19

22.4K 2.4K 129
                                    

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.






Dari awal masuk kelas, Vallen yang sudah merasa malu, semakin dibuat malu ketika temannya Deon, ternyata melihatnya saat bersama kakak kembarnya. Tapi Vallen pada akhirnya ia memutuskan untuk  berpura-pura tidak mendengar Deon yang selalu menggodanya.

"Vall," panggil Deon.

"Hm."

"Vallen! Hadap sini dong! aku punya kabar baik."

Deon tahu, jika Vallen pura-pura cuek karena merasa malu. Tapi ia juga ingin bercerita saat ia melihat Ryan di koridor.

"Apa, De?"

"Tadi, pas aku lihat kamu sama si triplet, ada Ryan juga."

"Masa? Vallen tidak melihatnya."

"Ya iyalah, orang kamu langsung kabur habis cium pipi si kembar."

"Jangan mulai, De."

"Iya, iya. Tapi serius, kayanya dia shock lihat kamu sama si triplet. Mana ekspresinya lucu banget. Kayanya, dia cemburu lihat kamu sekarang bisa dekat sama si kembar. Ketara banget dari wajahnya."

Deon sangat yakin jika Ryan cemburu melihat Vallen bisa dekat dengan si kembar Martinez. Ia juga penasaran, bagaimana reaksi Ryan jika tahu sekarang Vallen sudah resmi dan tercatat secara legal jadi bagian dari Martinez, yang selalu di idam-idamkan banyak orang untuk bisa dekat dengan mereka. Tapi Deon tidak ingin menyebutkan ataupun bertanya tentang kelanjutan dan proses peralihan hak asuh Vallen ke tangan Martinez. Ia bisa melihat dengan jelas, kemarin Vallen terlihat sangat sedih setelah mendengar sang ibu menyetujui kepindahan hak asuhnya dengan mudah tanpa basa-basi meminta pendapat sang anak. Deon juga merasa khawatir jika nantinya temannya akan berlarut-larut dalam kesedihan. Tapi sekarang, ia merasa lega setelah melihat Vallen tidak lagi terlihat sedih. Deon sangat berharap, kali ini Vallen akan bahagia hidup bersama keluarga Martinez, ia tidak ingin melihat temannya tersakiti lagi.

Vallen mencuci tangannya di wastafel, ia juga sedikit membasahi wajahnya supaya terlihat lebih segar. Ia mengelap wajahnya dengan tisu sebelum memakai kacamatanya kembali. Ia melihat ke arah cermin dan tersenyum kecil. Tapi siapa sangka, ia akan melihat sesosok yang keluar dari salah satu bilik lewat cermin yang ada di depannya. Senyumnya perlahan luntur digantikan wajah tenang.

Ryan ikut mencuci tangannya di samping Vallen.

"Aku tidak menyangka, sekarang kamu berbalik untuk menjilat keluarga Martinez."

Vallen hanya bisa mengangkat alisnya dengan bingung.

"Aku tahu, keluarga kandungmu tidak menerimamu dengan baik, kan? Kudengar ayah Hendra juga kecelakaan. Mereka butuh biaya operasi, jadi aku mengatakan jika kamu telah memenangkan perlombaan dan mendapatkan hadiah tunai. Ibu langsung berterimakasih padaku. Jadi, aku baik, kan?" Ryn tersenyum ke arah Vallen.

Sekarang Vallen tahu, darimana ibunya tahu jika ia memenangkan sebuah perlombaan, ibunya juga langsung memintanya untuk membantu biaya operasi sang ayah. Ternyata semua ini berasal dari Ryan. Ia heran, ada dengan dengan Ryan sebenarnya? Ia sudah mengalah untuk keluar dari mansion Johnson dengan suka rela. Ia juga tidak menuntut apapun, ia tidak mengusik kehidupan Ryan lagi dan ia tidak mau lagi memiliki berhubungan dengan keluarga Johnson. Tapi kenapa Ryan seakan tidak puas, ia tidak mau melepaskannya begitu saja. Padahal ia sudah banyak mengalah di kehidupannya kala ini.

"Sebenarnya apa mau? Aku sudah keluar dari mansion dan kembali ke keluarga kandungku. Kenapa kamu masih sangat serakah."

Vallen yakin, sikap keluarga kandungnya yang tidak terlalu baik padanya pasti ada campur tangan dari Ryan.

Another Cannon FodderWhere stories live. Discover now