Bab 10

2.2K 114 14
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...............

"Udah? Sekarang gue harus balik ke kelas,"

Saat Kaycia melangkah melewati Asten, tiba-tiba lengannya ditarik. Kaycia yang belum siap, terjatuh bersamaan dengan kacamata yang dipakainya. Siapa lagi jika bukan ulah Asten.

Asten yang awalnya hanya mencegah Kaycia pergi dengan cara menariknya, ternyata menariknya terlalu kuat sampai Kaycia terjatuh ditubuhnya.

Beberapa detik mereka saling memandang. Kaycia mengakui jika sosok menyebalkan didepannya ini memiliki visual yang luar biasa. Kaycia benar-benar menyayangkan sifat menjengkelkannya itu.

Di satu sisi, entah mengapa Asten tak ingin segera mendorong Kaycia. Dirinya terpaku oleh kedua mata Kaycia.

Apa ini? Kenapa si cupu memiliki mata yang indah dengan bulu matanya yang lentik serta warna mata berwarna cokelat terang. Ia sampai tak mengenali si cupu hanya melihat mata indahnya.

Lamunan Asten buyar kala Kaycia beranjak dari tubuhnya seraya mengambil kacamatanya yang terjatuh.

Asten menyadari kebodohannya. Kenapa bisa dirinya sampai terlena seperti itu. Padahal hanya menatap matanya.

"Pergi! temui gue nanti di kantin. Awas aja kalau lo gak nurut! Lo udah tandatangani perjanjian kita!" ucap Asten.

Kaycia berdecak, lalu meninggalkan Asten. Bisa-bisanya laki-laki seperti Asten muncul dihidupnya.

Kali ini, Kaycia menuruti perintah Asten untuk menemuinya di kantin saat istirahat tiba.

Kini ia sudah berada di kantin dengan ketiga pria menyebalkan di depannya. Awalnya Kaycia mengajak Rere untuk menemaninya, namun, di usir oleh mereka bertiga.

"Pesan makanan kita. Cepet!" pinta Asten dengan nada bak seorang raja.

"Hm," angguk Kaycia malas, lalu beranjak memesan makanan untuk mereka.

Sepeninggalan Kaycia, Ren membuka suaranya. "Lo gak perlu kasar-kasar sama cewek lo bro," ujar Ren diselingi tawa kecilnya.

Asten menatapnya tajam, "Ini semua karna lo!" ketusnya mengingat perjanjian mereka.

"Lo sendiri 'kan yang kalah dari gue," balas Ren.

"Tenang bro, cuma satu bulan." sela Tio.

"Baru beberapa hari aja gue udah muak sama si cupu itu!" ucap Asten.

Ren dan Tio menahan tawanya mendengar Asten. Mereka ingat, waktu kekalahan Asten memainkan game disalah satu situs game favorit mereka, saat itu mereka saling bertaruh. Siapa yang akan kalah, dia akan menerima hukuman. Dan Asten lah yang mengalami kekalahan.

Sebagai hukumannya, Ren meminta Asten menjadikan Kaycia sebagai pacarnya selama satu bulan penuh. Tak hanya itu, Asten pun harus memberikannya jaminan mobil kesayangannya agar Asten tidak melanggar hukuman.

My Nerd Is Perfect Where stories live. Discover now