13. Wisuda Wira

31 4 2
                                    

" Sekali lagi, selamat ya mas. " Ucap ku begitu kami berdua sudah keluar dari gedung yang memang selalu di jadikan tempat untuk acara wisuda di kampus ku dan Wira.

" Makasih banyak sayang. Makasih ya karena sudah nemenin mas selama ini. Bahkan kadang nemenin mas belajar buat cepet lulus dan Wisuda. " ujar Wira memeluk ku dengan sebelah tangannya dan dengan senyum lebar yang semenjak tadi terus bersarang di wajahnya.

" Ganteng banget suami Acha senyum - senyum begini. " goda ku usil dan membuat Wira akhirnya terkekeh karena mendengar godaan ku ini.

" gak mungkin mas gak senyum kesenengan sekarang. Mas udah wisuda setelah semua yang mas kerjakan, semua kerjaan mas lancar semua, Sangat lancar malah. Mas juga punya kamu yang selalu ada di sisi mas. Mas selalu di support sama istri cantik nya mas. Gimana mungkin mas gak senang. " Jawab Wira memandang ku dengan pandangan penuh cinta seraya menjawil pipi ku lembut.

Alih - alih dirinya yang merasa malu karena ku goda, Justru aku yang tersipu malu karena ucapannya ini. Terlihat jelas dirinya begitu menyayangi ku bahkan tak malu mengumbar kebahagiaannya bersama ku di depan banyak orang seperti ini.

Padahal sebelum menikah dengan ku, aku tahu benar bagaimana Wira di kampus. Dingin, sinis, Sarkas dan masa bodoh dengan sekitarnya. Apalagi dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Tapi semua itu sama sekali tak berlaku pada ku.

" omongannya. Manis banget mas. Memang gak malu di lihat orang ya? Banyak lho ini yang merhatiin mas. " Ujar ku saat aku menyadari jika banyak yang melihat keintiman ku dan Wira saat ini. Tak hanya perempuan, beberapa laki - laki yang ku tahu adalah anak - anak di jurusan juga memperhatikan kami berdua.

" Mereka punya mata ya jelas bisa merhatiin kita dong Cha. " ujar Wira masa bodoh. Tipikal seorang Wira.

" Mas emangnya gak malu? " Tanya ku lagi.

" Kenapa harus malu? Kamu istri mas. Kamu sama mas itu udah sah, udah halal. Bahkan kalau mau mas cium kamu di depan mereka semua juga itu gak salah jatuhnya. Karena kamu milik mas secara agama dan hukum Indonesia. " ujar Wira lagi yang berhasil membuat ku menepuk dadanya pelan karena ucapan frontal nya ini.

" Mulutnya ih. "ujar ku dan membuat Wira terkekeh pelan.

Memang harus aku akui, semenjak menikah hingga saat ini, Wira sama sekali tak pernah menyembunyikan perasaannya di muka umum atau menjaga jarak dengan ku di depan semua orang. Bahkan dirinya selalu menjaga dan memperhatikan ku walau dalam diamnya selama ini.

Wira memang tak pernah secara terang - terangan atau memperlakukan ku seperti orang pacaran atau orang menikah pada umumnya. Seperti memberi bunga atau memberi surprise, Atau bahkan memberi ucapan cinta setiap waktu. Tetapi dirinya selalu sigap dan berada di sekeliling ku setiap di mana pun aku berada. Dan semua ada di porsinya masing - masing.

Dirinya sama sekali tak pernah menyembunyikan status pernikahan kami berdua dari siapa pun. Bahkan dirinya sudah menganti foto profil sosial medianya dengan foto pernikahan kami berdua. Seolah - olah ingin memberitahu siapa pun jika kami sudah menikah. Dan terkadang, dirinya juga memosting foto ku di sosial medianya. Seolah - olah ingin memberitahu semua orang jika aku adalah milik nya.

*****

" Seandainya kak Reza sama kak Sera bisa barengan ya wisudanya sama mas, pasti kita bisa kumpul sama - sama. " ujar ku lirih.

Aku pun mengedarkan pandangan ku di sekitar gedung yang saat ini sudah di penuhi oleh orang - orang yang datang untuk menemani para wisudawan dan wisudawati yang di acara wisuda hari ini. Dan tak sedikit yang yang di temani oleh orang tua dan keluarga nya masing - masing.

Reza dan Sera memang belum wisuda karena mereka berdua tidak mendapat jatah wisuda kali ini dan mereka sedikit terlambat mengurus segala berkas - berkas untuk wisuda. Dan akhirnya mereka berdua harus menunggu di acara wisuda Setelah ini beberapa bulan lagi.

Si Fueras MiaWhere stories live. Discover now