21

22.3K 2.5K 79
                                    

Halo semuanya, sehat, kan?
Semoga semua disehatkan baik fisik maupun mental ya,
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.




Vallen duduk dengan kaku dan merasa canggung, ia duduk di diapit si kembar. Di sebelah kanannya Arga, di sebelah kirinya ada Gara dan Raga.

Di depan mereka ada paman si kembar yang mungkin juga sekarang bisa disebut dengan paman Vallen?

"Ini adik baru kalian?"

"Iya, paman," jawab kompak si kembar.

"Tidak buruk, saya Hector Martinez. Paman si kembar yang juga sekarang menjadi pamanmu."

"Ha-halo paman. Nama saya Vallen."

"Hm." Hector menjawab dengan deheman singkat.

Vallen melihat jika paman barunya terlihat sangat dingin dan berwajah datar. Ia jadi merasa takut.

"Kenapa paman pulang?"

"Ada masalah di salah satu cabang yang ada disini."

Si kembar menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Mereka juga tidak terlalu akrab dengan paman mereka. Sang paman sangat jarang pulang ke mansion. Jika pulang pun hanya sebentar.

Suasana kembali hening, Vallen merasa canggung kembali dan bingung. Ia tidak pandai dalam memulai pembicaraan. Sampai tiba-tiba pintu mansion terbuka dan memecah keheningan. Hugo masuk dengan setelan rapihnya.

"Kakak baru sampai?"

"Hm."

Hugo mendengus setelah mendapatkan deheman singkat dari sang kakak. Ia duduk di sebelah kakaknya. Ia melihat jika kakaknya tidak banyak berubah, masih sama dinginnya atau mungkin bertambah dingin?

"Berapa hari Kakak akan disini?"

"Mungkin sekitar seminggu."

"Ah, begitu."

Hugo melihat jika Vallen duduk dengan tidak nyaman. Apakah kakaknya menakuti bungsunya?

"Kakak menakuti anakku?"

"Apa maksudmu?"

Setelah berpikir sejenak, Hector paham dengan pertanyaan adiknya. Ia melihat ke arah Vallen. Vallen yang di tatap secara naluriah mendekatkan tubuhnya ke arah kakaknya Arga.

"Paman, berhenti melihat adikku seperti itu," ucap Arga.

"Ada yang salah dengan tatapan paman?"

"Paman menakuti adikku," jawab Raga.

Hector mengalihkan pandangannya ke arah adiknya.

"Lihat, Kakak benar-benar menakutinya."

"Aku tidak menakutinya."

Hugo kembali mendengus, ia melihat ke arah anak bungsunya sebelum memanggilnya untuk mendekat, "Vallen, kemari."

Vallen bingung mengapa ayahnya tiba-tiba memanggilnya untuk mendekat. Ia memegang ujung baju kakaknya.

Arga yang merasakan ujung bajunya tertarik, melihat ke arah adiknya yang terlihat gugup. Ia menepuk pelan tangan sang adik, " Tidak apa-apa," Arga mencoba menenangkan sang adik.

Gara yang ada di samping Vallen juga menenangkan Vallen, lalu mengkode sang adik untuk menghampiri sang ayah yang masih menunggu kedatangan Vallen.

Vallen dengan kaku bangkit berdiri dan mulai menghampiri sang ayah. Awalnya ia ingin duduk di sisi luar sang ayah tapi ayahnya lebih dulu memegang tangannya lalu menarik pelan tangannya untuk duduk di tengah-tengah antara sang ayah dan sang paman.

Another Cannon FodderTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon