48

11.9K 1.6K 94
                                    

Halo semuanya, sehat? Sehat donk. Jaga kesehatan dan tetep semangat.
Jangan lupa bahagia

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Valen terbangun di sebuah ruangan sempit dengan  pencahayaan sangat minim, yang hanya berasal dari lampu bohlam neon berwarna kuning yang sangat redup. Ia sedang terduduk di pojok ruangan dengan tangan diborgol di belakang tubuhnya. Ia melihat ada seorang remaja yang seumuran dengannya yang keadaannya sama persis dengan keadaannya saat ini.

Vallen mengamati dengan lamat dibawah pencahayaan yang minim. Ia seperti mengenal sosok ini tapi ia tidak bisa melihatnya dengan terlalu jelas, karena kepala remaja itu menunduk ke bawah sepertinya belum sadarkan diri. Samar-samar Vallen bisa mencium bau anyir, amis dan berkarat, Vallen sudah mempunyai bayangan, ini seperti bau darah! Tapi karena ruangan yang benar-benar sangat minim cahaya, ia tidak bisa melihat dengan jelas keadaan di sekitarnya.

"Ugh."

Lenguhan pelan terdengar dari samping Vallen, yang menandakan seseorang yang duduk di samping Vallen akan segera sadar. Remaja itu secara perlahan mengangkat wajahnya, setelah melihat wajah remaja itu, Vallen dibuat terkejut sekaligus bingung. Bagaimana mungkin dia ada di sini? pikir Vallen.

"Ryan?" panggil Vallen dengan pelan.

"Um?" Hanya gumaman pelan yang bisa didengar Vallen.

Ryan berusaha memfokuskan pandangannya dan melihat ke sekeliling. Ia juga tampak terkejut saat melihat Vallen menatap ke arahnya dengan tatapan bingung. Ia juga merasakan tangannya yang diborgol ke belakang tubuhnya, sama seperti keadaan Vallen saat ini.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Vallen.

Ryan tidak menjawab pertanyaan Vallen, ia malah membuang muka ke samping, tidak ingin menjawab pertanyaan Vallen. Sebenarnya, Ryan juga bingung, bagaimana bisa ia berakhir bersama dengan Vallen?

Sewaktu Ryan pulang dari sekolah, ia dikejutkan dengan banyaknya mobil-mobil di pinggir jalan yang sepertinya saling bertabrakan.

Awalnya, Ryan mengira jika itu hanya kecelakaan biasa tapi sampai di mana ia bertemu dengan sekelompok  pria yang sama berpakaian hitam saling menyerang, tentu saja Ryan sangat ketakutan dan tidak ingin keluar. Sopirnya juga mewanti-wanti dan menenangkannya. Sang sopir sudah bisa menebak secara samar tapi tidak mengira jika kondisinya akan berakhir seperti ini. Ditengah jalan ia sudah mengirimkan sinyal SOS pada rekannya yang lain dan mungkin saat ini sedang berada di jalan.

Sampai disaat Ryan melihat Vallen yang ditarik paksa dari mobil, entah apa yang mendorongnya yang menyebabkannya, tanpa pikir panjang langsung keluar dari mobil dan langsung menuju ke arah Vallen. Padahal sopirnya sudah memperingatkannya berkali-kali dan berusaha mencegahnya tapi Ryan sudah terlanjur berlari dan ingin menolong Vallen.

Tapi semuanya berakhir tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ia malahan sama tertangkapnya dengan Vallen dan berakhir di ruangan sempit ini.

Tidak lama pintu terbuka masuklah seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan muda, yang mungkin seumuran dengan Hugo.

"Ternyata para tuan muda kita sudah bangun, aku sangat beruntung. Selain mendapatkan anak dari Martinez, aku juga mendapatkan seseorang dari Johnson. Bukankah ini seperti, beli satu gratis satu?"  Pria itu tertawa terbahak-bahak sampai ada setitik kecil air mata di sudut matanya yang menandakan ia benar-benar tertawa sangat lepas dan terlihat sangat bahagia.

"Tahukah kalian, orang tua kalian saat ini tengah mengamuk dan mencari kalian? Tapi aku masih baik dan tidak menutup kemungkinan untuk membiarkan mereka menemukan kalian. Aku hanya ingin mengulur waktu sedikit dan memberikan pertunjukan yang bagus supaya kalian tidak akan bosan sembari menunggu dijemput. Kalian merupakan tamu terhormat, jadi sudah seharusnya dihibur." Pria itu menyeringai yang membuat Vallen dan Ryan bergidik.

Another Cannon FodderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang