🦇11

3.7K 576 153
                                    

Kalau cerita ini menghibur. Tolong tinggalkan jejak!
Vote+komen biar aku nya senang.
⚠️Tidak menerima karya ku di plagiat dalam bentuk apapun! ⚠️





Happy reading

" Om kenapa?" Bingung kana.

Ya bingung aja liat mew uring uringan gajelas.

" Om lagi ada tamu bulanan? Bunda kana gitu biasa nya kalau ada tamu bulanan suka jadi monster, galak kaya om!"

Mew langsung diem, dia juga bingung kok marah-marah gajelas.

Apa efek dia mabuk darah rusa tadi malam. Gak mungkin lah dia gak pernah mabuk soal nya dia bisa ngontrol minum nya.

" Gapapa." Cuek mew.

" Mimi darah dulu om biar gak rewel."

Mew menghela nafas kasar lalu menyiapkan alat untuk memeriksa kana.

" Panggil bunda sama ayah nya sana, kita mulai pemeriksaan nya."

Kana berdecak sebal, kenapa gak dari tadi. Dengan perlahan kana turun dari kursi lalu keluar dari ruangan mew.

" Kenapa sih." Frustasi mew.

Mew mengacak kasar rambut nya, agak malu kalau ingat tingkah nya tadi, apalagi dia gak bisa nyembunyiin raut jengkel nya.

Mew beberapa kali menghela nafas panjang, setelah sedikit tenang mew meneguk darah hangat yang di bawakan mamah nya tadi.

Jangan sampai dia jatuh cinta beneran sama kana, kana masih kecil, mew gak akan bisa menyentuh kana kalau Kana masih kecil.

" Harus dipercepat, upp sudah menerima lamaran ku kemarin malam." Gumam mew.

Mew sudah meyakinkan diri nya untuk menikah dengan upp, ya walaupun mereka berdua menikah tanpa ada rasa cinta, mereka yakin rasa cinta itu akan tumbuh secara perlahan.

Mew mengambil handphone nya lalu menyuruh papah nya untuk menyiapkan pernikahan nya dengan upp.

Ceklekk..

" Kana sudah siap om, ayo periksa gigi kana!"

Kana masuk bersama kedua orang tua nya, grace dan mild duduk di kursi yang ada di depan meja kerja mew, sedangkan kana lagi sibuk naik ke ranjang pasien, anak nya udah gak sabar buat dapet permen.

Maksudnya gak sabar buat di periksa.

" Kana ileran ya?" Kekeh mew.

Mew liat beberapa kali kana Mengusap air liur nya yang menetes menggunakan kerah baju.

" Gusi kana nyut nyut om!"

" Gusi nya gak enak? Mana sini om lihat."

Mew menyalakan lampu nya lalu memasang kaus tangan khas dokter nya.

Perlahan mew menyentuh bibir mungil kana lalu sedikit membuka bibir kana agar taring atas kana terlihat.

" Meradang nih, ini sakit ya?"

Kana mengangguk lucu, mew mengambil tissue lalu melap air liur kana yang menetes di dagu.

" Taring nya perlahan tumbuh, makan darah beku mau gak? Gesekin darah nya ke taring kana, tapi pelan-pelan."

Mew kembali mengusap air liur kana yang terus menetes.

Taring Kecil  [ END ] SUDAH TERBIT✓Where stories live. Discover now