Bagian 28. Hijacker

401 48 10
                                    

State Of Tetraxons
Bagian 28. Hijacker


Aku sadar bahwa aku tidak salah. Walau agak mengabur, kedua mataku masih dapat berfungsi dengan baik di dalam cahaya yang intensitasnya kecil. Aku tidak salah. Pemantik itu memang milikku. Aku segera menoleh ke arah Creeper yang ada di sampingku. Dengan cepat aku membuka sapu tangan yang menutupi mulutnya lalu menarik kerah jaketnya dengan kasar dan menodongkan moncong pistol ke kepala Creeper. "Beritahu aku!! Dimana kau mendapatkan pemantik itu?! Beritahu aku atau aku bersumpah akan meledakkan kepalamu sekarang juga!"

"Hey! Hey! Foxter! Apa yang kau lakukan?" tanya Catty yang ada di seberangku. "Jika kau berteriak begitu, kau akan mengundang lebih banyak musuh, Fox." Aku menoleh padanya tanpa melepas cengkeraman tanganku pada kerah jaket pria kurus itu.

"Ya, tutup mulutmu, Fox!" ucap Creeper yang membuat dadaku naik-turun karena emosi. Tanpa sadar, tanganku langsung memukulkan bagian belakang pistol itu ke hidung Creeper hingga membuatnya menjerit. Tanganku yang lain menarik kembali kerah jaketnya dan bisa kulihat ada sedikit darah yang mengalir dari hidungnya. Jariku kini terasa gatal ingin menarik pelatuk pada pistol ini. Berani-beraninya dia bicara padaku dan seolah mengolok-olok namaku. Aku bahkan tidak bisa membayangkan apa yang sudah pria ini lakukan pada Blake. "Brengsek!"

"Foxter! Apapun yang akan kau lakukan berikutnya, kuharap kau sudah memikirkan hal itu baik-baik." Kini Mallet yang berbicara.

"Orang ini sudah menculik temanku!" ucapku dengan nada sangat kesal. "Dia harus merasakan akibatnya!!"

"Fox!" Aku merasakan besi yang dingin menempel ke bagian leherku diikuti oleh suara Meadow yang tenang namun mencekam. "Berhenti! Atau aku akan membuatmu untuk diam. Aku tak akan membiarkan kau melakukan sesuatu yang bodoh lagi."

"Tapi, dia– pemantik itu!" Tidak ada gunanya aku menentang. Akupun menurunkan pistol yang tadi kuarahkan ke kepala Creeper dan melepas kerah jaketnya dengan kasar. Pistol itu kuberikan lagi pada Catty. Begitu pula dengan Meadow yang juga menjauhkan katana-nya dariku. Kurasa dia sudah selesai mengeksplorasi bangunan ini. Dengan sekuat tenaga aku berusaha menahan emosiku. Mereka benar. Aku harus berpikir jernih. Aku tidak boleh mengambil salah langkah. Menembak mati pria ini sama artinya menghanguskan petunjuk yang ada. Jika tidak ada petunjuk, maka kesempatanku menemukan Blake sama dengan nihil.

"Katakan apa yang kau temukan!" ucap Meadow yang kini semakin mengeratkan ikatan tangan pada Creeper lalu menambahkan satu ikatan lagi pada kedua kaki pria itu dengan tali tambang tipis yang dia temukan lalu mengikatkan ujungnya yang lain pada tiang beton di dekat kami yang satu-satunya tidak roboh.

"Pemantik itu milikku. Aku menyimpannya di dalam jaketku lalu kuserahkan pada Blake sebelum dia menghilang," jawabku. "Dan tahu-tahu pemantik itu sudah ada padanya."

"Kalau begitu, aku akan mulai membuatnya bicara mengenai hal itu," jawab Meadow seraya menatap Creeper dengan sinis. "Kini giliranku, ya."

Kini aku hanya bisa duduk menjauh dari pria menjijikkan itu. Aku hanya bisa menarik dan menghembuskan napas berat guna mengurangi emosiku. Dengan cepat aku mengambil pemantik yang tadi tergeletak di lantai. Itu adalah satu-satunya benda berhargaku. Aku melihat ke arah benda itu di bawah cahaya temaram. Hanya ini satu-satunya yang kumiliki. Benda itu kusimpan di saku celanaku. Aku menoleh ke arah Meadow berada. Aku tidak tahu apa yang akan Meadow lakukan pada pria itu. Tapi, yang kutahu, dari tatapan sinisnya tadi, kurasa Meadow sedang merencanakan sesuatu. Meadow menarik lengan pria itu hingga berdiri lalu membawanya ke tempat cukup gelap yang ada di balik dinding toko ini. Tali tambang yang terikat pada tiang beton tadi masih mengikat disana karena ukurannya yang lumayan panjang dan bisa mengikat keseluruhan badan pria itu. Aku hendak menyusul namun Catty mencegatku lebih dulu.

State Of TetraxonsWhere stories live. Discover now