25. Mengobrol Berdua

25 3 4
                                    

" lagi ngapain Cha? " Tanya Wira mengagetkan ku yang tengah mencuci pakaian kami berdua di mesin cuci.

" Eh mas. Ngagetin deh. Kok gak bilang mau pulang. " ucap ku kaget karena keberadaan Wira yang ada di taman belakang di dekat ruang mencuci pakaian secara tiba - tiba.

" Mas udah lama lho masuk rumah dan manggil - manggil kamu. Kayaknya kamu nya keasyikkan nyuci pakaian kita, jadi gak dengar suara mas. " jawab Wira yang berhasil membuat ku terkekeh.

Karena jujur saja aku memang tak mendengar suara Wira. Sehingga aku tak mengetahui dirinya yang sudah pulang.

" maaf ya mas. Aku lagi fokus ke cucian deh kayaknya jadi gak denger suara mas pas pulang. " jawab ku meminta maaf. Dan membuat Wira memandang ku lekat.

" Kamu ngapain hari ini? " Tanya Wira mendekati ku dan berdiri di dekat ku.

" Gak ngapa - ngapain kok. Aku cuma beberes rumah, terus nyuci baju terus tadi juga sempet nyiapin bahan makanan buat nanti aku masak buat makan malam kita. " jawab ku yang langsung membuat Wira menarik ku ke dalam pelukannya.

" eh? Mas? " ucap ku terkejut dan bingung dengan ulah Wira yang tiba - tiba langsung memeluk ku tanpa bicara ini.

" Kamu bilang kamu gak ngapa - ngapain. Tapi kamu beresin rumah sama cuci pakaian kita berdua Cha. Kamu ngerjain tugas nya mas. " Beritahu Wira dengar suara beratnya dengan lirih namun berhasil membuat bulu kuduk ku meremang. Dan ulahnya ini berhasil membuat ku mengangkat kepala ku untuk memandang wajahnya.

" kok gitu? Kata siapa itu tugasnya mas? Itu semua kan tugas Acha. " Tanya ku tak mengerti.

Pasalnya, selama ini pun aku yang membereskan rumah. Bahkan sejak aku kecil, aku yang membereskan rumah papa dan mama. Karena itu lah aku terbiasa untuk membereskan rumah tanpa di minta atau di suruh.

" Acha Perempuan kan? " Tanya Wira dan langsung membuat ku mengangguk.

" Iya. Acha perempuan. Kok mas nanya gitu? " Tanya ku balik dengan bingung dan tak mengerti. Kenapa tiba - tiba dirinya bertanya aku perempuan atau bukan.

" Tugas perempuan itu khususnya kamu cuma melahirkan, menyusui dan datang bulan. Jadi ya, semua yang kamu kerjain saat ini, termasuk juga berberes rumah, cari nafkah, atau membahagiakan kamu itu tugas nya mas. " ucap Wira dan membuat ku berjinjit sedikit untuk mengecup bibirnya singkat.

" mas tuh sadar gak? Mas itu terlalu baik jadi suami nya Acha. " ujar ku saat melepaskan kecupan di bibirnya.

" kenapa begitu? " tanya Wira balik pada ku.

" ini buktinya. Padahal biasanya juga Acha yang ngerjain semuanya. Tapi sekarang mas yang mau ambil alih. Bahkan aku gak di bolehin buat capek. Cuman leyeh - leyeh. " Ujar ku yang berhasil menerbitkan senyum di wajah Wira.

" ya gak papa. Kan mas mau nyenengin kamu. Jadi ya kamu cuma harus bahagia dan senang aja selama sama mas. " beritahu Wira. Aku pun mulai kembali memeluk dirinya dengan erat dan menghirup aroma tubuh Wira.

*****

" lagian ini kamu pake boxer mas ya? Pantesan boxer bersih mas di lemari cepet banget habisnya. Kamu juga make ternyata. " ujar Wira saat dirinya dengan begitu mudah mengangkat tubuh ku dan menggendong ku untuk beranjak pergi dsn duduk bersama dirinya di ruang tengah rumah kami berdua.

" jadi aku gak boleh make boxer mas? " tanya ku memandang dirinya lekat.

Kini aku sudah berada di atas pangkuannya dan duduk berhadapan dengan dirinya.

Dan aku mulai mencoba untuk sedikit menggoda dirinya sebenarnya. Karena aku tahu Wira tak akan mungkin melarang ku untuk memakai pakaian miliknya, apalagi itu justru membuat ku nyaman.

Si Fueras MiaWhere stories live. Discover now