16

22.7K 2.6K 211
                                    

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.



Hari ini perlombaan final Vallen, hanya ada 5 peserta yang lolos. Ryan juga lolos ke babak final. Di sesi ini akan ada sesi tertulis dan tanya jawab. Karena ini final, saat sesi tanya jawab akan di lakukan di tempat terbuka. Akan ada penonton yang bisa melihat secara langsung babak final kali ini. Penonton tentu saja berasal dari para siswa sekolah masing-masing perwakilan, juga dari anggota keluarga peserta yang ingin mendukung secara langsung.

Anggota keluarga Johnson dan Martinez juga tidak absen. Mereka ingin melihat dan mendukung secara langsung anak mereka tapi minus anak sulung dari masing-masing keluarga. Tidak ada Matrix ataupun Jovan. Sulung dari masing-masing keluarga sibuk mengurusi pekerjaan yang dilimpahkan sang ayah yang tidak bisa di tinggal begitu saja. Jadi, mereka hanya bisa mengalah.

Terdengar sorakan semangat dari masing-masing sekolah saat perwakilan sekolah mereka menjawab dengan benar. Masing-masing perwakilan bersaing untuk mendapatkan juara. Tidak terkecuali Vallen dan Ryan yang berasal dari sekolah yang sama. Keduanya memiliki hasil poin yang sangat tipis.

"Pertanyaan terakhir berapa hasil dari..."

Terdengar bunyi bel secara bersamaan bersautan.

"Peserta nomor lima paling cepat, silakan sebutkan hasilnya."

"Hasilnya adalah 2034."

"Bagaimana juri?" Suasana menjadi tegang karena ini pertanyaan terakhir dan juga menentukan siapa yang keluar menjadi juara.

"Benar," ucapan dari juri membuat sorakan bersemangat dari sekolah Vallen.

"Selamat pada peserta nomor lima! ia keluar menjadi juara pertama dengan hasil skor tertinggi!"

Vallen akhirnya memenangkan juara pertama, Ryan di posisi kedua. Ryan merasa tidak puas dengan hasilnya yang hanya bisa menempati posisi kedua. Ia menginginkan posisi pertama. Kenapa harus Vallen? Apakah ia akhirnya kalah lagi dari Vallen? Ia benar-benar tidak bisa menerima hasil ini! Tapi di depan semua orang, ia tidak bisa memperlihatkan rasa tidak puasnya, jadi ia hanya bisa tersenyum terutama pada keluarganya yang telah datang mendukungnya.

Vallen mendatangi keluarganya, ada juga Deon. Orang tua Deon sebenarnya sangat ingin datang mendukungnya secara langsung tapi mereka akhir-akhir ini sangat sibuk dan Vallen memakluminya.

"Wih, temanku paling the best." Deon memeluk singkat temannya dan tidak lupa mengacungkan jempolnya.

"Ayah juga bangga dengan Vallen."

Vallen merasa malu saat dipuji sang ayah. Si kembar tiga juga tidak mau ketinggalan memuji adik mereka.

"Ini juga berkat Kakak-kakak, tanpa Kakak, Vallen mungkin tidak akan bisa mencapai hasil ini."

"Tidak, Vallen memang sudah hebat, kami hanya mengajari sedikit."

Dikejauhan keluarga Gerald dan Liam diam-diam memperhatikan Vallen, entah mengapa ia merasa sedikit tidak nyaman melihat interaksi Vallen dan keluarga Martinez.

Hugo mengajak anak-anaknya beserta Deon untuk makan di sebuah restoran yang terkenal enak dan biasanya disukai para remaja. Ia mempersilakan untuk semuanya memesan apapun yang mereka inginkan untuk merayakan kemenangan Vallen. Meja terlihat lebih ramai dengan kehadiran Deon yang sangat aktif mengajak berbicara Vallen. Hugo melihat, Deon anak yang baik, ia senang anaknya memiliki teman seperti Deon.

Tidak perlu banyak teman, cukup satu atau dua teman yang benar-benar mau menerima dan menemanimu di saat tersulit.

Di tengah-tengah makan itu terdengar nada dering  yang berasal dari ponsel Vallen.

Another Cannon FodderOnde histórias criam vida. Descubra agora