Chapter 4

10.9K 304 46
                                    

Hinata menggigit kuat bibirnya hingga ia bisa merasakan bau amis darah yang memenuhi lidahnya saat Hinata dengan sekuat tenaga menahan desahan yang mungkin akan meluncur keluar dari mulutnya saat pria iblis itu terus menggerayangi tubuhnya.

Wajah Hinata sudah basah akibat terlalu banyak menangis dan ia bisa merasakan kedua tangannya yang sudah sakit sekaligus nyeri karena terlalu banyak melakukan perlawanan.

"Lepas–" Lirih Hinata pelan

Itachi tidak mengubris lirihan gadis kecil yang sedang ia cumbu itu. Bibirnya masih sibuk menghisap kulit leher Hinata meninggalkan lebih banyak lagi bekas merah dileher putih itu.

Kedua tangannya meremas keras payudara besar itu sebelum ia turunkan wajahnya untuk menghadap langsung dengan benda kenyal yang sejak tadi menjadi mainan tangannya.

Onyx hitam Itachi menggelap, gairahnya semakin naik saat manik hitamnya melihat bagaimana indahnya dua gundukan itu dengan puting merah mudanya yang telah tegak sempurna seolah menantang Itachi agar segera memainkan bagian itu dengan mulutnya.

Sial, kucing kecilnya masih berusia tujuh belas tahun tapi sudah memiliki payudara sebesar ini. Itachi tidak tau akan sebesar apa payudara kucing kecilnya jika Itachi dengan teratur terus memainkan benda itu dengan tangannya. Pasti akan semakin besar dan Itachi semakin tidak sabar menunggu pertumbuhan dua benda padat nan kenyal yang mulai detik ini menjadi favoritnya.

Lidah Itachi terjulur untuk menjilat puting merah muda itu memberikan sensasi dingin saat lidah basah Itachi menyentuh langsung puting tegak Hinata berhasil membuat gadis mungil dibawahnya tanpa sadar melengkungkan tubuhnya.

Hinata menggigit keras bibirnya merasakan Itachi yang kembali memberikan jilatan di putingnya memainkannya dengan lidah basah itu.

Itachi memejamkan matanya merasakan bagaimana lembutnya payudara Hinata menghirup aroma memabukkan khas gadis mungilnya yang membuat Itachi tidak bisa menahan dirinya lagi saat bibirnya terbuka dan langsung menghisap payudara sintal Hinata mengulum rakus benda besar itu memainkan putingnya dengan lidahnya dengan sesekali memberikan gigitan kecil yang berhasil membuat kucing kecilnya mengeluarkan suaranya untuk pertama kalinya.

"Akhh–"

Gairah Itachi semakin meluap saat telinganya dapat menangkap suara halus desahan gadis kecilnya.

Satu tangannya masih meremas keras payudara besar Hinata yang tidak terjamah oleh mulutnya sedangkan satu tangannya yang lain mulai turun mengelus perut ramping Hinata memberikan remasan-remasan sensual disana sebelum semakin turun hingga berakhir dibagian paling tersembunyi dari tubuh gadis kecilnya.

Sontak merasakan sebuah sentuhan dari tangan kasar pria yang sedang melecehkannya membuat Hinata seketika membuka lebar kedua matanya. Manik amethys indahnya berkaca-kaca mencoba menatap kebawah melihat secara langsung wajah Itachi yang tenggelam karena menggulum payudaranya dan kedua tangannya yang masing-masing sibuk meremas payudaranya dan juga memainkan klitorisnya.

Hinata kembali menangis, tangisan kencang yang membuat Itachi semakin bersemangat saat jari-jari panjang Itachi semakin mengelus lembut klitoris Hinata memberikan cubitan kecil pada daging kecil itu.

"Hiks... Lepashh.. j-jangan sen–tuhh.."

Itachi sama sekali tidak mengubris lirihan tidak berdaya Hinata saat ia dengan kasar mulai memasukkan tiga jari tangannya sekaligus kedalam milik gadis kecilnya. Itachi menggeram pelan merasakan betapa sempitnya lubang milik kucing kecilnya yang melahap habis tiga jari panjangnya.

Sial, rasanya benar-benar sempit dan hangat. Sangat sempurna.

Hinata memekik keras saat merasakan sesuatu yang panjang melesak masuk kedalam dirinya. Ini sangat sakit dan Hinata benar-benar tidak bisa menghentikan dirinya yang semakin terisak keras.

Bon Appetit Where stories live. Discover now