Chapter 7

6K 225 20
                                    

Sedari tadi Hinata terus mencuri-curi pandang pada pria yang duduk didepannya. Perlakuan semalam saat pria itu membuatkan makanan untuknya dan menyiapkan obat untuknya membuat Hinata tidak bisa menahan dirinya untuk terus mengamati wajah pria itu.

Satu hal yang Hinata akui dari pengamatannya jika pria yang duduk didepannya tidak seburuk yang Hinata bayangkan. Walaupun rasa trauma akibat sikap kasar pria itu masih membekas jelas diotaknya namun perlakuan hangat yang pria itu berikan kepadanya semalam entah mengapa sedikit membuat Hinata sedikit jatuh.

Hinata tidak mengerti, namun perlakuan semalam benar-benar membuat Hinata bingung akan sikap sebenarnya pria itu.

Bahkan semalam setelah menyantap makanan dan meminum obat pria itu kembali membawa Hinata keatas dan merebahkan tubuhnya di ranjang mewah itu. Hinata pikir saat itu pria iblis itu akan kembali menyetubuhinya namun dirinya salah karena pria itu menyuruhnya untuk segera tidur dan tidak melakukan apapun terhadapnya.

Hinata bingung namun rasa syukur lebih mendominasi dalam dirinya. Setidaknya Hinata terbebas dari jeratan menyakitkan yang pria itu berikan pada tubuhnya.

Manik amethys Hinata masih mencuri-curi pandang kearah Itachi bahkan Hinata telah mengabaikan makanan didepannya karena terlalu larut akan kegiatannya hingga ia tidak menyadari bahwa pria yang ia tatap sedari tadi telah menyadari tingkahnya.

"Jika kau menatapku terus kau akan jatuh cinta padaku." Seru Itachi dingin dengan membalas menatap manik indah itu

Hinata tersentak, suara dingin itu sontak menyadarkan Hinata bahwa ia telah tertangkap basah. Tatapan tajam yang pria itu lemparkan padanya berhasil membuat Hinata ketakutan karena baru saja ketahuan. Dengan segera Hinata menundukkan kepalanya menatap lurus kearah makanannya yang belum tersentuh sedikitpun.

Itachi yang melihat tingkah Hinata menarik seringai sinis dibalik wajah tampannya "Makan makananmu, aku tidak menyuruhmu duduk disini untuk menyaksikan aku makan."

Mendengar itu Hinata mengangguk cepat dan langsung menyuapkan sesendok besar makanan kedalam mulutnya berhasil membuat dirinya tersedak hingga wajah putihnya memerah sempurna.

Buru-buru Hinata mengambil minuman disampingnya meneguknya hingga kandas. Rasanya Hinata ingin menangis ia tidak terbiasa, sungguh duduk berhadapan dan menyantap makanan mewah didepannya terasa seperti sedang memakan bangkai tikus di dalam neraka.

Onyx hitam pria itu yang menatapnya tajam membuat Hinata ketakutan setengah mati. Kata pujian yang sempat Hinata lemparkan tadi kepada pria iblis itu segera Hinata tarik kembali.

Sungguh Hinata tidak bisa hidup bersama dengan pria iblis itu yang sekujur tubuhnya penuh dengan aura gelap penuh intimidasi.

Sedangkan Itachi yang melihat itu sama sekali tidak peduli memilih menyantap makanannya tanpa terpengaruh sedikitpun.

"Makan perlahan." Ujarnya singkat

Hinata mengangguk mulai memakan makanannya dengan hati-hati menelannya dengan sedikit kesusahan. Sungguh rasa takut yang tiba-tiba mendera tubuhnya membuat Hinata benar-benar ingin menghilang sekarang juga.

Itachi meneguk airnya hingga tandas dan mulai memfokuskan dirinya menatap lekat kucing kecilnya yang sedang menyantap makanannya dengan raut tertekan.

Itachi tau itu namun ia memilih untuk tidak memalingkan matanya sama sekali membuat kucing kecilnya itu semakin tertekan. Sedikit bermain-main dengan gadisnya tidak masalah kan?

Hinata mengenggam erat-erat sendok mahal ditangannya itu menyuapkan makanan kedalam mulutnya dengan tangan bergetar. Hinata sadar bahwa ia sedang ditatap sedemikian rupa oleh pria iblis itu dan hal itu berhasil membuat keringat dingin mulai keluar membasahi pelipis Hinata.

Bon Appetit Where stories live. Discover now