Bab 45

475 32 1
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.

Vote, komen, dan follownya gess!! Lopyuuu(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤
.
.
.
.

Ruangan yang mendominasi warna abu muda itu terasa panas dan menegangkan. Siapa sangka jika Ayah dan anak yang berada di ruangan kerja pribadi tersebut tengah saling menatap dengan pandangan berbeda.

Sorot mata Rasello begitu datar, menatap anak sulungnya juga tengah menatapnya dengan tegang. 

"Kamu mengecewakan Papa, Keenan." 

"Maaf Pa," 

Niat ingin memberitahu Rasello mengenai Kaycia dan Asten dengan berbohong, ternyata kebohongannya sia-sia karena Rasello sudah mengetahuinya lebih dulu.

Awalnya Rasello memang tidak mengetahui, namun, salah satu bodyguardnya yang menjaga kawasan mansion memberitahu jika Kaycia pergi bersama Asten.

Rasello murka, putrinya memiliki hubungan dengan pria yang menyebabkan putranya meninggal. Kemurkaannya itu membuat sudut bibir Keenan lebam akibat pukulan yang dilayangkan Rasello.

Menerima pukulan dari sang Papa, Keenan tidak marah ataupun membalasnya. Sebaliknya, ia merasa bersalah karena telah mengecewakan.

"Katakan alasannya." ucap Rasello mengintimidasi.

Pelan, Keenan menjelaskan alasan dibalik sikapnya terhadap hubungan Asten dan Kaycia. Dimulai dari perubahan Asten sampai perjanjian itu.

"Kita liat aja, Pa, Asten gak mungkin berhasil sama misinya."

"Papa tetap kecewa dengan keputusan kamu, Keenan." ujar Rasello, beranjak pergi meninggalkan Keenan.

.............

"Kak Keen kenapa?!" 

Langkah Keenan terhenti oleh panggilan Kaycia yang sepertinya baru pulang menghabiskan weekend bersama Asten.

"Gak apa-apa, kamu istirahat aja ke kamar." jawab Keenan sekenanya. Ah, sepertinya adiknya itu menyadari luka lebam yang tidak sempat ia sembunyikan.

"Kak, jujur sama Cia." Kaycia menahannya yang ingin melenggang pergi.

"Kakak gak apa-apa, Cia ..."

"Kak Keen bohong. Buktinya bibir kak Keen lebam kayak habis berantem."

Keenan menghembuskan nafasnya berat, "iya, tadi ada masalah sama Phoenix, teman-teman Karl. Jangan pedulikan ini. Istirahat ..." pinta Keenan mengelus lembut puncak kepalanya, lalu melenggang pergi.

Walau Keenan sudah menjelaskan, tapi ada yang mengganjal bagi Kaycia.

Saat tiba di dalam kamar, Kaycia segera membersihkan diri. Setelahnya merebahkan tubuhnya di kasur. Tak henti-hentinya ia tersenyum, menatap potret romantis ditangannya.

"Andai semua ini gak terjadi diantara kita, kak." lirih Kaycia, memeluk potretnya bersama Asten, membawanya terjun ke alam mimpi berharap pertemuannya berlanjut.

........

Seraya bersenandung riang, Kaycia mengapit tangan Keenan dan Rere bersama menuju ruang kelas. Kaycia tidak mengira jika gertakan Asten sebelumnya membuat pengaruh besar untuknya. 

Sekarang tidak ada lagi yang berani berdekatan bahkan sekedar memberi surat dan salam saja mereka tidak berani. Mereka pikir lebih baik menjauhi hal yang membuat ketenangan mereka terusik. 

My Nerd Is Perfect Where stories live. Discover now