Bagian 23. Defense 2

461 54 4
                                    

State of Tetraxons
Defense 2

"BLAKE!!" Kuteriakkan namanya berharap dia masih ada di balik asap tebal yang menghalangi pandanganku.

Aku menerawang berusaha mencari keberadaan pemuda itu. Fokus telingaku sedikit terganggu akibat ledakan itu. Namun, aku bisa mendengar bahwa mesin berisik Hunter itu masih berasal dari jalan yang hendak kami lewati tadi.

Tapi, dimana dia? Dimana Blake? Dimana lelaki itu? Astaga, dalam keadaan genting seperti ini, badanku sudah remuk redam. Ledakan itu berdampak buruk bagi tubuhku yang memerlukan energi bahkan gula. Seluruh badanku bagaikan terpukul keras oleh bogem mentah milik petinju handal dan terkulai tak berdaya di atas arena tanding sementara wasit menghitung mundur seakan menantangku untuk bisa bangkit atau tidak. Dan hal itu tidak membuatku putus asa begitu saja. Kupaksakan diriku sembari berkata Aku tidak kalah dan tidak akan menyerah.

Aku terus-menerus memaksakan diriku agar bisa berdiri dan menemukan Blake. Sebelum mereka mengambil pemuda itu dan menjadikannya salah satu dari mereka.

Tidak. Tidak akan kubiarkan mereka melakukannya. Aku masih membutuhkannya. Jahat memang, jika aku mengakui bahwa aku masih memerlukannya dalam pertahanan diri. Karena semenjak beberapa hari bertahan hidup dengannya, bisa kulihat dengan jelas dia adalah prajurit pemula yang terbilang cukup handal. Namun, aku juga berusaha membantu pemuda itu. Dengan apapun yang kumiliki sekarang. Mengingat bahwa Ia telah memberikan banyak bantuan padaku bahkan menambahkanku ilmu walau sedikit mengenai bagaimana membuka gembok tanpa kunci pasangannya.

Kulihat, asap tebal tadi sedikit demi sedikit menghilang. Tapi sayangnya, mesin Hunter tadi tidak juga pergi. Suaranya bahkan semakin dekat.

Dari tempatku berdiri, aku melihat seseorang tergeletak di trotoar tentu saja ada di balik asap. Oh, tidak! Aku tahu itu Blake. Aku mengenali postur tubuhnya. Aku melangkahkan kakiku ke posisi dimana aku berdiri sebelumnya. Memang posisi awalku dengan posisi setelah terlempar akibat ledakan, cukup jauh.

Kemudian, aku mendengarkan ledakan lagi. Ledakan itu terdengar cukup jauh dari posisiku. Mungkin sekarang, mesin Hunter telah meledakkan mobil yang ada di jalan.

"Tunggu aku, Blake!" Lirihku. Aku menyiapkan kedua kakiku untuk berlari menyeberang. Walaupun sebenarnya jarak dapat diabaikan, tapi itu bisa membuat tubuhku menjadi korban oleh ledakan mesin Hunter yang sebenarnya posisinya belum kuketahui. Jadi sekarang, jarak menuju tempat Blake dan kecepatan kedua kakiku sangat berpengaruh. Ya, jangan lupakan waktu. Unsur itu juga bagian yang paling penting.

Aku harus cepat.

Tanpa aba-aba lagi, aku segera berlari mengendap-endap menuju tempat Blake tersungkur. Aku harus menolongnya sebelum pengait dari mesin Hunter membawanya pergi. Tak lama aku menyeberang, sebuah bola api melewati atas kepalaku lalu mengenai aspal. Dia tahu. Aku berusaha agar tak panik saat itu.

Langkah kaki ini semakin kupercepat dan akhirnya sampai tepat di samping badan Blake yang tertelungkup di antara serpihan bata hangus dari ukuran kerikil kecil hingga sebesar kepalan kedua tanganku. Aku meraih badannya, menyentuh urat nadi yang ada di lehernya. Awalnya tak terasa tapi pada akhirnya aku dapat merasakan denyutan nadi yang ada di lehernya. Agak lemah. Syukurlah! Aku masih percaya bahwa Blake masih bisa diselamatkan. Bagaimanapun caranya.

Kemudian, aku mencoba membangunkannya dengan membaringkan badannya. Kurengkuh bagian kepalanya yang hangat dengan rasa gugup. Lalu, kulihat di sisi kiri wajahnya hitam dan melepuh hingga bagian kelopak matanya yang tertutup. Astaga!

"Blake! Blake! Bangun, Blake! Kita harus segera pergi dari sini! Blake! Blake Denver, kumohon bangun sekarang juga! Ayolah!!" Ucapku frustrasi dengan mencoba menggoyangkan pundaknya yang hanya terkapar bersama badannya. Dia tidak bergeming sama sekali. Bahkan membuka matanya saja tidak. Oh Tuhan, Apa yang terjadi dengannya?! Blake, kau seharusnya meneriakiku atau memberiku komando atau apalah itu namanya! Sialan!

State Of TetraxonsOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz