Chapter 14

4.4K 231 51
                                    

Itachi meneguk wiski ditangannya hingga tandas lalu melemparkan sembarangan botol itu hingga pecah sebelum berteriak keras mengusak kasar surai hitamnya yang kini terlihat begitu berantakan.

Setelah pulang dari mansion sang kakek Itachi tidak bisa mengendalikan perasaan marahnya saat ia memilih untuk mengalihkan perasaan marahnya dengan minum alkohol. Namun bukannya menghilang, emosi yang Itachi rasakan malah semakin memuncak saat bayangan wajah Hinata terus memenuhi kepalanya.

Itachi menggila dan berakhir menghancurkan apa saja yang ada didepan matanya. Para maid dan penjaga tidak ada satupun yang berani mendekati tuan muda mereka yang sedang dalam kondisi marah besar. Bahkan setelah bertahun-tahun berkerja untuk Itachi ini kali pertama mereka melihat tuan muda mereka yang terkenal dingin dan tenang itu diliputi kemarahan sebesar itu.

"Sial, sial, sial!" Itachi mengumpat melemparkan asal segala hiasan mewah yang ada di meja

Berbagai macam guci antik yang berharga ratusan juta hancur begitu saja. Pecahan kaca hampir memenuhi seluruh lantai saat Itachi ikut melemparkan hampir semua vas mewah yang ada diruang utama. Kaca lemari hias bahkan ikut menjadi korban dari kemarahan besar Itachi.

"Sialan! Arghhh!"

Itachi berteriak keras kembali mengusak kasar surai hitam panjangnya. Kekalahan telak karena tidak bisa membawa Hinata kembali bersamanya membuat Itachi benar-benar marah. Ia marah saat kakeknya bisa dengan mudah membuat Itachi tidak berdaya hingga tidak bisa melakukan apapun.

Nafas Itachi memburu wajah tampannya terlihat memerah karena marah. Bayangan wajah cantik Hinata terus memenuhi kepalanya dan Itachi hanya bisa mengepalkan kedua tangannya membayangkan apa saja yang saat ini sedang kakeknya lakukan terhadap gadis kecilnya.

Berbagai macam umpatan ia keluarkan dan Itachi kembali berteriak keras. Ketakutan mulai melanda Itachi, takut jika Madara menyiksa Hinata dan takut jika Hinata menghilang dari hidupnya.

Itachi ingin menyangkal bahwa ia tidak mungkin mencintai namun kegilaan yang ia rasakan karena kehilangan gadis kecilnya membuat Itachi sadar bahwa gadis itu telah menduduki posisi terpenting dihatinya.

Itachi ingin Hinata selalu bersamanya, menyambutnya dengan wajah cantiknya yang lugu dan menemaninya dengan semua aktifitas panas namun mendebarkan yang begitu Itachi sukai. Itachi menginginkan Hinata disisinya tapi kini gadis kecilnya telah pergi. Dan orang yang mengambil Hinata-nya adalah kakeknya sendiri.

"Hinata.." Itachi berseru lirih dengan onyx hitamnya yang terlihat kosong

Tubuhnya terjatuh saat rasa pening kian menghantam kepalanya dan Itachi hanya bisa terduduk menyandarkan tubuhnya disisi sofa menutup kedua matanya.

"Hinata.. kembalilah sayang." Bisik Itachi lirih dan setelahnya pria itu jatuh tidak sadarkan diri diatas lantai dingin yang disekitarnya telah dipenuhi dengan percihan kaca karena kekacauan yang pria itu buat

•••

Shisui berjalan dengan langkah buru-buru menuju mansion mewah supupunya. Kemarin ia sangat sibuk karena ada begitu banyak pasien yang harus ia tangani sehingga ia melewatkan tentang berita mengejutkan jika gadis kecil yang disembunyikan Itachi telah diketahui keberadaannya oleh sang kakek Uchiha Madara.

"Dimana Itachi?" Shisui bertanya cepat begitu melihat Biwako yang menyambutnya didepan pintu mansion Itachi

"Tuan muda saat ini sedang tertidur diruang utama setelah semalam mabuk hebat tuan."

Shisui yang mendengar itu langsung melangkahkan kakinya cepat menuju ruang utama mansion mewah Itachi dan begitu ia sampai disana Shisui hanya bisa membuka mulutnya lebar menatap tidak percaya kekacauan yang telah dilakukan oleh sepupunya.

Bon Appetit Where stories live. Discover now