30

18.9K 2.2K 155
                                    

Selamat malam semuanya, sehat, kan? Sehat donk pastinya. Tetap jaga kesehatan ya.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki

Vallen bangun kurang lebih setengah jam kemudian. Raga memakaikan kacamata pada adiknya, saat Vallen tertidur kacamatanya di lepas supaya lebih nyaman.

"Terima kasih, Kak."

"Hm."

"Setelah tidur sebentar, Vallen merasa lebih segar."

Arga mengelus kepala adiknya. Vallen diam menikmati perlakuan kakaknya. Ia sudah terbiasa dan merasa nyaman. Jika bisa, ia ingin kakaknya mengelus kepalanya lebih lama.

Vallen melihat seorang maid dan ada seorang anak kecil di sampingnya, sang maid sedang menyiram bunga di sekitar taman sedangkan si anak kecil itu terlihat sangat senang bermain dengan gelembung sabun di tangannya.

Vallen berjalan ke arah si maid dan berjongkok di depan anak kecil itu. Sang maid yang belum selesai mengucapkan salam dibuat terkejut sekaligus ketakutan saat melihat tuan mudanya berjongkok di depan anaknya. Jadi, ia dengan cepat duduk dengan tumpuan lutut di tanah. Ia juga menarik anaknya untuk duduk di sampingnya. Si anak kecil terlihat bingung tapi dengan patuh ikut duduk di samping ibunya.

"Em, tidak usah berlebihan, bangunlah."

"Tidak apa-apa, Tuan Muda. Akan terlihat tidak sopan jika saya berdiri."

Vallen merasa akan percuma jika harus membujuk jadi ia akhirnya berdiri. Barulah si maid itu ikut berdiri dengan kepala tertunduk. Si kembar mengikuti adiknya dari belakang. Mereka merasa penasaran dengan apa yang akan dilakukan Vallen.

"Adik kecil sedang main gelembung?"

"Iya, Kak."

"Boleh Kakak ikut?"

Si anak melihat ke arah sang ibu, seolah meminta pendapatnya.

"Jika Tuan Muda mau, bisa saya buatkan yang seperti milik anak saya," ucap sang maid.

"Apakah tidak apa-apa?"

"Tentu saja tidak apa-apa," jawab sang maid dengan cepat.

"Kalau begitu, tolong buatkan satu untuk Vallen, ya," ucap Vallen dengan malu-malu. Bagaimanapun Vallen merasa malu saat mengucapkan keinginannya. Vallen tahu, jika ia sudah cukup besar untuk bermain gelembung busa, tapi jujur Vallen sudah lama sekali tidak memainkannya. Bahkan, ia lupa kapan terakhir memainkannya. Keluarga Johnson sangat enggan untuk menemaninya bermain.

Si kembar melihat ekspresi sang adik yang berubah agak sendu.

"Nanti Kak Raga temani."

"Kak Gara juga ikut."

"Kak Arga juga."

"Benarkah?" tanya Vallen dengan serius.

"Tentu," ucap ketiganya dengan kompak.

Ekspresi Vallen berubah lebih berseri. Tidak lama sang maid datang dengan sebuah botol berisi air sabun dan juga alat untuk meniup gelembung. Vallen menerimanya dengan senang hati lalu tidak lupa mengucapkan terima kasih.

"Tapi Kak, apakah tidak apa-apa jika Vallen terlihat kekanak-kanakan?"

Arga mencubit pelan pipi Vallen, "Memang kenapa? Karena Vallen akan selalu jadi adik kecil kakak. Jadi, tentu saja tidak apa-apa."

Vallen tersenyum kecil lalu mulai meniup gelembung busa yang ada di tangannya.

Si kembar ikut menemani sang adik dari samping. Sesekali mereka akan menusuk gelembung yang ada di depan mereka dengan ujung jari sampai gelembung itu pecah.

Another Cannon FodderWhere stories live. Discover now