Bab 16

2.1K 104 8
                                    

"Stop panggil gue pacar lo! Gue muak dengernya! Dan stop ganggu hidup gue!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Stop panggil gue pacar lo! Gue muak dengernya! Dan stop ganggu hidup gue!"

"Gak mau. You are my girlfriend, girl ..." seringainya.

Kaycia memejamkan matanya menahan kesal. Sulit sekali mengatasi sosok Asten. Seolah tahu jika dia tidak akan menang dalam perdebatannya ini, dia memutuskan untuk pergi dari sana. Tanpa memedulikan Asten yang memanggilnya.

Sebisa mungkin dia menutup wajahnya, mencari celah agar orang-orang tidak melihatnya dan keluar dengan aman.

Saat pintu keluar sudah di depan mata, seseorang menepuknya dari belakang. Jantungnya berdetak cepat, kakinya seakan terbelit oleh sesuatu.

"Nona, sepertinya Anda salah jalan. Ini jalan keluar, pestanya ada di sana." ucap seorang penjaga.

"Saya ingin pulang." jawab Kaycia tanpa membalikkan badannya.

"Pestanya kan belum selesai Nona."

"Apa ada larangan kalau tamu dilarang keluar sebelum acaranya selesai?"

"Tidak ada tapi —"

"Ada apa Pak?"

Mata Kaycia membulat, dia merutuki penjaga yang telah menghalanginya untuk keluar. Dan kini, dia terjebak oleh kedatangan Lidya.

"Ini Nona Lidya, ada tamu Nona yang keluar sebelum acaranya selesai. Saya curiga kalau dia itu pencuri." jelas penjaga yang sok tahu itu.

"Oh ya?" Lidya menilik perempuan di depannya dengan seksama, memperhatikannya dari atas hingga bawah. Lidya merasa perempuan itu sangat asing.

Untuk memastikan siapa tamunya itu, Lidya perlahan melangkah menghampirinya. Suara hentakan langkah kaki membuat tubuh Kaycia menegang. Tangannya mengepal erat, bahkan pelipisnya sudah di basahi oleh keringatnya.

"Sorry, kita ada keperluan mendadak."

Kaycia tersentak dengan kedatangan Asten. Dia menarik lengannya, membawanya keluar. Lidya terus berteriak memanggil Asten, ingin menanyai siapa perempuan itu.

"Siapa cewek itu? Bukannya tadi Asten sama Kaycia? Gak mungkinkan cewek tadi Kaycia, jelas-jelas mereka beda." lirih Lidya menatap punggung Asten dan perempuan dari kejauhan.

Sepanjang jalan Kaycia terus menunduk, mengikuti langkah Asten. Hingga sampai di basemen, baru dia lepaskan cekalan lengan Asten.

"Gue bisa pulang sendiri," ketus Kaycia.

"Yakin?"

Kaycia tampak berpikir, tidak mungkin dia berjalan keluar basemen seorang diri sedangkan dia datang bersama Rere. Ingin memanggil sopirnya pun ponselnya tertinggal di dalam.

"Gue antar lo," Asten menarik lengan Kaycia masuk ke dalam mobilnya.

Karena tidak ada pilihan lain akhirnya dia menerima ajakan Asten.

My Nerd Is Perfect Where stories live. Discover now