37

15.7K 2.1K 159
                                    

Selamat membaca dan semoga menghibur, jangan lupa jaga kesehatan dan bahagia selalu 🤗

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Saat Vallen kembali membuka matanya, ia samar-samar melihat sinar matahari telah menembus  sela-sela tirai rumah sakit, mungkin matahari sudah cukup tinggi saat ini. Padahal, sewaktu pertama kali ia bangun, ia melihat jika langit di luar masih gelap, sekarang rembulan telah digantikan oleh sang bagaskara. Vallen tidak tahu, berapa lama ia kembali tertidur. Saat ini, Vallen merasa kondisi tubuhnya terasa menjadi lebih baik jika dibanding saat pertama kali ia membuka matanya. Walaupun, pernapasannya masih sedikit sulit tapi ini lebih baik daripada sebelumnya, dadanya juga tidak terlalu sakit.

"Bangun?" ucap seseorang yang Vallen tebak merupakan salah satu dari kakak kembarnya, tanpa kacamata, tentu saja ia tidak bisa membedakan siapa itu.

Gara memakaikan kacamata pada sang adik, sebelumnya, saat Vallen kembali tertidur, kacamatanya dilepas karena tidur memakai kacamata pasti tidak akan terasa nyaman. Saat ini Vallen sudah bangun, tentu saja Gara akan memakaikan kembali kacamata sang adik untuk membantu penglihatannya.

Penglihatan Vallen terlihat jelas, ia menebak, yang pertama kali bertanya padanya mungkin kakaknya, Raga. Bagaimana ia bisa membedakan salah satu dari mereka, padahal mereka mempunyai wajah yang sama persis? Vallen menjawab, entahlah . Ia bisa membedakan mereka seiring berjalannya waktu dengan sendirinya, setelah tinggal bersama. Ia secara tidak sadar bisa membedakan si kembar, mungkin karena mereka menghabiskan waktu bersama jadi Vallen secara perlahan bisa membedakan ketiganya. Vallen yang bisa mengenali mereka, tentu saja membuat si kembar merasa senang karena bisa menyebutkan nama mereka dengan benar. Itu menunjukkan jika Vallen sekarang bisa mengenali mereka dengan baik. Tidak seperti pertama kali, Vallen sering salah memanggil nama mereka. Ya, walaupun bukan salah Vallen sepenuhnya, salahkan saja wajah mereka bertiga yang benar-benar terlihat sama persis!

Arga berjalan mendekat dengan sebuah gelas berisi air putih hangat, ia membantu sang adik untuk bersandar sedikit pada bahunya. Ia memberikan gelas itu langsung pada mulut adiknya, setelah minum pasti adiknya akan merasa lebih nyaman. Benar saja, setelah meminum air putih hangat, tenggorokan Vallen terasa lebih nyaman dan lega. Vallen juga merasa jika tenaganya telah pulih sedikit jadi ia mencoba berbicara.

"Terima kasih, Kak," ucap Vallen dengan pelan dan serak.

Arga membalas dengan anggukan lalu mengelus rambut adiknya dengan pelan. Arga dan saudara kembarnya yang lain, benar-benar merasa sangat lega melihat kondisi Vallen yang saat ini terlihat lebih baik.

"Vallen lapar?" tanya Gara.

Saat ditanya apakah Vallen lapar, seketika Vallen merasa, ia memang lapar. Jika dipikir, dari kemarin ia belum makan. Makanan terakhir yang ia makan adalah dimsum yang menyebabkannya saat ini berada di rumah sakit, itu pun hanya sedikit. Sejak saat itu, ia belum makan sampai sekarang karena ia yang tidak sadarkan diri. Apalagi, tidak lama setelah ia pertama kali bangun, ia kembali tertidur, jadi saat ini ia benar-benar merasa sangat lapar.

"Iya, Kak, Vallen lapar."

Raga langsung menelpon dan meminta maid membuatkan makanan khusus untuk sang adik lalu mengirimkannya ke rumah sakit secepatnya.

"Tunggu sebentar, oke?" ucap Arga.

"Hm."

***

Hugo, Hector dan Jovan, tidak lama kembali ke ruangan setelah mendengar Vallen sudah bangun.

"Anak Ayah sudah merasa lebih baik?" tanya Hugo.

Another Cannon FodderWhere stories live. Discover now