🦇 16

3.5K 592 153
                                    

Kalau cerita ini menghibur. Tolong tinggalkan jejak!
Vote+komen biar aku nya senang.
⚠️Tidak menerima karya ku di plagiat dalam bentuk apapun! ⚠️

Happy reading

" Phi..." Upp menyentuh pundak mew yang terlihat naik turun karena nafasnya yang memburu.

" Kamu kenapa sih mew?" Tanya tul.

" Tau dari kemarin marah marah mulu, gak jelas." Gerutu kana.

" Ayo bicara diluar." Upp menarik tangan mew.

Mew menghela nafas kasar sambil menatap tajam kao dan kana secara bergantian.

" Ada masalah apa hm? Cerita sama aku phi lagi ada masalah apa, masalah di rumah sakit? Di kantor atau masalah lain?"

Mew mengalihkan matanya saat melihat tatapan teduh dari upp.

Dia menginginkan pasangan seperti upp, dewasa mengerti keadaan nya dan selalu berbicara dengan nada rendah.

Tapi hati nya menolak, ada sesuatu yang membuatnya merasa tidak cocok dengan upp.

" Gak ada masalah, tapi entahlah rasanya tidak nyaman saat melihat kana berdekatan dengan orang lain." Sahut mew pelan.

Upp tersenyum manis sambil mengusap tangan mew yang ada di genggaman nya.

" Sayang..." Panggil upp.

Mew berdehem tanpa menatap upp.

" Bagaimana rasanya di panggil sayang? Apa rasanya mendebarkan? Ah aku lupa jantung kita tak berdetak." Kekeh upp.

Mew tersentak, rasanya sangat hampa dan biasa saja saat mendengar panggilan sayang dari upp, beda rasanya saat kana memanggilnya dengan panggilan om dokter, padahal panggilan itu sudah sangat umum dan gak cuma kana yang memanggilnya dengan panggilan itu.

" Aku tau phi, bahkan tatapan phi ke kana sangat berbeda, sesuatu didalam sana terlihat ingin mengunci mata phi agar tetap bisa menatap kana, benar kan?"

Mew mengusak kasar rambutnya, dia bingung dengan diri nya sendiri.

" Phi gak marah saat tau aku pulang bersama phi kao, tapi phi langsung ngamuk saat lihat phi kao berdekatan dengan kana, apa phi belum sadar? Atau phi sadar tapi phi berusaha mengelak kalau phi sudah menyukai kana."

" Gak upp, gak gitu." Lirih mew.

"  Rasanya membuncah saat bertemu kana kan? Phi rela mengesampingkan jadwal kencan kita demi menjemput Kana sekolah, bahkan phi tidak bisa berhenti untuk tersenyum saat di perjalanan menuju sekolah kana."

" Demi apapun aku gak cemburu phi, rasa ku untuk phi belum ada, bahkan sepertinya tidak akan pernah ada, hanya ada rasa sayang dari seorang adik untuk kakak, maaf phi daripada hubungan kita semakin jauh dan semakin tidak masuk akal lebih baik kita akhiri sampai disini, aku menyerah phi, aku gak akan bisa bersaing dengan bayi vampire yang lucu itu."

Mew menatap upp, mata nya terlihat sendu.

" Upp.." lirih mew.

" Hati phi sudah terbuka, bukan untuk ku tapi untuk kana, coba phi rasakan di hati phi ada siapa. Aku atau kana?"

" Kita hanya perlu waktu, beri phi kesempatan." Lirih mew.

Taring Kecil  [ END ] SUDAH TERBIT✓Where stories live. Discover now