🌧28. Nyaris goyah🌧

1.4K 151 13
                                    

Bahu bersandarnya memang kalah kuat, mungkin sebab itu pula yang bersandar memilih berada di ambang kata menyerah.

Bahu bersandarnya memang kalah kuat, mungkin sebab itu pula yang bersandar memilih berada di ambang kata menyerah

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Terhitung ada 10 pasang tungkai yang mengikuti brankar itu didorong menuju ruang UGD. Napas Arsen memburu, jantungnya berdebar kencang, rasanya panik dan takut akan kondisi Bumi.

Langkah mereka berhenti, salah satu petugas medis menahan langkah mereka, tak mengizinkan semuanya masuk tanpa terkecuali. Arsen tak memberontak, pria itu menggiring 8 anak muda yang ikut mengantar Bumi menduduki kursi tunggu.

Segala doa terpanjat, ada pula yang sibuk menahan isakan sambil menyatukan tangan. Arsen sendiri mengusap wajah, merapalkan banyak doa agar Bumi baik-baik saja.

"Pak Arsen ... atas kelalaian sekolah, saya selaku guru dan wali kelas Bumi meminta maaf yang sebesar-besarnya. Kejadian ini terjadi karena kami kurang mengawasi, ditambah-"

"Saya tidak terkejut, Bu. Pihak sekolah memang tidak terlalu peduli kepada keadaan mental putra saya. Padahal sejak awal saya sudah menjelaskan kalau Bumi itu berbeda, dan saya secara langsung juga meminta dengan sangat bantuan pihak sekolah untuk mengawasi Bumi. Tapi selama ini kalian hanya terus memberi janji kepada saya, katanya Bumi tidak akan dibully lagi. Tapi sampai detik ini, anak saya tidak pernah diterima dengan baik oleh teman-temannya terutama pihak sekolah sendiri."

Arsen sama sekali tak menatap ke arah guru wanita itu. Pria itu memilih untuk fokus ke arah lain, sambil terus berusaha pula menahan tangisan.

"Pak Arsen, kalau setelah ini terjadi sesuatu dengan Bumi, saya mewakili pihak sekolah berjanji akan bertanggung jawab."

"Termasuk siap kalau seandainya, ayah saya membawa kasus ini ke jalur hukum?"

Antariksa yang tadi sempat bersandar pada dinding di samping pintu UGD membawa langkahnya mendekat. Sedikit membuat suasana lebih tegang dari sebelumnya.

Arsen yang semula menunduk dengan kedua tangan berada di wajah, bergerak mendongakkan kepala. Di hadapannya, si sulung sudah berdiri dengan tatapan tajam.

"Karena sekarang ini, dilihat dari keadaannya saat dibawa kemari, adik saya tidak mungkin baik-baik saja-"

Pintu UGD terbuka. Terpaksa Antariksa menghentikan ucapannya, kepalanya ikut menoleh bersama yang lain saat Arsen, Jaka, dan Amara melangkah cepat menghampiri seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan beraroma obat itu.

"Yah, gimana?" Jaka bersuara, turut keceplosan memanggil seorang dokter di hadapannya dengan panggilan 'ayah'.

Pria berusia kisaran 40 tahun itu menatap Jaka singkat, kemudian arah pandangnya tertuju kepada Arsen yang sudah menanti sedari tadi.

"Bagaimana, Daf?"

Suara Arsen terdengar parau, dokter bernama Dafa yang merupakan ayah kandung Jaka itu nampak menghela napas kasar.

2. Hujan dan Rintiknya [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن