15

24.1K 2.6K 56
                                    

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.



Vallen melihat pengumuman di website resmi dan lagi-lagi ia menempati urutan teratas.

"Kak, Vallen nomor satu."

"Adik Kakak memang hebat," ucap Arga.

Raga dan Gara juga memuji sang adik, mereka ikut senang dan bangga dengan hasil sang adik. Walaupun sebenarnya mereka sudah bisa memprediksinya.

"Vallen sudah berkerja keras." Hugo juga tidak mau ketinggalan untuk memuji Vallen yang sekarang akan menjadi anak bungsunya. Ia merasa, anak kembarnya tidak salah menilai Vallen. Ia bisa melihat jika Vallen anak yang baik, penurut dan tidak banyak tingkah, ia juga ikut merasa prihatin setelah mendengar kisah hidup Vallen tentang keluarganya.

Tidak lama Deon juga menelpon Vallen dan mengucapkan selamat. Keduanya menelpon cukup lama, Vallen juga memberi tahu jika ia akan tinggal di mansion Martinez. Deon sangat senang saat mendengarnya.

"Aku ikut senang kalau kamu senang. Kalau mereka jahat, bilang saja. Aku akan menjemputmu ke mansion Adijaya."

"Ayah dan Kakak baik sama kok."

"Ah, senangnya yang punya ayah baru."

Vallen merasa malu saat Deon menggodanya.

"Udah, tidak usah malu. Kaya sama siapa. Yang jelas, aku ikut senang kalau kamu senang."

"Makasih, ya De."

"Aku berharap semuanya yang terbaik buat kamu Vall."

"Kamu emang sahabat aku yang paling baik."

"Oh, jelas."

Keduanya tertawa bersama, si triplet dan Hugo hanya bisa memperhatikan dari jauh. Mereka tidak mau mengganggu privasi Vallen. Mereka takut Vallen akan merasa tidak aman jika mereka bersikap terlalu ingin tahu dengan urusannya. Prioritas mereka saat ini adalah membuat Vallen nyaman.

Setelah selesai berbincang dengan Deon lewat telepon, barulah si kembar menghampiri Vallen. Mereka bisa dengan jelas raut bahagia dari sang adik.

"Sudah selesai?" tanya Gara.

"Sudah, Kak."

"Mau ikut kami?"

"Kemana?"

"Kakak akan mengajak Vallen berkeliling mansion, mau?"

"Mau, Kak."

Si kembar menuntun sang adik untuk pergi ke garasi. Arga mengeluarkan mobil listrik mini yang muat 4 orang.

Vallen di buat bingung sekaligus penasaran dengan mobil minimalis yang di kendarainya. Karena mobil itu menggunakan daya listrik, mesinnya tidak bising dan suara yang dihasilkan sangat halus.

Mereka berkeliling mengitari mansion cukup lama, dan itu tidak bisa mencakup semua area karena mansion Martinez yang sangat luas. Jadi si kembar hanya mengajak sang adik berkeliling ke tempat-tempat yang dirasa perlu diketahui adik mereka dan menerangkan mengenai tempat tersebut. Vallen di buat takjub dengan ukuran mansion Martinez. Sebelumnya, ia mengira jika mansion Martinez tida jauh beda luasnya dengan mansion Johnson. Sekarang Vallen akan membantahnya dengan keras! mansion Martinez jauh lebih besar dan luas! mungkin dua kali dari mansion Johnson. Mereka sudah berkeliling kurang lebih satu jam dan itu tidak bisa mencakup semua tempat. Jadi bisa dibayangkan seluas apa mansion Martinez.

"Cukup hari ini, lain kali Kakak akan mengajak Vallen berkeliling lagi."

"Iya, tidak apa-apa, Kak. Vallen sudah sangat senang diajak berkeliling mansion."

Setelah berkeliling, si kembar juga mengantar Vallen ke kamar barunya. Vallen merasa, kamar ini berbeda dengan kamar sewaktu pertama kali ia bangun.

Ruangan itu bertemakan planet-planet dan ada juga gambar astronaut yang beserta kapal ruang angkasa. Ia memang pernah bercita-cita menjadi astronaut. Tapi darimana kakaknya tahu?

"Kakak tahu darimana Vallen suka astronaut?"

"Deon, ia ingat jika Vallen pernah mengatakan ingin jadi seorang astronaut. Jadi, kami rasa tema kamar ini seharusnya cocok," ucap Gara.

"Vallen, suka?" tanya Arga.

"Vallen sangat suka, terima kasih, Kakak." Vallen memeluk secara bergantian ketiga kakaknya.

Si kembar juga menghela napas lega. Mereka berpikir jika Vallen tidak suka dengan tema kamarnya, mereka tidak masalah untuk merombak kembali. Mereka ingin adiknya betah tinggal di mansion Martinez.

"Vallen, istirahat saja dulu, pasti lelah setelah berkeliling mansion. Nanti, jika waktunya makan malam akan Kakak bangunkan."

"Baiklah."

Vallen melepas sandal rumahnya lalu naik ke tempat tidur. Kasurnya sangat luas dan empuk, ia merasa sangat nyaman. Arga menyelimuti sang adik, Raga mengatur suhu ruangan dan Gara menarik tirai supaya adiknya tidak silau karena matahari. Vallen menutup matanya dan tidak butuh lama untuknya bisa jatuh tertidur.

Si kembar menemani sang adik hingga tertidur. Barulah setelah melihat Vallen tertidur, mereka keluar dari kamar.

Tak terasa matahari telah digantikan oleh sang rembulan, Vallen dibangunkan oleh sang ayah. Pertama kali membuka matanya, ia merasa linglung dengan lingkungan yang menurutnya asing, baru setelah Hugo memakaikan kacamatanya sehingga penglihatan menjadi jelas, ia teringat jika ia pindah ke mansion Martinez.

"Ayah?"

"Iya, ini Ayah. Bangun lalu pergi ke kamar mandi. Ayah akan menunggu disini."

Vallen dengan patuh pergi ke kamar mandi. Ia mandi dan berganti pakaian baru. Hugo menuntun anaknya untuk ke bawah. Vallen melihat ketiga kakaknya sudah duduk di meja makan. Tapi tunggu, sepertinya ia melihat ada satu orang tambahan anggota lagi.

Hugo mendudukan Vallen disampingnya yang kebetulan juga disamping seorang pria yang membuat Vallen penasaran. Jadi, ia berada di tengah-tengah antara ayah dan pria tersebut.

Hugo seperti mengerti tatapan dari anaknya hanya bisa tersenyum kecil.

"Ini anak sulung Ayah, namanya Jovan Martinez. Kakak Vallen juga."

Jovan memasang ekspresi tenang tapi matanya seolah menatap lekat pada Vallen yang membuat Vallen jadi gugup dan salah tingkah.

"Tidak usah gugup, Kakak tidak menggigit."

"Ha-halo, Kak," ucaoa Vallen dengan gugup

"Kakak sudah tahu tentang Vallen, jadi jangan sungkan disini, oke? Sekarang kita keluarga, jadi tidak perlu gugup ataupun malu."

"Ah, iya, Kak."

Hugo memulai makan malam, percakapan bisa dilanjutkan nanti setelah makan. Saat ini waktunya mereka untuk makan malam. Hugo mengambil nasi dengan lauk ayam balado kesukaan Vallen.

Hugo mengelus pelan kepala vallen, "Makan yang banyak."

"Em."

Perasaan hangat ini sangat asing untuk Vallen, hidung Vallen dibuat terasa masam kembali.





Hohoho, Vallen up ya.

Luhan nanti dulu, idenya Inay belum bisa bercabang 😁 jadi mohon bersabar, oke?

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen ya 🤭


23 Juli 2023

Another Cannon FodderWhere stories live. Discover now