2. Akhirnya Menikah

42 3 0
                                    

" Kita akhirnya menikah. " ucap Wira saat kami berdua berada di atas pelaminan dan memandang ke semua penjuruh ballroom hotel yang menjadi tempat acara pernikahan kami berdua.

Cukup banyak orang – orang yang datang, Baik itu rekan kerja Wira di percetakan, atau pun semua teman – teman kami berdua di kampus. Dan tak sedikit orang pula yang terkejut dengan pernikahan aku bersama Wira yang terkesan mendadak ini. Karena semua orang tahu benar tak ada perempuan yang berani mendekati Wira dengan sepak terjangnya selama ini. Sehingga mereka tak percaya Wira bisa menikah secepat ini.

" i... iya. " ujar ku tergagap dan langsung membuat kak Wira menoleh pada ku.

" Kenapa? Udah capek? Hm? " Tanya Wira dengan sebelah tangannya yang mulai menarik tubuh ku dengan lembut dan perlahan untuk mendekatinya.

Dirinya pun mulai melingkarkan tangannya itu di pinggang ku. Dan membuat ku menggeleng pelan. Ulahnya ini berhasil membuat semua mata semakin tertuju pada kami berdua dan banyak ku dengan desahan kekecewaan dari para kaum hawa di dalam ruangan ini.

" aku fikir awalnya Acha yang mencoba mendekati kak Wira. Tapi sepertinya terbalik. "

" Kalau begini, Kayaknya gak mungkin Acha yang minta perjodohan ini deh. "

" Lihat, gimana lembutnya Wira pada Acha. "

" sepertinya yang jatuh cinta dan meminta perjodohan adalah Wira deh. "

" Apa jangan – jangan selama ini mereka sudah lama menjalin hubungan tapi gak ketahuan sama kita? "

" Aku jadi ingin mengantikan Acha di atas sana. "

" Harusnya aku yang ada di sana. Kak Wira lebih pantas dengan ku di banding bocah baru gede itu. "

" oh my god. Acha benar – benar membuat ku iri. Aku ingin menggantikannya. "

Banyak suara – suara yang terdengar oleh ku dan kak Wira saat ini. Dan bukannya kami tak mendengar ucapan mereka semua saat ini. Baru saja aku hendak memandang ke arah mereka semua, Tapi Suara Wira sudah terdengar di telinga ku sehingga membuat ku tetap memandang dirinya.

" Biarkan saja mereka. Jangan terlalu ambil pusing dengan semua ucapan mereka. Mereka gak tahu apa pun tentang kita. " Bisik Wira seraya mengelus pinggang ku dengan perlahan dan membuat ku akhirnya mengangguk.

" terima kasih kak. " ucap ku memandang dirinya dengan seksama dan membuat Wira mendekatkan wajahnya ke arah wajah ku.

Ulahnya ini berhasil membuat ku menutup ke dua mata ku dan mengenggam erat jas hitam yang melekat pas di tubuh atletisnya. Dengan segera aku bisa merasakan jika Wira saat ini mencium kening ku dengan lembut dan semakin membuat tubuh kami berdua menempel erat.

Wira kali ini kembali berhasil membuat suara - suara berdengung kembali terdengar karena sikapnya ini. Bukan hanya kembali membuat semua orang kembali membicarakan kami berdua.

Tapi sikapnya ini juga berhasil membuat detak jantung ku menjadi lebih cepat dan ada gelenyar aneh di dalam tubuh ku. Seperti ada ribuan kupu - kupu yang beterbangan di dalam hati dan perut ku karena Wira. Dan jujur saja aku menyukai sensasi yang ku dapat ini. Sensasi yang juga membuat hati ku penuh rasa haru dan hangat.

*****

" Kalian akan tinggal di mana setelah ini? " Tanya mama dengan ketus.

Bahkan beliau langsung bertanya saat tamu – tamu baru saja pulang. Padahal aku dan Wira baru saja duduk di meja bundar ini bersama dengan ke dua orang tua ku beserta ke dua kakak kembar ku dan juga ke dua orang tua Wira bersama dengan adik perempuan Wira yang bernama Dinda. Yang berjarak empat tahun di bawah ku dan lima tahun di bawah Wira.

Si Fueras MiaWhere stories live. Discover now