10

27.2K 2.9K 83
                                    

Halo semuanya,
Masih nunggu Vallen?

Jangan lupa vote dan komen ya,
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.





Deon dan si kembar melihat Vallen terserempet mobil yang tiba-tiba saja melintas. Terdengar pekikan orang di sekitar yang melihat kejadian itu. Mereka langsung menghampiri Vallen yang tergeletak di pinggir trotoar.

Mata Deon sudah berkaca-kaca dan air matanya bisa saja pecah sedetik kemudian. Gara langsung membawa membopong tubuh Vallen, diikuti Deon dan Raga, Arga menatap tajam ke arah mobil yang pergi begitu saja sebelum ikut mengikuti adik kembarnya.

Raga membuka pintu belakang mobil untuk mempermudah Gara yang sedang menggendong Vallen yang sudah tidak sadarkan diri, ikuti Deon sesudahnya. Arga langsung mengambil alih tugas pengemudi. Raga duduk di samping kursi pengemudi lalu mesin langsung menyala dan Arga bergegas meninggalkan area. Mereka tidak peduli dengan kerumunan yang menatap penasaran  ke arah mobil.

Raga memberikan baju yang telah dilepaskannya pada Gara yang memangku Vallen untuk menekan luka di kepala Vallen yang masih mengeluarkan darah. Deon sudah menangis dan terus memegang tangan Vallen.

Mereka menebak Vallen terbentur trotoar dengan cukup keras yang mengakibatkan kepala Vallen berdarah hingga langsung kehilangan kesadaran.

"Vallen, hiks kamu harus baik baik  saja hiks."

"Vallen dengar kak Gara? Kak Ar, percepat."

"Kita harus tetap tenang. Kak Ar tetap utamakan keselamatan. Fokus saja."

"Aku mengerti."

Raga memberi nasihat. Ia tidak masalah jika harus mengebut toh mereka sudah biasa ikut balapan, yang ia khawatirkan kakaknya akan kehilangan fokus yang nantinya akan berakibat lebih fatal.

Wajah Vallen mulai pucat mungkin karena kekurangan darah. Baru tadi mereka melihat senyum lebar Vallen yang baru saja keluar dari gedung perlombaan tapi semuanya berubah terlalu cepat, sekarang Vallen tak sadarkan diri dengan mata tertutup, tak ada lagi senyum yang tadi mereka lihat. Semuanya terlihat seperti ilusi.

Arga mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi dan dengan mudah melewati mobil lainnya. Jadi mereka sampai di rumah sakit dengan lebih cepat.

Raga langsung turun dan kembali membukakan pintu mobil untuk kembarannya yang masih memegang tubuh Vallen. Mereka bergegas menuju UGD.

Suster dengan cepat mendorong brangkar dan meminta mereka untuk menunggu di luar.

"Gara, ganti bajumu terlebih dahulu," ucap Agra.

Gara langsung mengiyakan, ia tidak nyaman melihat bercak darah milik Vallen yang menempel di bajunya. Mengingatkannya dengan Vallen yang tidak sadarkan diri di pelukannya.

Deon duduk di kursi tunggu dengan kedua telapak yang menutupi wajahnya.

Raga menepuk kepala Deon, "Tenang, Vallen pasti baik-baik."

Deon melepas tangannya dan melihat ke arah Raga yang berdiri di depannya, lalu ia menganggukkan kepalanya. Tapi air mata masih merembes dari kedua matanya.

Arga seperti sedang menghubungi seseorang dengan ponsel yang menempel di telinga kirinya. Wajahnya dingin dan datar, Deon dibuat seketika merinding melihatnya.

"Bagaimana Kak?" Tanya Raga.

"Ayah akan mengurusnya. Tadi Kakak sudah memberikan nomor plat mobil yang menabrak Vallen."

"Bagus kalau begitu."

"Kita tak perlu khawatir, Ayah sudah bilang akan mengurus semuanya. Kita hanya perlu fokus pada Vallen."

Another Cannon FodderWhere stories live. Discover now