Bab 25

2.1K 108 11
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.
.

"Sialan! Kenapa gue terus mikirin si cupu?!" gerutunya, menendang kerikil-kerikil kecil yang menghalau langkahnya.

Asten duduk di salah satu pohon rindang. Dia tengah berkecamuk dengan pikirannya. Keanehan yang dia rasakan sangat tidak wajar baginya.

"Cih, dia senyum cuma karena jaket jelek itu!" lagi, di menggerutu mengingat kejadian di kantin tadi.

"Ck, gue bener-bener gak sehat!" ujarnya, menutup matanya.

Jiwa liar yang dimiliki Asten nyatanya tidak menggambarkan dirinya yang sebenarnya. Dia sesungguhnya kesepian, sangat--- kesepian. Kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan, membuat Asten sudah kesepian sejak usia dini.

Apalagi, Ibunya terlalu obsesi menjadikan dia sosok yang sempurna karena hanya untuk memenuhi egonya. Asten yang lelah hidup bak boneka, mengubah dirinya menjadi seorang yang pembangkang. Berbeda dengan kakaknya, Hazel, yang memilih untuk tetap menjadi boneka sang Ibu.

Hal yang paling dibenci dari ibunya, yaitu sering membandingkan dirinya dengan Hazel. Dulu, dia pikir itu menjadi hal umum yang dilakukan oleh setiap Ibu.

Namun, tidak. Dia menyadari kasih sayang Ibunya lebih banyak ditumpahkan pada Hazel. Dia tidak mengerti, mengapa Ibunya bersikap tidak adil seperti itu.

Mainan, makan, bahkan ketika dia sakit Ibunya tidak seperhatian yang ditunjukkan saat bersama Hazel. Asten seolah anak yang hanya dimanfaatkan disaat tertentu saja. Ayahnya pun terlalu dingin padanya sehingga tidak dia dekat dengannya.

Lelah? Tentu saja Asten merasakan itu. Orang-orang menganggapnya maniak jalanan, padahal dia melakukan itu untuk mengalihkan semua rasa yang berkecamuk di dalam dirinya.

Orang-orang melihat, Asten kejam dan tidak berperasaan yang selalu membully manusia lemah. Padahal, dia hanya menyalurkan rasa bencinya pada sosok Hazel. Sosok yang menurutnya seperti boneka yang menyebalkan.

Di tengah rasa penuh beban itu, hadirlah Mina di hidupnya. Dia bertemu Mina saat orientasi siswa Sekolah Menengah Pertama. Saat itu Mina adalah kakak kelasnya. Mina, wanita yang mampu membuatnya mengalihkan rasa sakitnya. Dialah yang menemani dirinya disaat kesepian.

Berkat Mina, hidup Asten dipenuhi warna. Namun, saat dirinya menyadari jika perasaannya terhadap Mina menjadi besar, dia mengungkapkan perasaannya. Namun sayang, semua itu sirna ketika Karl hadir di tengah mereka.

Mina, jatuh hati pada Karl dan perlahan menjauhi Asten. Warna yang diberikan Mina pada hidupnya kembali menjadi kelabu. Dia, frustasi, meminta Mina kembali padanya terasa sulit karena Mina terlalu jatuh cinta pada Karl.

Saat hatinya melepaskan Mina, kabar tak terduga menimpanya. Dia mendapati kabar jika Mina tiada, bunuh diri akibat patah hati. Kejadian itulah menjadi pemicu kebenciannya pada Karl hingga saat ini.

"Gal, lo duluan aja ke kelas." pinta Kaycia menghentikan langkah mereka ketika hendak pergi ke dalam kelas setelah selesai berganti pakaian.

"Loh, kenapa?" heran Galu.

"Gue ada urusan sebentar." jelasnya, lalu berlalu meninggalkan Galu.

My Nerd Is Perfect حيث تعيش القصص. اكتشف الآن