💍23

9K 924 157
                                    

Srang!

Sebuah pedang samurai dengan lumuran darah tergeletak begitu saja saat sang pemilik membuangnya sembarangan.

Helaan napas pajang keluar dari bibirnya. Kedua bawah matanya nampak menghitam menandakan pria itu tidak memiliki jadwal tidur yang bagus.

"Ini terakhir kali gue ambil misi." ujarnya menyandarkan punggungnya pada kursi lalu bersedekap. Sedangkan lawan bicaranya hanya menggeleng.

"Lo serius? Sebutin alasannya hingga lo mau lepas kesenangan lo ini." sahutnya di sela memberaskan mayat seorang laki-laki yang mana kepalanya sudah terpisah dari tubuh akibat hantaman ketajaman dari samurai teman misinya.

"Nothing. Tapi, demi dia gue harus menjadi manusia yang sebagaimana di luaran sana. Dia terlalu suci untuk gue yang kotor. Maka dari itu gue harus bisa mengimbanginya." jawabnya sembari itu melepaskan kaos tangannya yang terbuat dari kulit, mengabaikan tawa temannya yang mengudara usai mendengar penuturannya barusan.

"Ternyata cinta bisa merubah segalanya, ya. Termasuk sosok iblis yang berkamuflase jadi pegawai kantoran," ujarnya yang tentu mendapat delikan dari temannya.

"Itu sih pilihan lo. Kalo emang udah mau berhenti, it's okay. Tapi Khatulistiwa, apa lo yakin keputusan lo ini tidak akan memicu polemik dari atasan kita? Secara lo tau, tidak semudah itu untuk lepas dari dunia hitam kita ini."

Khatulistiwa terkekeh ringan, dia mengedikan bahu acuh lalu bangkit.

"Tidak ada yang bisa mengendalikan gue, Sio. Urusan itu biar gue yang tangani. Btw, luka gue udah oke kan?"

Sio menyipitkan mata mengamati wajah Khatulistiwa yang terdapat beberapa lebam. Sontak saja decakan kecil keluar dari bibirnya.

"Biar apa sih tujuan lo? Sengaja banget cari prerkara."

"Bukan soal cari perkara, tapi ini soal dalam mencari perhatian." Khatulistiwa mengedipkan satu matanya kemudian bersiul meninggalkan Sio yang menatapnya tidak percaya.

"Ternyata benar kata lagunya Al Ghazali. Cinta itu buta dan tuli." gumam Sio kembali membereskan mayat hasil eksekusi dari Khatulistiwa. Terbesit dalam pikirannya, apabila wanita yang menjadi bucin dari Khatulistiwa tau perbuatannya malam ini. Sudah bisa dipastikan wanita itu akan lari sejauh mungkin.

Beralih pada Hujan yang nampak sudah ingin terlelap usai menidurkan Glen beberapa menit lalu. Dirinya teramat kelelahan hingga tidak membutuhkan waktu lama, kedua matanya sudah memberat.

Baru saja terbang ke alam mimpi, Hujan samar mendengar suara ketukan. Mulanya ia ingin mengabaikan suara tersebut, tetapi nyatanya tak kunjung berhenti hingga mau tak mau Hujan melirik ke sumber suara.

Dahinya menyerngit lantaran suara ketukan itu berasal dari jendela. Hujan jadi ragu, manalah tau dibalik jendela itu adalah seorang kriminal.

Di tengah rasa khawatirnya, Hujan dibuat tersentak kala ponselnya bergetar. Segera dia meraih benda elektronik tersebut dan melihat id pemanggil.

"Bang Katu." gumamnya yang tanpa sadar melegakkan perasaan Hujan.

"Hallo."

"Sayang, bukain Abang."

Hah?

Hujan mengerjap, tidak lama perhatiannya diambil oleh suara ketukan di jendela. Hujan seketika mengerti lalu bangkit mendekati jendela.

(,) sebelum (.)Where stories live. Discover now