Bagian 20. Back to Citizen-Mission

631 71 8
                                    

State of Tetraxons
Bagian 20. Back to Citizen-Mission

"Sekarang apa?" Tanyaku padanya. Kini aku hanya dapat mempercayainya sebagai pemimpin dalam kondisi seperti ini. Nafasku terengah-engah begitu pula dengan Blake. Kami melihat ke balik pintu besi itu dan tidak mendapatkan apapun atau siapapun. Melainkan hanya sebuah kegelapan, hampa, tak berpenghuni yang dapat kami rasakan dan kami lihat. Hampa seperti kondisi kota saat ini. Tanpa ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya walau ada aku, Blake, manusia Tetrax dan para penyintas- itupun jika ada.

Blake tampak berpikir sejenak. Dia memang seorang tipe pemikir. Saking terobsesinya dalam berpikir, dia bahkan tak menghiraukan kata-kataku tadi dalam beberapa detik. Kemudian, dia menoleh ke arahku.

"Bagaimana kalau kita kembali dalam misi-citizen?" Tanyanya seolah menuntut jawaban dariku yang membuatku tersentak dan kau dapat mendengar jantungku yang kerjanya semakin cepat.

Misi-citizen?

Sebenarnya, aku masih dan selalu mengingat misi itu. Misi yang selama hampir tujuh bulan terakhir belum ada satu orangpun yang melaksanakannya.

Misi-citizen yang awalnya disorakkan oleh para prajurit selama mereka menembakkan peluru demi peluru ke perisai mesin milik makhluk Tetrax hingga hancur satu persatu dengan pantang mundur. Tapi sayangnya, diakhiri dengan abu para prajurit yang beterbangan di udara akibat tubuh mereka dibakar habis-habisan dan beberapa dari prajurit diculik dan dijadikan senjata biologi mereka. Misi yang menggerakkan hati para citizen untuk mengikuti jejak para prajurit militer. Misi yang menjadi tren masing-masing citizen setelah tiga hari terjadinya invasi ini selalu kuingat dan kucerna dalam hati. Dan aku sangat yakin, Blake juga melakukan hal yang sama.

"Hancurkan Tetraxons dan pemimpinnya! Tak peduli hanya ada satu peluru di senjata kami! Tak peduli hidup atau mati!" Ucap kami serempak.

"Tapi, apakah mungkin? Kita hanya memiliki pisau kecil ini dan sebuah benda tajam dari badan helikopter yang nantinya akan rapuh. Bahkan kita hanya memiliki sedikit energi untuk kesana hari ini," ucapku yang terdengar kontra. Bukan. Itu bukan berarti aku menolak dan bukan berarti juga aku takut mati disana. Aku hanya ingin lebih mempersiapkan diriku. Tenagaku dapat kurasakan berkurang sedikit demi sedikit setelah pembantaian - kusebut seperti itu- yang menguras tenaga. Jika aku dan Blake ke Central di pagi yang terik ini, akan berakhir di tengah jalan karena pastinya aku harus beristirahat sejenak.

"Kondisi kita juga akan mempengaruhi disana, Blake. Jika kau ingin mengambil resiko, aku tak akan ikut walaupun kedengarannya aku yang tidak setia-kawan disini. Tapi demi keselamatan, aku lebih baik mempersiapkan diri terlebih dahulu," ucapku lagi. Membuatnya kembali berpikir. Dia menghela napas di posisinya saat ini.

"Baiklah kalau begitu. Kau ada benarnya juga, Foxter," jawabnya sambil menoleh ke arahku sambil menyentuh pundakku. Seakan kami sudah berteman sangat lama.

"Dengarkan aku baik-baik, hari ini kita akan keluar dari gedung ini apapun yang terjadi. Kita persiapkan diri dengan mengambil serta mengumpulkan senjata dan makanan yang masih tersisa. Jika mesin kloning Hunter kembali datang, kita lari ke tempat yang aman. Setelah matahari sudah berada beberapa meter dari ufuk barat, kita mencari tempat untuk bermalam. Setuju?" Tanya Blake sekali lagi. Aku mengangguk mantap.

"Setuju!" Jawabku mempersiapkan diriku dengan pisau yang ada di kedua tanganku.

"Tapi, kita akan kemana untuk jalan keluar?" Tanyaku padanya.

"Tangga darurat yang kita naiki kemarin, pasti masih ada manusia Tetraxons disana atau mungkin mesin kemarin telah menghancurkannya. Satu-satunya jalan keluar adalah melewati pintu utama gedung ini. Mungkin kita akan melewati beberapa lorong yang terdapat manusia Tetrax dan menuruni banyak anak tangga. Apa kau siap?" Ucap Blake sambil mempersiapkan serpihan tajamnya yang dia dapatkan.

State Of TetraxonsWhere stories live. Discover now