🦇 38

3.3K 524 98
                                    

Kalau cerita ini menghibur. Tolong tinggalkan jejak!
Vote+komen biar aku nya senang.
⚠️Tidak menerima karya ku di plagiat dalam bentuk apapun! ⚠️

Happy reading

" Dia anak ku!"

Entah sejak kapan grace duduk santai di sofa, kedua tangan nya terlihat menyilang di dada.

Fedric langsung mengalihkan tatapan ke bawah tangga, tempat dia menggantung keluarga trai tadi.

" Siapa yang melepaskan mereka!" Teriak fedric.

Semuanya terdiam, tidak ada satupun dari mereka yang sadar kalau ada yang membebaskan keluarga trai.

" Itu bukan apa-apa, hanya dengan satu jentikan jari kami bisa dengan mudah membebaskan diri," kekeh sing.

" Besi mana yang tidak leleh saat terkena api?" Tanya grace pelan, kilatan di matanya terlihat sangat asing, tidak ada lagi sosok lemah lembut yang biasa kita lihat.

Fedric mengeluarkan taring nya, urat leher nya terlihat menyembul menandakan amarahnya yang hampir meledak.

" Kalian semua mempermainkan ku? Kalian meremehkan ku rupa nya!"

Mata merah khas dracula nya perlahan berubah menjadi hitam legam, suasana mansion keluarga trai semakin mencekam saat perseteruan vampire dan dracula ini semakin memanas.

" Sayang cepat bawa keluarga kamu pergi dari sini,  fedric sedang murka," ucap best ke arah art.

" Ini rumah ku, kalian yang seharusnya pergi!" Sinis art.

" Art please, ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat!"

" Jangan ada yang berani melangkahkan kaki keluar dari sini," desis fedric.

Semua pintu dan jendela tertutup rapat,

" Pergi lah...aku tidak ingin memakan banyak korban disini," lirih Grace.

Mata nya terlihat sendu saat menatap anak nya yang kembali sibuk menjilati darah di lantai.

Anak nya seperti vampir kelaparan yang tak pernah meminum darah.

" Kalau kalian berani pergi dari sini, jiwa kalian yang menjadi taruhan nya!" Teriak fedric.

Grace mengabaikan fedric, dia berjalan mendekat ke arah kana.

" Tempat untuk mu meminum darah selalu kami bersihkan, dan sekarang kamu minum darah dari lantai, mereka jahat, jangan salahkan kita kalau mereka...mati," bisik Grace kemudian tertawa keras sampai memperlihatkan dua taring tajam nya.

Kana terlihat tidak perduli dengan sekitar, fokusnya hanya darah, apalagi ini darah manusia, darah yang seharusnya di hindarkan dari kana.

Tangan Grace terangkat untuk mengusap kepala kana, tapi seperti nya niatnya itu harus di urungkan, anak nya sedang dibawah kesadaran, bisa aja kali ini dia yang di banting kana.

" Bawa yang lain pergi, bunda yang membereskan kekacauan ini," perintah Grace ke arah mild.

" Bund jangan ya...nanti banyak yang menjadi korban," lirih mild.

Taring Kecil  [ END ] SUDAH TERBIT✓Where stories live. Discover now