Tapi yang ku harapkan, jujur saja Wira adalah orang yang akan mengeluarkan ku dari keluarga ini. Karena di dalam hati kecil ku, aku tak ingin lebih lama bersama dengan ke dua orang tua ku.

Bukan berarti aku tak sayang dengan keluarga ku. Aku sangat menyayangi mereka. Papa, mama, bahkan ke dua kakak kembar ku. Aku sangat menyayangi mereka berempat. Tapi jujur saja, aku juga seringkali merasa sedih setiap ke dua orang tua ku menyakiti ku tanpa henti. Sangat jauh berbeda dengan perlakuan yang di berikan ke dua orang tua ku pada dua kakak kembar ku.

*****

" om di beritahu jika kamu ingin menemui om dan istri om. Ada apa Wira? Apa ada sesuatu? " Tanya papa saat beliau duduk di hadapan Wira bersama mama setelah ku panggil untuk menemui Wira. Bahkan ke dua kakak ku pun ikut menghadapi Wira saat ini.

" Ngapain kamu di sini! Sana ke belakang! Menganggu saja! " sentak mama pada ku dan membuat ku terkejut.

" i... Iya m... Ma. " ujar ku terbata. Aku pun mencoba untuk undur diri, namun di tahan oleh Wira.

" Di sini aja Cha. Sama aku. " Ujar Wira dan menarik tangan ku untuk duduk di samping dirinya. Membuat mama langsung mendelik marah ke arah ku dan membuat ku tertunduk takut.

Si Fueras MiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang