Bab 38

971 76 4
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.
.
.

"Pokoknya aku gak suka ya, kalau kak Keen kasar!!" Kaycia merajuk, melempar asal belanjaan mereka ke atas sofa.

"Itu semua demi kamu." jawab Keenan dengan singkat, mendudukkan dirinya di sofa.

"Kak Keen tau sendiri Cia itu gak suka sama sikap Kak Keen yang kasar!!"

Meskipun Keenan merupakan pria yang tenang, tapi di sisi itu Keenan pun memiliki sisi yang kasar.

"Ini semua gara-gara kak Keen dompet Cia sampai gak ke ambil!"

"Biar pak Ujang yang ambil."

Kaycia duduk di samping Keenan, melirik kakaknya dengan sinis. Dia kesal, akhir-akhir ini sikap kakaknya itu sangat menyeramkan dan sensitif.

Melihat Kaycia terus merajuk dan mengatakan hal-hal yang sama, Keenan menghela nafas. Rasanya lelah sekali menanggapi celotehan Kaycia sedari tadi.

"Kakak gak akan kasar kalau kamu jauhi Asten."

"Cia gak pernah dekat sama kak Asten."

"Gak dekat sampai kamu dan bajingan itu pacaran?"

Kaycia menjadi kikuk, mengelus tengkuk dan merasa kalah dengan perdebatan ini.

Ia tidak menyangka Keenan akan membawa-bawa hubungan yang sebenarnya didasari kontrak tak jelas itu. Ingin menjelaskannya, namun, sangat rumit.

"I-itu gak sesuai sama kak Keen pikirin. Kita cuma---"

Ucapan Kaycia terhenti ketika tangan Keenan mendarat di kepalanya, selanjutnya mengelus pelan, "kakak tau semuanya. Dari sini, tolong turuti permintaan kakak."

"Kakak gak mau kehilangan kamu setelah Karl." Keenan mendekap Kaycia ke dalam pelukannya, dibalas Kaycia yang juga memeluknya.

Kaycia sangat mengerti dengan maksud Keenan. Tak bisa dipungkiri olehnya, sosok Keenan yang pendiam menjadi sosok yang menyeramkan karena alasan untuk melindunginya. Ia sangat menyayanginya, sampai tak terasa air matanya mengalir.

"Ada apa, hm?"

Pelukan Kaycia dan Keenan terlepas, mereka mendongak mendapati Rasello tengah mengelus kepala mereka.

"Ada masalah?"

Segera Kaycia menghapus air matanya, menerbitkan senyumnya sambil menatap Rasello.

"Gak ada masalah apapun, Pa. Aku sama kak Keen cuma kangen kak Karl."

Rasello ikut tersenyum, namun senyum itu terasa sendu, "kak Karl juga pasti kangen sama kalian. Terus berdoa dan sering-sering menjenguknya."

Keduanya mengangguk menanggapi Rasello, setelahnya pelukan menjadi akhir perbincangan mereka sebelum pada akhirnya sebuah pecahan kaca dan teriakan terdengar dari atas sana.

Semua orang berlari, menghampiri bilik kamar dimana suara itu berasal. Alangkah terkejutnya, melihat Viola tengah berbaring di tengah pecahan kaca dengan teriakan-teriakan menyayatnya.

"Karl, maafin Mama, Nak ..."

"Jangan marah sama Mama, ayo pulang ..."

"PULANG KARL!!"

Kondisi Viola kian memburuk, membuat mereka sangat bersedih dan terpuruk.

"Sayang!! Apa yang kamu lakukan?!" Rasello membangunkan tubuh Viola, di ikuti Kaycia dan Keenan yang membersihkan tubuh Viola dari pecahan-pecahan kaca.

My Nerd Is Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang